LOWEST POINT

280 38 0
                                    


'Bisa gantikan posisiku sebentar? Hanya sebentar. Aku lelah dengan semuanya.'

_Maya Fereloite_

UNBROKEN
.
.
.
.


Plak..

Hening..

Ari cs membulatkan mata masing-masing karena tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Dan saat itu juga, Maya langsung menjadi pusat perhatian. Apa ini, menampar seorang Ari?.

Tamparan dari Maya memang bukan yang pertama kali, tapi sudah yang kedua kali Ari dapatkan.

Kalian ingat di part New School? Disana juga dengan terang terangan Maya menampar Ari. Dengan alasan yang sama, yaitu karena refleks.

"Aduh, ma-maaf aku nggak sengaja. " ucap Maya, menampakan wajah paniknya.

Sungguh, Ari tidak habis pikir dengan arah pikiran Maya. Gadis itu sangat aneh.

Dan Maya? Refleks yang ia ciptakan bukan karena terkejut dengan ucapan Ari melainkan karena tidak terbiasa dengan jarak wajah yang terlalu dekat.

Maya yakin, siapa saja kemungkinan besar akan bertindak seperti Maya meskipun itu hanya gerakan refleks.

"Gini nih refleks nya cewek pasti nabok. " ucap Vano berusaha mencairkan suasana.

Sebenarnya juga tidak terlalu menegangkan untuk momen ini. Ari juga tidak merasa tersinggung atau hal sejenisnya. Saat ini dia malah tertawa lepas menertawakan ekspresi wajah Maya yang sangat terlihat panik.

"Bisa nggak sih lo biasa aja. Muka lo tuh selalu berhasil bikin gue ketawa tau nggak. " ucap Ari yang mendapatkan raut wajah tidak terima dari Maya.

Terlebih dengan tepung yang memenuhi wajah Maya, hal itu berhasil semakin menambah aura menggemaskan.

"Enak aja! Gini gini juga kamu suka kan?! " tandas Maya pergi meninggalkan Ari dan teman temannya.

Setelah kepergian Maya, kini Ari yang langsung menjadi pusat perhatian oleh teman temannya. Semua orang menahan tawa karena kebungkaman Ari yang tidak bisa menyabut apa apa.

"Haha parah sih Bro. Maya ngena banget ya kalo ngomong. " tawa Galang yang mendapatkan anggukan setuju dari Riky dan Vano.

Vano merangkul bahu Ari, "pepet terus Ri. Gue yakin Maya juga suka sama lo. " semangat Vano meyakinkan Ari.

Riky? Dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Karena pikirannya saat ini hanya terpenuhi dengan makan gratis, makan gratis dan makan gratis.

Ari menatap punggung Maya yang mulai menjauh. Ternyata Maya mempunyai kemampuan tersediri. Kemampuan bisa menggerakkan hati Ari untuk terus mengaguminya.

Ari tersenyum samar, respon apa saja yang akan Maya berikan nanti, Ari janji akan menerimanya dengan baik.

***
Maya mengedarkan pandangan sekitar. Saat ini dia tengah berada dihalte bus dekat sekolah. Maya sudah terlambat pulang hari ini karena tadi ada kendala sedikit diruang kepala sekolah.

Kendala, Maya dimintai penerangan tentang kasus pembullyan itu.

"Ah pasti papa udah nungguin, " gumam Maya menatap layar ponselnya yang mati.

Baterai ponselnya juga habis. Maya lupa me-charger ponselnya tadi karena semalam ia gunakan untuk mengerjakan tugas.

Tiba-tiba deru motor mulai terdengar jelas ditelinga Maya. Saat Maya menoleh, saat itu juga ia berhasil mendapati Aldo dan Ari yang melajukan motornya ke arah Maya.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang