UNBROKEN
.
.
.
.Maya tidak punya tujuan kemana dia harus pergi sekarang. Mengapa Fatma dengan mudahnya langsung mengusir Maya tanpa alasan yang jelas?.
"Nih, minum. " ucap Ari memberikan satu botol air mineral untuk Maya.
Dengan senang hati Maya langsung menerimanya, "makasih Ari, " ucap Maya dengan senyuman lebarnya.
Ari menganggukkan kepala. Ia juga tersenyum kecil memperhatikan Maya yang tengah meminum airnya. Meskipun saat ini Maya tengah berada dititik rendah, tapi disaat ini juga Ari bisa melihat Maya yang masih bisa tersenyum.
Ari yakin, siapa saja yang melihat Maya saat ini, mereka pasti tidak akan menyangka ternyata Maya adalah salah satu orang yang menyimpan penderitaan.
Ari memang belum tahu jauh tentang Maya. Tapi sifat Maya yang kuat dan tangguh dalam menghadapi masalah itu, yang membuat Ari semakin tertarik dengannya.
"May, lo nggak sedih? " tanya Ari, menyelipkan poni panjang Maya yang menutupi sebelah kanan mata Maya.
Apa yang saat ini Maya rasakan? Guguplah tentu.
Maya tersenyum kecil, "aku sedih Ri. Bukan karna aku diusir sama mama. Aku sedih karna nggak tahu salah aku dimana. " sahut Maya tersenyum getir.
"Tapi seharusnya mama lo nggak lakuin hal itu. Apapun masalahnya, harusnya dia bisa selesaiin baik baik secara keluarga. "
Maya menatap Ari. Tak luput dengan senyumannya, Maya kembali meneguk minumannya sambil menatap arah depan dengan tatapan kosong.
"Mungkin salah aku udah kelewatan. Mama nggak bisa jelasin kesalah aku karna nggak mampu ngucapin kejelekan anaknya. " ucap Maya, kali ini menatap Ari lebih lama.
"Seyakin itu lo sama nyokap lo? " tanya Ari, Maya mengangguk.
"Ya, aku yakin. Aku sayang sama mama, begitupun sebaliknya. Mama pasti sayang aku. "
"Meskipun kadang sering berlaku kasar." sambung Maya dalam hati.
Maya masih setia menatap Ari, keduanya saling menukar pandang satu sama lain.
"Nggak ada orang tua yang benci sama anaknya. Terlebih seorang mama, mereka nggak bakal sanggup buat benci sama anak-anak mereka. " ucap Maya kembali, berhasil membuat Ari tersentuh.
Ari langsung mengakhiri pandangannya menatap Maya dengan membuang muka, "tapi nyokap bokap gue beda. Mereka selalu ngekangin gue buat terus belajar. Dan gue nggak suka itu, "
Dengan keberanian yang sudah Maya kumpulkan dari tadi, kini Maya mengelus punggung Ari yang berhasil membuat Ari kembali menatap.
"Harusnya kamu beruntung punya orang tua yang selalu dukung kamu dengan cara menyuruh belajar. Kamu tahu? Diluar sana pasti banyak anak seumuran kita yang ingin merasakan posisi kamu yang selalu mendapatkan perhatian orang tua. "
Maya menjauhkan tangannya dari punggung Ari. Seketika Maya menjadi teringat dengan cerita Fasya yang selalu dibanding bandingkan dengan saudaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Teen Fiction'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...