Halusinasi

4.6K 81 0
                                    

Entah angin apa yang membuat Taehyung, sedikit berubah, sesuai dengan janji waktu tadi di sekolah Taehyung, meneraktir Mina, di lestoran korea, diapun sudah memesan makanan untuk dirinya dan juga untuk Taehyung.

Tetapi ada yang berbeda dengan Taehyung, malam ini. Lelaki itu sangat tampan dengan memakai baju kemeja panjang berwarna hitam, dan celana hitam, bagian kancing atas kemeja Taehyung, terbuka.

Rambut kebelakang, jidat tanpa poni itu membuat Mina, semakin jatuh kedalam ketampanan seorang Yeon Taehyung, dengan bau minyak wangi yang laki banget.

"Oppa, malam ini kau sangat tampan?" ucap Mina, terus saja memandang kagum wajah Taehyung.

"Aku, berdanda seperti ini untukmu. Bukannya kau, suka aku?" ujar Taehyung, tangannya menggenggam tangan Mina, yang berada di atas meja.

Tunggu, apa Mina, sedang bermimpi? Apa baru saja Taehyung, berkata sesungguhnya? Apa itu artinya dia, menerima cinta Mina? Oh tuhan, rasanya dia sedang terbang tinggi sekarang.

"Oppa, apa boleh aku mencium'mu? Bibirmu sangat menggoda" tanya Mina, dan Taehyungpun mengangguk demikian.

Lantas Mina, senang bukan main, sudah beratahun lamanya dia, menunggu momen ini, memomen di mana bibirnya bersentuhan dengan bibir Taehyung, yang sangat menggoda di mata mina.

Bibir Mina, memanyun bersiap ingin mencium bibir Taehyung, mata Mina, memeram dan keduanya samakin dekat, semakin dekat hingga bibir menyentuh sesuatu yang keyal tapi tunggu, ini rasanya bukan bibir? Dan Mina, merasakan panas di bibirnya?.

"AKKKHHH! Panas Oppa," pekik Mina, setelah membuka matanya bukan bibir Taehyung yang Mina, cium melainkan daging panggang yang baru saja di angkat dan langsung di sodorkan ke bibir Mina.

"bibir kamu kenapa? Moyong kaya gitu??" tanya Taehyung, secara sinis.

"Ternyata aku sedang halu tinggi" gerutuk Mina, sambil mengelus bibirnya menggunakan dua jarinya.

"Makan cepat! Agar segera pulang" titah Taehyung, dinging.

Mina, melihat meja yang di penuhi oleh berbagai olaha makanan dia baru sadar sebelum dirinya menghanyal Mina, sempat memesan makanan sangat banyak jika Mina, berpikir untuk apa dia memesan makanan sebanyak itu?

"Ehmm. Oppa, tapi ini makanannya terlalu banyak. Aku, tidak mungkin habis sendiri" ucap Mina, tidak enak kepada Taehyung, karena sudah di pastikan membayar semua makanan itu tidaklah sedikit menguras uang dari dompet Taehyung.

"Kamu yang memesan. Jadi habiskan semuanya" jawab Taehyung, dingin ples sinis.

"Ta-tapi, tidak mungkin aku habis Oppa," ucap Mina, kiku dan bingung.

"Aku, sudah membayar semuanya. Jadi silahkan abiskan makananmu, dan aku ingin pulang" ujar Taehyung, mengambil jasnya lalu berdiri dari duduknya kemudian pergi setelahnya.

"Tapi Oppa.... Nanti pulang aku, dengan siapa??" teriak Mina.

"Taksi Online" jawab Taehyung.

Jika begini jadinya mau tidak mau Mina, harus menghabiskan semua makanan itu, tapi tidak mungkin sangat tidak mungkin itu terlalu banyak di perut Mina.

"Tidak! Aku tidak mungkin memakan semuanya" pusing Mina, melihat makanan begitu banyak.
.
.
.
.
.

Setelah selesai makan Mina, keluar dari lestoran sambil menenteng sebuah pelastik putih yang isinya makanan, seperti yang Mina, bilang tadi tidak mungkin semua makanan itu habis semua jadi, Mina minta di bungkus sebagian sisa yang belum Mina makan.

Gadis berambut panjang itu memutuskan untuk berjalan kaki, karena jarak dari lestoran kerumah tidak terlalu jauh, dan haripun belum malam, jalanan masih ramai dengan kendaran dan penjalan kaki.

Gaun pendek selutut dengan lengan pendek membuat Mina, kedinginan ketika angin menerpa tubuh serta wajahnya bahkan rambut lurus yang ia, uray terbawa angin menutupi wajah cantiknya.

Sesekali telapak tangannya menggoso lengannya sendiri karena terlalu dingin, tapi sesungguhnya Mina, suka berjalan sendiri di terpaan angin malam.

"Kenapa Taehyung Oppa, begitu tegak meninggalkanku sendiri? Padahalkan aku seorang gadis, tidak baik jika pulang sendirian di malam seperti ini. Dasar kurang peka, untungnya aku cinta" gerutuknya sendiri dengan bibir manyun karena kesal.

Mina, menatap langit berawan abu-abu kehitaman, dimana di atas sana ada banyak bintang yang berkelip cantik dan indah, bibir tipis Mina, tersenyum hangat mengingat betapa koyolnya dirinya karena mencintai pamannya sendiri.

Mina, jadi ingat ketika dirinya waktu smp dan di saat itupula untuk pertama kalinya ia, bertemu dengan pamannya Taehyung, mungkin gadis remaja smp sedang masa-masanya mengenela cinta.

Dan di saat itulah Mina, mengenal cinta karena Oppa tampannya itu, menatap wajah Taehyung, selama yang ia mau adalah sebuah hobynya, mengagumi setiap lekut tubuh Taehyung, terutama bibir Taehyung, adalah cita-citanya.

Mungkin ketika Mina, masih smp Taehyung, tidak pernah bersikap acuh dan dingin seperti sekarang ini, dulu Taehyung, belum mengenal bagai mana Mina, sebenarnya? Lelaki itu terus saja memanjakan Mina, karena Taehyung, berpikir Mina, adalah sepupunya.

Namun lamabat tau Mina, semakin mengagumi sosoknya bahkan dia selalu memanggil Taehyung, dengan sebutan 'Oppa' bukan 'Paman' meski Taehyung, jengah dan risih dengan sebutan Mina, tapi bukan Mina namanya jika tidak keras kepala.

"Aku sangat mengagumimu, dan sangat mencintaimu Yeon Taehyung. Sangat sangat mencintaimu!" teriak Mina, terus memandang langit.

Setelah berteriak Mina, menegakan kembali kepalanya lalu berjalan kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang, sebelum sang ibu nanti menceramahinya dengan berbagai ucapan pedas.

Tetapi langkah Mina, terhenti sesaat setelah matanya merekam dengan jelas kejadian di depannya saat ini, seorang ibu dan satu anak dengan pakaian kusut kumel itu tengah meminta makanan kepada beberapa pedagang di sana.

Alih-alih mendapatkan makanan justru satu ibu dan satu anak itu malah di usir secara kasar dan tidak lajim oleh para pedagang, bahka ada yang mendorong ibu itu sampai terjatuh di tanah.

Mina, yang tidak tegak melihatnyapun langsung lari menghampiri anak dan ibu itu, lalu Mina, membantu ibu itu untuk berdiri dan langsung menatap sinis sang pedagang makanan.

"Jangan kasar kaya gini dong. Mereka hanya meminta makanan bukan maling atau copet. Kenapa kalian bersikap kasar layaknya bukan manusia" pekik Mina, sangat tidak terima.

"Ya sudah sana urus. Di kasih sekali nanti yang ada minta berterusan" jawabnya sambil melengos pergi begitu saja.

"dasar manusia tidak punyak otak dan perasaan" cerocos Mina, kesal.

"Sudah Nak, tidak apa-apa" ucap sang ibu.

Mina, memandangi ibu dan anak itu, sangat memperihatinkan dari bajunya saja sudah tidak layak pakai, tangannya terus mengelus perutnya karena lapar, entah kenapa Mina, sangat ini menelong anak dan ibu itu.

"Emm. Ibu, ini ada makanan yang belum saya makan. Kalian makan saja" ucap Mina, menyodorkan kantong keresek putih itu.

"Te-terimakasih, hiksss terimakasih" ucap ibu itu sambil menangis sedih karena akhirnya dia bisa mendapatkan makanan untuknya dan untuk sang putra.

"Kenapa wajah mereka seperti mengingatkanku pada seseorang?? Tapi siapa ya? Rasanya tidak asing??" guman Mina, dalam hati sesaat setelah memandang ibu dan anak itu.
.
.
.
.
.
#TBC.

Seperti biasa kurang lengkap jika Ff tampa adanya teori iya gak guys 🙃🙃

🌚Sepupu Mesum🌚 End✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang