'Ajari gue cara meyakinkan hati dengan adanya orang yang menempati.'_Ari Devano_
UNBROKEN
.
.
.
.
"Nanti pulang sekolah ada guru les kamu Ri. Papa kecewa sama nilai ulangan kamu yang menurun. " ucap Devano sebagai kepala keluarga.Ari memutar bola matanya malas. Muak rasanya mendengar papanya yang terus kekeh akan nilai sekolah.
Ari juga butuh rehat. Selalu dipaksa untuk terus belajar, tanpa melihat waktu. Lelah? Pasti.
"Kamu harus lebih lebih serius lagi belajarnya. " tambah Devina menatap Ari serius.
"Sya, sarapan. "
Fasya menatap Ari sejenak, kembali membuang muka ketika melihat adanya Mama dan papanya.
"Fasya kenyang. " sahut Fasya berlalu begitu saja tanpa mengatakan ucapan sepatah katapun.
"Mama bosen liat keluarga kita yang renggang gini. " gumam Devina yang mendapatkan tatapan tidak suka dari Ari.
"Renggang? Mama nggak suka keluarga kita renggang? Papa juga? " tanya Ari menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
Sambil memakan porsi sarapan masing masing, Devano dan Devina serentak menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan Ari.
"Nggak suka kok diciptain. " gumam Ari tersenyum miring.
Devano menggertakan pisau makan dan garpu-nya. Kali ini dialah yang menatap Ari tidak suka.
"Maksud kamu apa ngomong gitu?! "
Tidak bisa mengontrol emosi, Devano spontan berdiri dari tempat duduknya dan langsung disusul Devina yang menenangkan.
Tidak hanya mereka, Ari juga berdiri menatap kedua orang tuanya tidak suka. "Tanpa kalian sadari, kalian berdua lah yang udah menciptakan kerenggangan keluarga. " ucap Ari meraih kunci mobil dan tasnya lalu beranjak pergi.
Memang, akhir akhir ini Ari dan Fasya tidak dekat lagi dari sebelumnya. Karna Ari yang terikat dengan belajar, dan Fasya yang selalu dibeda beda kan.
Devano menatap Devina yang tengah menenangkannya. Dadanya terasa sesak mendengar ucapan Ari yang menusuk.
"Argh.. "
"Sabar Mas, "***
Maya mengawali harinya dengan senyuman lebar. Hal itu tentu saja tidak membuat kalian heran karna keterbiasaan Maya.Entah kenapa moodnya hari ini sangat baik. Maya sangat semangat untuk menjalankan hari ini, dan semoga juga hari hari berikutnya.
Tok tok..
Maya menatap pintu kamarnya. Dirumah ini hanya ada dia, dan mamanya. Yaitu Fatma.
Tentu saja kalau bukan Fatma siapa lagi yang menjadi sang empu pengetuk pintu?.
"Iya ma, bentar. "
Plak..
"Aw.. "
Maya memegangi pipinya yang tertampar dengan kasar.
"Berani kamu ya sama mama?! "
"Aduh.. Ma lepasi Maya, aw.. " Maya merintih kesakitan karna rambutnya ditarik kasar oleh Fatma.
"Maksud kamu apa nyembunyiin ini semua dari mama?! Dasar anak nggak tau diuntung. "
Prang..

KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Teen Fiction'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...