pagi menjelang sisa khawatiran masih ada di diri Ara, karena putrinya tak kunjung datang atau pulang kerumah. kaki Ara, sudah bulak balikan kekamar Mina, berharap bawa putrinya itu pulang tanpa dia tau, Tapi hasilnya masih tetap sma.
kamar Mina, kosong molongpong.
"ehh. Itu anak kemana? semalaman tidak pulang. aku semakin khawatir" gumannya sambil mondar mandir bak setrikaa.
Sementara Tael, yang sedang berdiri di atas menumpangkan kedua tangannya di atas tiang tangga hanya geleng kepala, melihat Ara, begitu khawatir terhadap putrinya.
Lelaki Yeon itu berjalan menuruni anak tangga hingga sampai di belakang Ara, lalu dengan sigap tangannya memeluk pingga ramping Ara, sampai wanita itu terkejut karena tidak menyadari jika suaminya berada di belakang.
"Kau membuatku kaget Tael," ucap Ara.
"sebenarnya aku tidak membuatmu kaget. Hanya saja kamu tidak menyadari aku di belakangmu, Makanya kamu kaget." elak Tael, menamparkan dagunya di bahu Ara.
"Putri kita sampai sekarang belum pulang Tael. Taehyungpun tidak ada kabar, dimana mereka sekarang?? aku takut sesuatu terjadi pada mereka...." guman Ara, terus saja berucap kata-kata yang membuat Tael, ikut khawatir.
"Apa kamu sudah telpon Mina lagi? siapa tau saja hp Mina, sekarang aktip" usul Tael.
"Benar Juga" ucap Ara, langsung merogok hp dari saku bajunya.
.
.
.
.
.Di kursi rumah sakit Mina, menyenderkan punggunya kesenderan kursi, tetapannya seperti seseorang yang bingung penuh dengan pikiran, wajahnya lesu dan kusut, seperti tidak ada semangat hidup.
"Hpmu, sudah aku cas" ucap Taehyung, menyodorkan hp kehadapan Mina.
"Emhh. Terimakasih Oppa," ucap Mina, bersamaan dengan senyuman tulus.
"kabari ibumu, mereka pasti sangat menghawatirkanmu" usul Taehyung, mengingatkan.
"Ya ampun, benar Kata Oppa. Eomma, sama Appa, pasti sangat khawatir. ini semua gara-gara Oppasih, jadinya aku lupa mengabarkan Eomma," cerocos Mina, membuat Taehyung, bingung.
"Kenapa harus gara-gara aku? dimana salahku?" tanya Taehyung, dengan pikiran bingung.
"salah Oppa, jika Mina, sudah bersama Oppa, Itu selalu lupa segalanya. Karena Oppa, itu mengalihkan dunia Mina, sampai aku hanya pokus sama Oppa," jawab Mina, dengan bucinnya yang kumat.
Taehyung, menghela nafas sabar menghadapi keponakan yang bucinnya tinggi, mesumnya minta ampun.
"Terserah kamu saja" ucap Taehyung, ingin pergi namun dihalangi oleh tangan Mina.
"tunggu Oppa," tahan Mina.
"Ada apa lagi?" tanya Taehyung, kesal.
"I Love calon idamanan Mina," ucap Mina, sambil mencium punggung telapak tangan Taehyung, lalu berdiri dan langsung lari begitu saja.
"MINAAAA!" Teriak Taehyung, geram.
Sementara orang yang punya dosanya hanya senyam senyum seolah puas membuat Taehyung kesal. Kini Mina, duduk di kursi Lobi, tangannya memegang hp bersiap ingin menelpon sang ibu, tetapi Ara, sudah lebih dulu meneleponnya.
"Hallo Eomma," sapa Mina, dari sebrang sini.
"Kamu kamana saja? semalaman Eomma, tidak bisa tidur karenamu. semalam kamu tidur di mana? Dan sama siapa kamu tidur?" pekik Ara, dari sebrang sana dengan pertanya bertubi-tubi membuat Mina, menjauhkan hpnya dari telinganya.
"Sama Taehyung Oppa," celetuk Mina.
"APA? kau tidur bersama pamanmu...." teriak Ara, kaget.
"Ehh, Maksudnya Bu-bukan begitu. pertayanya satu-satu dong Eomma, jadinya Mina bingung jawabnya" elak Mina.
"Sekarang kamu dimana?" tanya Ara, serius.
"Di rumah sakit" jawab Mina.
"Apa di rumah sakit? siapa yang sakit?"
"Cekk, nanti Mina, certain sama Eomma, kalo Mina, dan Oppa Taehyung, sudah di rumah" jawab Mina, dan Langsung saja mematikan sambungan telponnya.
Memang tidak sopan Mina, ini.
.
.
.
.
.12.30 Siang Waktu Korea.
Mina, dan Taehyung, sedang makan di kantin rumah sakit, keduanya saling melahap makanan masing-masing sampai Mina, selesai makan dan Taehyung, masih belum selesai.
Tanpa Taehyung, sadari jika saat ini Mina, sedang memperhatikan Taehyung, makan. makanan yang Taehyung, makan saat ini adalah mie ramyeon, ketika Mie itu di seruput oleh bibir Taehyung, sumpah demi apa bibir Taehyung, sangat menggoda di mata Mina.
belum lagi kancing kemeja atas Taehyung, yang terbuka dan jidat yang penuh dengan keringat karena pedas dan panas dari mie, membuat Mina, seolah tak bernafas, Dan otak mesumnya itu sepertinya bakal kumat lagi.
"Oppa," panggil Mina, dengan wajah yang di tahan di atas tangannya.
"Emhhh" jawab Taehyung, seadanya.
"Kenapa bibirmu sangat sexy, jidatmu berkeringat, dadamu terbuka seperti itu, rasanya aku tidak sabar memilikimu Oppa," guman Mina, ceplas ceplos, membuat Taehyung, tersedak air mie.
"Apa yang kamu bicarakan? berhenti menghayal, karena hanyalan itu tidak akan pernah terjadi" ucap Taehyung, pedas sampai menghayati hati Mina.
Tetapi Mina, tidak peduli dengan ucapan tajam setajam silet, ucapan pedas, sepedas api mereka dari Taehyung. Mina, benar-benar tidak peduli. Yang Mina, pedulika dan yang Mina, tau dia, sangat mencintai Taehyung.
Katakan jika Mina, egois hanya mementingkan perasa dan hatinya saja, Tapi bagai mana lagi ini yang dinamakan cinta, harus berjuang dan berkorban hingga akhir.
"Oppa, bagai mana jika hanyalanku menjadi keyataan suatu saat nanti? apa kau akan tetap bersikap seperti ini kepadaku?" tanya Mina, membuat Taehyung, menghentikan acara makanya dan langsung menatap Mina, serius.
"Tidak mungkin. tetap tidak mungkin! walau kau terus menunggu hanyalan itu jadi yata, rasanya tidak mungkin. Dan jika sikapmu akan terus seperti ini, maka jangan salahkan aku, jika aku justru semakin menjauh darimu" jelas Taehyung, serius kemudian pergi begitu saja.
"Ya, aku akan tetap menunggu, Dan akan terus bersikap seperti ini, karena tidak ada yang tidak mungkin bagiku, apalagi kau bukan pamanku Oppa," guman Mina, pelan sambil menatap punggung Taehyung, bersamaan dengan derayan air mata yang tak sengaja menerobos keluar.
.
.
.
.
#TBCmaaf pendek ya, Soalnya nulisnya buru-buru Harap mengerti aja kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌚Sepupu Mesum🌚 End✅
Novela JuvenilMencintai pamannya sendiri adalah sebuah keingina terbesar bagi seorang Yeon Mina, menaklukan hati seorang pria yang berbeda 8thn darinya adalah sebuah prioritas dalam kehidupannya. tak peduli seberapa besar ia harus melewati celah rintangan, ketika...