MOMMY

327 27 0
                                    

'Kelemahannya adalah, ketika orang yang dia sayang terluka.'

_Raini_

UNBROKEN
.
.
.
.

"A-ari, " panggil Maya gugup, namun berhasil memberhentikan langkah Ari.

Saat itu juga Ari langsung menoleh terpaksa. Ia menatap Maya dari atas sampai bawah dengan tatapan malas.

Tanpa membuang buang waktu, Maya langsung mendekat. "Mona gimana, dia udah sadar?" tanya Maya karena tadi dia dilarang masuk UKS.

Mendengar pertanyaan Ari langsung tersenyum miring. "Peduli apa lo sama dia? " tanya Ari balik membuat Maya terkejut.

"Peduli apa? Ya jelas peduli lah. Kalo aku nggak peduli aku nggak bakal ya nanyain kondisi dia. "

Keduanya saling menatap. Antara tatapan sengit dan tatapan bingung mendapatkan pertanyaan nyelneh.

"Kalo lo peduli, lo nggak bakal nyakitin dia sampai pingsan nggak sadarkan diri. " tegas Ari masih menatap Maya dengan tatapan tajam.

Entah apalagi masalah yang dia dapat, Maya benar benar tidak tahu dengan permasalahan permasalahan yang ia dapat.

"Ri, semuanya terjadi gitu aja. Aku nggak juga nggak nyangka kalau aku bakal-"
"Lalai ngelukain temen sendiri?! "

Maya terlonjak kaget. Terkejut? Tentu. Ini adalah kali pertama Ari menyentaknya dengan sangat kasar.

"Oh gue tau. Lo pasti punya balas dendam kan sama Mona? Lo masih marah kan karena tadi gue nyium Mona? Ah iya gue lupa. Lo pasti ngelampiasin amarah lo dengan cara ngelukain Mona kan?! " tuduh Ari menatap Maya tajam.

Maya menatap Ari tidak percaya. Keduanya saling beradu pandang, lalu langsung diakhiri Ari yang pergi dan membuang muka.

***
Raini menghela napas pelan. Apa yang harus dia katakan kepada Maya? Haruskah dia mengatakan kalau..

"Hai Rain. " sapa Maya yang baru saja datang dengan Aldo.

"Hai May. " balas Raini tersenyum kaku.

Yang kedua kalinya Raini menghela napas pelan untuk menetralkan dirinya. Ia memperhatikan Aldo, mengulurkan senyum tapi tak dibalas oleh sang empu.

"Dih sombong amat. " gumam Raini sambil mengerjakan aktivitasnya.

Maya menoleh kebelakang, tampaknya dia paham dengan apa yang Raini maksud.

"Kenapa? " tanya Maya membuatkan satu cangkir kopi khas.

Raini hanya mengedikkan bahu, menjulurkan lidah namun masih tetap aman didalam mulut.

"Itu loh si ekhem. " sahut Raini tanpa menoleh sedikitpun untuk menatap Aldo.

Maya terkekeh kecil, "ah iya itu abang galak."

Setelah selesai membuatkan Aldo satu cangkir kopi, setelah itu juga Maya langsung membawakan pesanan sang empu ke mejanya.

"Silahkan tuan, " ucap Maya yang mendapatkan jitakkan dari Aldo.

"Lah, lo mau kemana? " tanya Aldo menatap Maya yang akan pergi.

Maya terkekeh dibuatnya, "Al, aku ini kerja. Bukannya duduk-duduk doang bareng kamu yang cuma pelanggan. " sahut Maya menggelengkan kepala tidak habis pikir.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang