UNBROKEN
.
.
.
."Gisel? "
Semua orang kini tertuju dengan Maya dan gadis bernama Gisel yang dipanggil Maya.
Apa mereka saling kenal?.
"Wah, berani juga ya lo dateng kesini. Udah kabur, dateng lagi. Nggak malu lo? " tanya Gisel melipat kedua tangannya ke depan.
Bukan hanya Ari yang tidak suka dengan pertanyaan Gisel. Bianca juga, dia kini tengah menetralkan emosinya yang hampir saja ingin menjambak rambut sang empu sampai rontok.
"Maksud lo apa ngomong gitu sama pacar gue? " kali ini Ari yang bertanya.
Mendengar pertanyaan Ari, Gisel langsung ternganga tidak percaya.
"Pacar? "
"Ya, dia pacar gue. Dan gue nggak suka lo ngomong kasar sama dia! " tegas Ari menarik tangan Maya untu terus berdekatan.Mencoba bersikap biasa, kini Gisel kembali dengan tatapan remehnya.
Tatapan remeh itu bukan dia berikan untuk Ari melainkan untuk Maya.
"Beruntung banget ya lo dapet cowok seganteng dia. Gue yakin sih dia pasti cowok famous di Garuda. Tapi kayaknya lo nya enggak deh. " ucap Gisel dengan tawanya yang renyah.
"Dan lo, gue salut sama lo. Baru kali ini ada cowok ganteng mau jadiin Maya pacar. Lo tahu kan kalau Maya-"
"Apa? Maya mantan siswa yang menjadi korban bully? Ya, gue tau. Kita juga tau. Seenggaknya derajat dia lebih tinggi daripada lo yang nggak punya tata krama! " tandas Aldo membela Maya.
Kini Bianca yang turun bicara, "dahlah, lo cantik. Tapi munafik. Adakah yang mau debat sama dia? Ah gue yakin pasti nggak ada satupun yang minat. " lanjut Bianca memainkan rambut Gisel.
Wait, Ari tengah berpikir. Korban bully? Apa Maya pernah sekolah disini?. Bagaimana bisa Aldo bisa tahu banyak tentang Maya dan dia tidak?.
Ari sempat menatap Maya sejenak. Tapi langsung ia akhiri dengan membawa Maya pergi yang diikuti Aldo bersama Bianca dari belakang.
"Iiih ngeselin! " decak Gisel menatap kepergian Maya dan ketiga temannya.
***
Setelah menunggu lama bu Friska dan pak Andika, akhirnya kedua manusia itu datang juga.
Keduanya sangat tergesa-gesa mendekati muridnya untuk mengarahkan arahan baru.
"Lima menit lagi lomba dimulai. Belajar yang bener, sekolah hanya mengandalkan kalian. " ucap Friska tersenyum kecil.
Keempat anak muridnya itu saling menukar pandangan.
"Ternyata perlombaannya dilaksanakan didalam ruangan. Di aula ada yang tahu tempatnya dimana? " tanya Andika yang langsung mendapatkan acungan tangan dari Maya.
"Saya pak, "
***
Sesampainya didepan aula, kini mereka diperintahkan untuk menunggu sebentar sampai perisapan siap.Dari tadi telinga Maya panas mendengar nama Ari terus diteriaki kaum hawa.
Terlebih sang empu juga menanggapinya. Argh menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Teen Fiction'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...