Rasa Cinta.

1.3K 48 0
                                    

Dua bola mata itu terbuka menatap atap langit yang berwarna putih soft, jari-jemarinya bergerak kecil karena tangannya masih terbelit oleh selang impuls.

Wajahnya mulai bergerak ke kanan, melihat sebuah sofa berwarna hitam, dengan satu tas sekolah yang tergeletak di sana namun entah kemana pemiliknya.

Lalu dia meririk kembali ke sebelah kirinya tercium bau obat dan hawa-hawa rumah sakit,  dan Taehyung, menyadari jika saat ini dirinya sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

Taehyung, berusaha bangun dan menyenderkan punggungnya di bagian bantal dengan kepala masih terasa pusing di tahan oleh tangan kanannya.

"Apa yang sudah terjadi?!" Bingungnya mencoba mengingat sesuatu hal.

Dan hal terakhir yang dia, ingat di mana pundaknya di pukul keras oleh seseorang yang menyerangnya secara tiba-tiba itu, dan seorang lelaki menolong dirinya dan Mina.

Mengingat soal Mina, sekarang Taehyung, jadi menghawatirkan keponakannya itu, karena setelah dirinya di pukul dia, tidak ingat apa-apa lagi.

"Dimana sekarang Mina?" guman Taehyung, pelan ingin turun dari ranjangnya untuk mencari Mina.

Namun baru saja kakinya turun sebelah kiri, hp Taehyung, yang di simpan oleh Mina, di atas nakas sebelah kanan Taehyung, berdering menandakan sebuah telpon masuk.

"Hallo?"

"Bagaimana kabarmu? Masih terbaring lemah di rumah sakit heum? Atau kau mulai jadi lelaki payah yang tidak bisa di andalkan oleh kekasihmu itu"

Mendengar ucapan itu Taehyung, sudah bisa menebak siapa seseorang di sebrang sana, tentu orang yang selalu menerornya.

"Apa maksud dan tujuanmu mengancamku seperti ini?" Pekik Taehyung, tidak tahan dengan semua teroran ini.

"Apa kau tau? Seorang lelaki yang saat ini sedang dengan pacarmu Mina, dia bagian dari kami. Dia akan menghancurkan keluargamu dan kekasihmu itu" ancamannya seolah mengadu-dombakan Taemin.

"Apa?" Kaget Taehyung.

Ucapan Johnny, di sebrang sana membuat Taehyung, berpikir keras. Apa lelaki yang di maksud Johnny, adalah lelaki yang sudah menolongnya? Tapi bagaimana mungkin dia orang jahat? Apa semua yang dia lakukan sandiwara?

"Kau yang payah. Hanya mengandalkan seseorang untuk menghancurkan aku. Tidak turun tangan sendiri"

"Hahaha. Untuk apa aku turun tangan? Karena aku masih banyak anak buah hebat untuk memusnahkan'mu Yeon atau Kim Taehyung"

"Kim? Apa maksudmu Kim?"

Belum selesai Taehyung, berbicara namun sambung telponnya langsung di matikan oleh sebelah pihak, dan terdengar jelas oleh Taehyung, suara kaki yang akan masuk.

Dengan cepat dia kembali menaruh hpnya di tempat asal, kemudian dia kembali tidur seolah belum sadarkan diri, dan benar saja yang masuk itu adalah Mina, dan Taemin.

Taehyung, kembali membuka matanya. Ancaman kemari di rumah sakit membuat dia tidak bisa tidur. Jadi kalian taukan apa alasan Taehyung, begitu dingin dan cuek terhadap Taemin.

Dan Taehyung, terlalu khawatir kepada Mina, sampai-sampai dia menyuruh Mina, untuk tidur di kamarnya. Karena ancaman itu terus datang melalui pesan kepada Taehyung.

Yang paling Taehyung, kesal. Ancaman yang di berikan kepadanya terus mengarah kepada Mina, seolah-olah Mina, adalah kelemahannya. Namun jujur Taehyung, lemah jika Mina, yang terancam.

Lelaki Yeon, itu mengubah posisinya menjadi duduk, Memandang lekat dengan dua bola mata elangnya, seorang gadis yang tubuhnya tertutup oleh selimut tebal berwarna putih, hanya bagian wajah saja yang terlihat saat ini.

Taehyung, bangun dan berjalan mendekati Mina, berjongkok menatap wajah Mina, secara lekat dan dekat. Sebuah senyuman hangat di bibir Taehyung, mengembang tangannya mengelus lembut wajah halus Mina.

"Kau tau Mina, satu Minggu kurang kau telah menumbuhkan sebuah rasa di hatiku. Bahkan ini masih kurang satu minggu, tapi kau sudah berhasil membuat aku nyaman di dekatmu dan khawatir ketika jauh darimu. Aku rasa, aku mulai mencintaimu"

Bisikan kata-kata itu di ucapkan tulus oleh Taehyung, dan tanpa sepengetahuan Mina, bibir Taehyung, berhasil menempel di bibir seksi Mina, yang berwarna merah ceri itu.

Setelah puas mencium bibir Mina, lelaki itu menyenderkan kepalanya di bagian sisi kasur dengan tangan kanan memegang erat kelima jemari Mina, dan tidur setelahnya.
.
.
.
.
.

"Kapan kau akan menjalankan rencananya?" Tanya Mark, pada Leana.

"Sabar sedikit. Apapun juga jangan gegabah harus cerdik" jawab Leana, yang kesal terhadap Mark, karena tingkat emosinya seperti kake tua.

"Benar apa kata Mark." Ucap Johnny, menimpah ucapan Mark. "Kapan kau akan menjalankan rencananya?" Pekik Johnny.

Leana, menarik nafas kasar seolah memperlihatkan jika dia sedang kesal karena terus-terusan di perintah seperti itu. Dan Johnny, yang melihatpun sangat tidak suka.

"Sudah kubilang sabarkan. Kenapa kalian ini tidak bisa sabar" bentak Leana, dan sepertinya Johnny, tidak suka mendengar suara tinggi Leana.

"Kau membentaku? Beraninya kau mengucap dengan nada tinggi seperti itu"

Tangan kekar Johnny, berhasil meremas leher Leana, sampai tubuh gadis itu terangkat keatas.

"Arghh. Lep-paskan" pinta Leana, memegangi tangan Johnny, yang masih menempel di lehernya.

"Laksanakan tugasnya secepat mungkin. Atau kau akan mati di tanganku detik ini juga" ancam Johnny, dengan wajah seriusnya namun sangat menakutkan di mata para anak buahnya.

"Baik. Aku ak-akan segera melaksanakannya" patuh Leana, dan.

'brukk' tubuh Leana, di hempas begitu saja kelantai seperti melemparkan se'ekor binatang.

Sementara Mark, tentu sangat puasa melihat Leana, yang di siksa seperti itu oleh Jonny, karena bagi Mark, Leana sangatlah menyebalkan.
.
.
.
.
.
#TBC.

🌚Sepupu Mesum🌚 End✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang