Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca
***
Fatih baru saja sampai di rumah, begitu masuk ke dalam Fatih mendapati Ayah, Bunda, Rama serta istrinya tengah berkumpul di ruang tengah. Wajah mereka semua terlihat sedang berbahagia.
"Assalamu'alaikum, abang pulang." ucap Fatih memberi salam masuk ke dalam rumah.
Semua orang mengalihkan pandang kepada Fatih yang baru pulang. "Wa'alaikumussalam." balas semua orang kompak.
"Abang sini duduk." pinta Bunda menepuk ruang kosong di sisinya.
Fatih mendekat tanpa banyak kata ikut bergabung bersama dengan keluarganya, duduk di samping Bunda.Fatih menatap bergantian wajah orang tuanya juga adiknya. "Kelihatannya senang banget." kata Fatih yang menyimpulkan apa yang di lihatnya.
Melihat Rama yang tersenyum semakin lebar membuat Fatih bertanya-tanya. Perkataan Rama berikutnya membuatnya ikut tersenyum.
"Zahra hamil. Sebentar lagi Rama jadi ayah." kata Rama membagikan kebahagiannya.
Fatih menatap lekat adiknya lalu beralih kepada Zahra, kemudian tersenyum ikut bahagia mendengarnya. "Alhamdulillah, semoga calon keponakan abang dan ibunya sehat-sehat sampai lahiran." ucap Fatih.
"Aamiin." Rama dan Zahra kompak mengamini doa dari Fatih.
Fatih menengok Bunda di sampingnya saat merasakan elusan di lengannya. Bunda menatapnya dengan senyuman di wajahnya.
"Abang kapan kasih ayah sama bunda cucu?" tanya Bunda menatap lekat putra sulungnya.
Lagi. Pertanyaan itu terlontar keluar dari bibir sang Bunda tercinta. Fatih tersenyum tipis sama seperti setiap kali Bunda bertanya demikian. Melihat senyuman di wajah Fatih membuat Bunda cemberut.
"Abang kalau di tanya nggak pernah di jawab." kata Bunda kesal.
"Abang umurnya udah kepala tiga. Udah mapan juga. Abang nunggu apa lagi sih?" tanya Bunda heran menatap Fatih, Bunda sengaja menahan lengan Fatih agar putra sulungnya itu tidak dapat beranjak kabur menghindarinya.
Fatih diam tidak menjawab, bukannya tidak ingin menghilangkan kegelisahan sang Bunda tetapi karena memang tidak dapat memberikan jawaban yang bisa membuat Bunda berhenti merecokinya dengan pertanyaan yang sama.
Melihat Fatih yang diam saja, Ayah pun angkat bicara. "Bun, abang baru pulang loh. Masih capek jangan di tanya-tanya dulu." kata ayah mencoba membantu Fatih keluar dari berondongan pertanyaan lain dari sang istri.
Bunda mengalihkan tatapan menatap ayah, suaminya ini memang selalu begini.
"Ayah diem deh jangan buat bunda makin kesel." ujar Bunda dengan nada kesal pada Ayah.
Kembali Bunda menatap Fatih mengabaikan suaminya. Bunda meremas tangan Fatih, air mukanya terlihat sangat serius.
"Pokoknya abang harus nikah dalam waktu dekat, bunda gak mau tahu!" putus Bunda yang terdengar tak ingin di bantah.
Fatih menghela napas menatap lembut bidadari yang telah melahirkan dan merawatnya di dunia."Bunda, jangan begini dong. Abang bakalan nikah kok." kata Fatih mencoba memberi pengertian.
"Kapan? Bunda butuh kepastian dari abang. Dulu abang juga bilangnya gitu waktu abang Rama mau nikah. Tapi apa?"
"Bun—,"

KAMU SEDANG MEMBACA
AL - FATIH [SELESAI]
SpiritualRomansa Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Kisah ini bukan mengisahkan tentang Muhammad Al-Fatih 'Sang penakluk' medan perang. Melainkan seorang pemuda yang memiliki nama yang serupa namun tak sama. Dialah, Muhammad Al-Fatih Ghazwan. Seorang...