SORRY

289 28 0
                                    

'Apapun kesalahannya, jika ada kemauan untuk meminta maaf, pasti kesalahanmu akan dimaafkan.'

_Mona Frianka_

UNBROKEN
.
.
.
.

Maya tersenyum kecil. Menceritakan kehidupannya sekarang memang sudah ada perubahan. Perubahan positif, dan perubahan negatif sudah Maya alami dan lewati.

Jika saja waktu bisa diulang kembali, Raini ingin sekali memutar waktu tersebut. Memutar waktu dimana saat ia membully gadis sebaik Maya, dan menjadikannya sebagai teman baik bahakan sahabat baik.

Ya, Raini adalah teman lama Maya. Teman satu SMA lamanya yang juga berperan dalam ceritanya. Dia Riani, sebagai penindas, dan ketua geng pembully.

Berbeda dengan ceritanya sekarang. Setiap orang pasti mengalami perubahan. Berubah dari yang buruk menjadi pribadi yang baik.

Selagi ia masih mempunyai waktu, mengapa tidak?. Begitupun dengan Raini, sekarang dia sudah meninggalkan kepribadian buruknya.

Meminta maaf kepada semua orang yang pernah ia sakiti, hingga membayar mahal perbuatan buruk yang ia perbuat.

Selama ini Raini juga mencari Maya. Mencarinya untuk meminta maaf kepada sang empu. Banyak sekali perbuatan perbuatan buruk yang Raini lakukan kepada Maya. Hingga kata 'maaf' pun tidak akan cukup untuk menghapus dosa-dosanya.

"Sekarang gimana sekolah lo yang sekarang? Masih jadi korban bullyan? " tanya Raini menyenderkan kepalanya disalah satu kursi caffe bersama Maya.

Mendengar pertanyaan Raini, Maya tersenyum. Tersenyum getir ketika mengingat perlakuan dari Mona yang ia dapatkan.

Maya menggelengkan kepala, "sekolah aku yang sekarang jauh lebih baik Rain. Semua temen temen baru aku juga baik-baik. " sahut Maya berbohong.

Tidak mungkin Maya akan jujur kalau itu untuk menjelekkan nama orang lain.

"May-"
"Iya? "

Keduanya saling menatap. Maya bisa melihat ada keganjalan dimata Raini, tapi tidak tersampaikan dan seperti sulit dijelaskan.

"Kenapa Rain? "
"A-enggak, gue ke toilet dulu ya. " izin Raini mengalihkan pembicaraan.

Ya benar. Sebenarnya ada satu keganjalan yang ingin Raini beritahukan kepada Maya. Tapi tampaknya saat ini bukanlah saat yang pas untuk menceritakan hal itu. Terlebih, pasti Maya juga masih sedih dan berduka karena baru kehilangan sosok seorang ayah.

***
"Na, itu Maya. Buruan mumpung sepi kita balas perbuatan yang kemarin. " ucap Tea berhasil menghentikan aktifitas Mona yang tengah memainkan ponselnya.

Jihan yang tengah sibuk membenarkan alis saja kini langsung berhenti, dan menatap Maya tajam.

"Kuylah tangan gue gatel nih. " ucap jihan langsung menghentikan langkah Maya.

"Eiittss.. Lupa ya kalo hari ini skorsing kita udah berakhir? " tanya Jihan dengan nada suara bermain main.

Maya mengerutkan dahi, jangankan lupa, mengingat kalau mereka sekolah disini aja Maya tidak mengingatnya kok.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang