MENSTRUATION

314 39 1
                                    


UNBROKEN
.
.
.
.

Aldo menghela napas pelan. Ada sedikit rasa kasihan dihatinya kala melihat gadis disampingnya yang tengah menangis tersedu sedu.

Dari tadi Maya sudah menghabiskan banyak tissue yang sudah diberikan oleh Aldo. Tapi tetap saja sang empu masih melanjutkan tangisannya tanpa henti.

"Hiks.. Hari ini aku dibilang pelakor sama mereka. Kemarin juga aku dibilang bodoh, dibilang-"

"Emang bodoh kok. Udah tau dihina bukannya ngelawan malah diem aja. Huft.. " gumam Aldo tapi bisa didengar jelas oleh Maya.

Mendengar gumaman Aldo itu Maya semakin terisak lebih keras. "Kamu malah nyalahin aku? " tanya Maya menatap Aldo.

Aldo yang tidak sadar Maya mendengarkan gumamannya itu langsung spontan terkejut.

"Enggak, maksudnya itu si Mona emang bodoh. " sahut Aldo tapi tidak berhasil memberhentikan tangisan Maya.

Maya menoleh, ia mengambil tissue nya lagi lalu kembali melanjutkan tangisannya.

"Hiks.. Semua orang disini jahat. " ucap Maya melirihkan suaranya.

Aldo terkekeh kecil dengan sifat Maya yang suka berubah ubah. Kadang galak, kadang manis kadang juga nyaris bak anak kecil.

"Semuanya tergantung sama lo nya aja. Kalo lo nggak pernah ngelawan mereka, itu tandanya lo lemah. Dan bakal terus tertindas. "

Maya menghentikan tangisannya, ia menatap Aldo yang sudah berdiri dari duduknya dana akan beranjak pergi.

"Aldo, mau kemana? " tanya Maya berhasil menahan pergelangan Aldo.

Sang empu yang merasa jalannya dihentikan, dia berdecak kesal.

"Mau pulang, ngantuk gue. " sahutnya enteng.

Maya membulatkan matanya sempurna. "Lah, kan belum waktunya pulang. " ucap Maya kembali yang tetap dihiraukan oleh Aldo.

"Aldo nggak boleh pulang dulu. Pulangnya kan masih nanti sore. "

Meskipun tidak mendapatkan sahutan dari Aldo, Maya terus berucap hingga nanti Aldo mau meresponnya.

"Lepasin gue May. " Aldo menatap pergelangan tangannya yang ditahan oleh Maya.

"Nggak! Ini kan belum waktunya pulang. " tolak Maya, mengeratkan genggamannya.

Aldo kembali berdecak kesal. Maya memang belum tahu jauh tentang Aldo, tentang Aldo yang suka bolos, tentang Aldo yang jarang masuk kelas, tapi dibalik semua itu nilai-nilai pelajarannya tidak pernah dibawah 90.

Hm kurang lebih seperti itu definisi Goodboy berkolaborasi Badboy.

Maya menghela napas pelan, "jangan pulang. Aku butuh teman, " ucapnya lirih tapi berhasil membuat Aldo menolehnya.

"Gue bukan orang baik buat jadi temen lo. Mendingan lo lepasin gue, dan biarin gue pergi. " tegas Aldo kini menepis tangannya dari genggaman Maya sedikit kasar.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang