Jaemin menggenggam tangan Jeno yang dingin, merasakan setiap napas terakhir yang semakin lemah. Suara tembakan dan teriakan memudar di latar belakang seiring fokusnya hanya tertuju pada Jeno, yang kini berjuang di ambang kesadaran. Sementara itu, Ivy, Karina, dan yang lainnya melindungi mereka sekuat tenaga, memastikan tidak ada penyerang yang bisa mendekat.
"Jeno... please," bisik Jaemin, suaranya bergetar. "Please.. pleasee.. don't leave me.. Please.. ." Suara Jaemin terputus merasakan dirinya tak bisa bernafas melihat kondisi Jeno di depannya. "I'm sorry.. Please.. I won't be mad anymore.. please.."
Jeno membuka matanya perlahan, menatap Jaemin dengan pandangan yang redup tapi penuh ketenangan. Bibirnya bergetar, berusaha berkata sesuatu meskipun suaranya hampir tak terdengar. Dengan susah payah, ia menelan napas yang nyaris terputus, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk berbicara.
"Nice to see you all again, guys." Ujar Siwon yang muncul dai balik barikade yang sudah terbuat selagi mereka fokus pada Jeno.
Jaemin mendongak dengan tatapan tajam begitu suara Siwon terdengar di telinganya. Wajah Siwon tampak dingin dan penuh kepuasan, seolah menikmati penderitaan yang tergambar di depan matanya. Senyum sinisnya menguatkan rasa benci yang sudah lama bersarang dalam diri Jaemin, membuat kemarahannya semakin membara.
Ivy dan Karina segera mengambil posisi defensif, mengangkat senjata mereka dengan waspada. Namun, mereka menyadari bahwa situasi semakin mendesak; Siwon tidak datang sendirian. Di balik barikade, beberapa anak buahnya muncul, bersiap menghabisi siapa saja yang berani melawan.
"Siwon," Ivy menggeram, matanya menyala penuh amarah. "Kau tidak akan lolos kali ini."
Siwon tertawa sinis menatap Ivy, dengan tatapan licik penuh ejekan. "Lolos?" Siwon menyeringai sambil melipat tangan, matanya menelusuri Ivy dengan pandangan menghina. "Kau sungguh berpikir bisa mengkhianatiku dan pergi begitu saja? Hebat, Ivy. Kau yang menyarankan untuk mencari pengkhianat dalam kelompok kita, ternyata orang itu justru kau sendiri. Terlihat pintar, namun bodoh."
Ivy mengangkat alis, tidak terpengaruh dengan ejekan Siwon. "Aku tahu risikonya sejak awal," katanya dingin. "Dan aku tetap memilih melakukannya."
Siwon mencibir, tatapannya beralih ke Jaemin yang masih menggenggam tangan Jeno. "Lihat kalian, begitu rapuh dan terpecah-belah. Lihat apa yang terjadi pada Jeno karena keputusannya sendiri! Hanya soal waktu sampai kalian semua jatuh satu per satu."
Jaemin mendesah tajam, menatap Siwon dengan kebencian yang mendalam. "You talk too much, Siwon," gumamnya dingin.
Di tengah ketegangan itu, suara mesin terdengar semakin mendekat, memekik tajam di tengah pertempuran. Dari balik barikade Siwon, mobil lapis baja tiba-tiba muncul dan melaju dengan kecepatan tinggi. Tabrakan keras menghantam formasi anak buah Siwon yang sedang mengepung, menciptakan kekacauan besar di sekitar mereka. Mark dan Doyoung terlihat di dalam mobil, fokus menerobos barisan musuh tanpa ragu dan tersenyum puas setelah melindas manusia-manusia didepannya.
Dengan kebisingan yang tercipta, Jaemin tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan kecepatan dan amarah yang menggila, ia menerjang maju dan melayangkan tinjunya tepat ke wajah Siwon. Siwon yang terluka di kakinya tak sempat bereaksi, tubuhnya terhuyung saat tinju Jaemin menghantamnya berulang kali bahkan sebelum ia sempat menarik trigger pistolnya. Siwon juga tak menyangka tinjuan Jaemin terasa begitu keras dibandingkan tubuhnya yang terlihat lembut.
Jaemin tak berhenti, menyalurkan seluruh kemarahan dan rasa sakitnya dalam setiap pukulan. Tinjunya menghantam wajah Siwon lagi dan lagi, hingga darah mulai mengalir dari sudut bibir dan hidung Siwon. Siwon mencoba menangkis, tapi Jaemin seperti tidak terhentikan, membalas setiap hinaan, setiap kebencian yang telah Siwon tanamkan di hatinya selama ini.
"Inilah kenapa kau tidak seharusnya banyak bicara didepan musuh," teriak Jaemin di antara pukulan yang ia layangkan. "Ini untuk Jeno!"
Saat Jaemin menyerang Siwon dengan seluruh amarah yang membara, tim yang lain secara otomatis membentuk pertahanan di sekitarnya, memastikan tak ada satu pun orang yang bisa mendekat dan mengganggu Jaemin. Karina, dengan senapan terangkat tinggi, berdiri sedikit di depan, membidik setiap anak buah Siwon yang mencoba mendekat. Matanya tajam dan fokus, tak membiarkan apa pun mengalihkan perhatiannya dari melindungi Jaemin.
Sementara itu, Jaehyun dan Johnny berusaha menghalau sisa anak buah Siwon yang masih mendekat. Meski Johnny masih merasakan mati rasa di sisi wajahnya dan Jaehyun masih sedikit terbatuk darah, mereka bertempur dengan tekad yang kuat. Johnny, yang biasanya santai, menampilkan sisi seriusnya, memastikan bahwa siapa pun yang mendekat langsung mendapatkan perlawanan.
Di saat yang sama, Doyoung dan Mark, yang telah keluar dari mobil lapis baja, menempati posisi strategis di dekat Jaemin. Mereka berdua tak hanya memastikan tak ada yang mendekat, tetapi juga berjaga-jaga terhadap penembak musuh yang bersembunyi di balik bayangan bangunan. Mark dengan sigap mengawasi dari satu sisi, sementara Doyoung berada di sisi lainnya, menyiapkan senjata dengan posisi siaga penuh. Dengan mobil yang penuh senjata rifle di dalamnya, mereka membabi buta menembak orang-orang yang berlarian dan tidak sempat mereka lindas sebelumnya.
Ketika Jaemin tak henti menghajar Siwon, Ivy sesekali melirik ke arah mereka, memastikan semuanya masih aman. Dia tidak mengatakan apa-apa, namun sorot matanya menunjukkan dukungan pada Jaemin, seolah-olah ia memahami betapa Jaemin perlu melampiaskan dendam dan rasa sakitnya pada sosok Siwon.
Saat Jaemin mulai kelelahan dan tinju-tinjunya melambat, Karina memberikan sinyal kecil kepada tim untuk segera bergerak. Johnny dan Jaehyun mendekat, siap untuk membawa Siwon dalam keadaan terkapar dan tak berdaya. Doyoung menarik nafas lega dan melihat ke arah Mark yang memberinya anggukan kecil, tanda bahwa mereka siap untuk bergerak kembali ke dalam mobil.
Akhirnya, Jaemin berhenti, tubuhnya bergetar karena kelelahan dan amarah. Ia menatap Siwon yang tak lagi bergerak dengan pandangan dingin, menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Perlahan, ia berbalik dan mendekati Jeno yang masih terbaring lemah di tanah.
Mark dan Doyoung melihat Siwon yang terkapar dengan terkejut namun puas. Ivy segera memberi tanda pada mereka, dan bersama-sama mereka mengangkat Jeno ke dalam mobil, memastikan semuanya siap untuk pergi.
Setelah itu, Jaemin menyusul dengan menyeret kerah baju Siwon yang sudak tak sadarkan diri. "Sepertinya ada banyak orang di basecamp yang akan senang dengan hadiah ini." Ujarnya dingin sambil melihat Jeno yang terkulai di dalam mobil.
To Be Continued..
Jangan Lupa Like and Comment nya ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bond IN Bondage S2 || Nomin~
Fiksi Penggemar"Take one more step and I swear I'll kill you." Ujar Jaemin dengan raut wajah tenang namun membawa nafsu membunuh di matanya. "Be good and I'll bring you to Cloud Nine." Ujar Jeno. _BXB _Boys Love _Hardcore _BDSM _Torture _Punishment _Thriller BUKAN...