Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Pagi ini Fatih dan Syakila sudah tampil rapi, agenda mereka hari ini adalah mengunjungi restoran. Sebelum berangkat, keduanya lebih dulu sarapan di restoran hotel lalu setelahnya pergi ke lokasi restoran milik Fatih. Selama perjalanan menuju restoran Syakila tidak beralih memandagi keluar jendela, ada banyak sekali yang menarik matanya. Fatih sesekali menoleh pada Syakila di sampingnya, tangannya terulur menyentuh puncak kepala sang istri membuat Syakila beralih tatap padanya.
Syakila tersenyum membalas senyuman Fatih. "Pemandangan di luar menarik banget ya?" tanya Fatih kembali beralih fokus pada bahu jalan.
Syakila mengangguk, "Iyah." jawab Syakila yang membuat Fatih tertawa.
"Di banding saya, lebih menarik mana?"
"Hm, pemandangan di luar bagus-bagus." jawaban Syakila berhasil membuat Fatih mendengus, "Tapi tapi tapiiiii ... Ada yang lebih menarik selain itu." sambung Syakila lagi.
Fatih menoleh sebentar, "Apa?" tanyanya. Syakila tersenyum, sedikit lebih mendekat pada suaminya. "Coba abang senyum dulu." pinta Syakila.
Meski bingung Fatih tetap menuruti istrinya dan menarik sudut bibirnya ke atas. " Tuh kaaaaan, senyum abang paling paling paling menarik ... Bikin aku gak bisa berpaling." ujar Syakila lalu mengecup pipi suaminya.
Fatih tertawa oleh gombalan Syakila, ternyata istrinya pintar menggombal juga. Bertepatan dengan rambu jalan berwarna merah, Fatih menghentikan laju mobilnya—sedikit menyerongkan badan, lalu menangkup wajah istrinya dan mendaratkan ciuman singkat.
"Pinter gombal ya sekarang." ucap Fatih kembali ke posisi semula—melajukan lagi mobilnya. Tidak melihat perubahan yang terjadi pada istrinya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, Fatih dan Syakila akhirnya tiba di depan restoran. Syakila melihat keluar ke sekeliling tempat parkir yang tidak ada satupun yang mengisi parkiran. Wajar saja, ini masih pagi hari dan restoran juga baru akan buka menjelang siang hari.
Fatih turun dari mobil lebih dulu, berjalan cepat memutari mobil dan membukakan pintu penumpang untuk Syakila. Syakila tidak dapat menahan senyuman, selalu merasa bahagia dengan segala perlakuan manis suaminya.
Syakila menyambut uluran tangan suaminya, dan turun keluar dari dalam mobil. "Makasih abang." ucap Syakila memberikan senyuman manis.
Fatih menutup kembali pintu penumpang dan membalas senyuman istrinya. "Sama-sama sayang. Ayo."balas Fatih merangkul pinggang istrinya.
Syakila mengangguk, mengamit lengan Fatih—berjalan beriringan menuju restoran. Fatih mendorong pintu masuk, membiarkan Syakila masuk lebih dulu ia menyusul kemudian.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." salam Fatih dan Syakila bersamaan begitu memasuki restoran.
Seluruh pegawai restoran berdiri berbaris begitu melihat kedatangan Fatih dan Syakila melalui pintu kaca transparan. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ... Selamat datang Pak bos dan Bu bos." sambut semuanya kompak.
Fatih dan Syakila berdiam diri di tempat, mengamati dekorasi ruangan juga para karyawan yang berbaris rapi. "Terima kasih ... Sampai di sambut begini biasanya juga gak." kata Fatih di akhiri kekehan. "Maaf kalau kedatangan saya kali ini merepotkan kalian semua." lanjut Fatih lagi.
Para karyawan restoran antusias menyambut kedatangan Fatih yang kabarnya akan datang bersama sang istri. Sampai-sampai mereka mendekor pintu masuk restoran guna memberikan kejutan juga menyiapkan acara makan-makan sederhana dengan semua pegawai sebagai bentuk syukuran atas pernikahan sang bos, mereka juga sampai menyiapkan hadiah sebagai ganti tidak dapat hadir di pernikahan bos mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - FATIH [SELESAI]
SpirituellesRomansa Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Kisah ini bukan mengisahkan tentang Muhammad Al-Fatih 'Sang penakluk' medan perang. Melainkan seorang pemuda yang memiliki nama yang serupa namun tak sama. Dialah, Muhammad Al-Fatih Ghazwan. Seorang...