UNBROKEN
.
.
.
.Semua orang tenggelam kedalam ketegangan masing-masing. Menunggu berjam jam, dokter yang keluar dari ruang operasi.
Menunggu hasil dimana hasil itu menyatakan gagal atau berhasilnya operasi yang berlangsung.
Raini menatap ruang operasi yang tertutup rapat. Berdoa, semoga operasi Maya berjalan dengan lancar.
5 jam semua orang rela menunggunya. Ari, Aldo, Riky, Vano, Galang, Raini dan Fatma. Tengang lah yang saat ini mereka semua rasakan.
Lima jam bukanlah waktu yang sebentar dalam situasi seperti ini. Dan tidak lama kemudian, bel dari dalam ruangan berbunyi nyaring menandakan operasi telah berakhir.
Lima menit setelahnya, seorang wanita berstatus dokter itu keluar ruangan. Membuka pelindung tangannya, lalu memperlihatkan wajah sedihnya.
Melihat keluarnya Vanika dari ruang tersebut, serentak semua orang langsung bangun. Dan saat itu juga, Fatma langsung melancarkan aksinya dengan bertanya.
"Bagaimana kondisi putri saya dok? " tanya Fatma yang diangguki kepala oleh semua orang.
Entah sengaja atau tidak sadar, Raini langsung menggenggam erat-erat telapak tangan Aldo. Tentu saja hal itu membuat sang empu langsung menatap Raini yang tengah memejamkan kedua mata rapat-rapat.
Merasa dirinya diberi pertanyaan, saat itu juga Vanika langsung menatap sang empu yang menanyakan hasil operasi Maya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, kami juga sudah memberikan yang terbaik untuk pasien tapi.. "
Sungguh, penjelasan Vanika itu benar benar menggantung semakin menambah kecemasan semua orang bertumpuk.
"Tapi apa dok? " kali ini Ari yang bertanya.
"Operasinya failed. "
Degg..
Fatma membulatkan matanya sempurna. Terkejut? Tentu. Kakinya melemas spontan merobohkan tubuhnya.
"Tante, tante tenang tante. " ujar Raini yang entah kapan air matanya langsung mengalir bebas.
Ari menatap ruang operasi yang terbuka lebar. Kakinya melangkah pelan mendekati Maya yang didalamnya tengah terbaring lemas tak sadarkan diri.
"Sabar Ri, mungkin ini memang yang terbaik buat Maya. " ucap Galang mencoba untuk menguatkan temannya.
Tepat diambang pintu, Ari mengedarkan pandangan sekitar. Didalam ruang operasi itu gelap. Sangat gelap. Dimana Maya? Semuanya tidak bisa dilihat dengan jelas karena lampu seperti sengaja dimatikan.
"Dimana Maya? Kenapa gelap begini? " tanya Ari yang diikuti Galang dari belakang.
Sebelum Ari melanjutkan langkah selanjutnya, saat itu juga tangan seseorang langsung menahannya tepat dipergelangan tangan.
"Tunggu, " lirih seseorang yang ternyata adalah perawat laki-laki yang menatap Ari dan Galang antusias.
"Kenapa? " bukan Ari yang bertanya melainkan Galang.
"Orang lain dilarang masuk karena hanya keluarga pasien yang bisa masuk. " sahut perawat laki-laki itu serius.
Ari menyerngit. Jelas dia tidak terima dengan larangan itu. Setau Ari, rumah sakit mana saja pun tidak ada sebuah larangan yang ingin bertemu dengan pasien. Kecuali kalau memang ada jadwal jenguk.
"Saya pacarnya! Dan anda, tolong lepaskan tangan saya. " tegas Ari menepis kasar tangan perawat itu.
Tidak mau kalah, sang empu yang merasa dikekang ia kembali menarik tangan Ari kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Fiksi Remaja'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...