01. Jodoh

8.6K 649 16
                                    

"Jodoh itu cuma ada dua ketentuan. Antara kita berjodoh sama manusia atau berjodoh dengan malaikat maut. Jadi sama-sama butuh persiapan. Jangan sampai kita berjodoh duluan sama malaikat maut tapi amal kita belum cukup."

-Ayah-

Al—FATIH

Nrfitri

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca

***

Seperti sudah menjadi kebiasaan di setiap akhir pekan, Fatih akan dengan senang hati menemani sang Ayah yang hobi sekali memancing. Dan seperti sekarang dia tengah menyiapkan peralatan pancing yang akan dibawa ke empang Pak Somad. Sebenarnya kalau hanya memancing di empang tidak membutuhkan peralatan pancing yang lengkap tapi karena Shaka-sang adik ipar membelikan peralatan pancing baru dan lengkap jadilah Ayah ingin mencoba menggunakannya.

"Udah mau pergi bang?" tanya Bunda yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan keranjang belanja di susul di belakangnya ada Rama dan sang istri.

"Iya, bun. Ini lagi nungguin ayah."

Bunda mengangguk."Jangan pulang terlalu sore, sekalian pulangnya bawa calon mantu buat Bunda." kata Bunda.

"Aduh bun, yakali mancing jodoh di empang." celutuk Rama.

"Berarti jodohnya ikan dong." Kata Bunda yang kemudian langsung mendelik tajam ke arah Rama.

"Heh! Sembarangan yakali mantu bunda ikan. Ih, amit-amit."

Ayah yang baru saja datang geleng-geleng kepala mendengar obrolan ngawur antara Bunda dan Rama.

"Ayo bang." ajak Ayah

Fatih mengangguk. Fatih tahu kalau ayahnya sengaja mengajaknya pergi agar terhindar dari lontaran-lontaran pertanyaan Bunda yang akan semakin menjadi.

"Bun, ayah sama abang pergi ya, kamu Rama gak mau ikutan?" pamit Ayah sekaligus bertanya pada Rama.

"Pulangnya jangan kesorean. Abang Fatih jangan lupa pesan bunda tadi."

"Rama skip." jawab Rama menolak lalu menggandeng lengan Zahra-sang istri menuju kamar.

Ayah dan Fatih keluar rumah, sementara Ayah mengeluarkan motornya dari garasi, Fatih menunggu di depan rumah. Tak lama Ayah datang dengan motornya, Fatih langsung menghampiri dan duduk di belakang. Perjalanan menuju empang Pak Somad tidak terlalu jauh hanya menempuh jarak lima belas menit perjalanan.

Sampai di tempat pemancingan empang Pak Somad, Fatih duluan masuk ke dalam kemudian di susul Ayah. Fatih sudah melemparkan kail pancingnya selanjutnya menunggu mata pancingnya di makan ikan.

"Nunggu jodoh itu sama kayak kita yang lagi nungguin ikan makan umpannya." ujar Ayah menatap lurus ke depan.

Fatih menengok ke sampingnya melihat sang Ayah yang tersenyum tipis menatap ke arahnya.

"Biarpun udah nunggu lama belum tentu umpannya di makan ikan. Kita harus sabar gak perlu buru-buru nanti ikannya bisa kabur." lanjut Ayah terkekeh pelan.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang