18. Imam Dan Makmum

6K 592 8
                                    

Sebaik-baiknya pasangan adalah yang suaminya adalah imam yang baik dalam rumah tangganya dan istri adalah makmum yang baik bagi imamnya.

Al—FATIH

Nrfitri

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca

Boleh dong tekan ⭐di pojok kiri dan komentarnya juga di bawah😚

***

Kesan sederhana adalah hal yang bisa menggambarkan pesta resepsi pernikahan Fatih dan Syakila meskipun resepsi pernikahannya berlangsung di aula hotel. Kedua pengantin itu memang sudah sepakat biarpun nanti menggelar pesta untuk merayakan pernikahan, mereka hanya akan merayakannya secara sederhana, tidak ingin bermewah-mewahan. Lagipula acaranya hanya akan berlangsung beberapa jam saja.

Di atas pelaminan masing-masing orang tua dari pengantin malam ini tampak masih saja sibuk menyambut hangat tamu-tamu yang masih berdatangan. Namun ada satu hal yang menarik perhatian, yakni tidak tampak kehadiran pengantin pria dan wanita di atas sana.

Hm, di mana kah mereka?

Untuk menjawab pertanyaan yang muncul, mari kita beralih pada sebuah meja bundar yang di antaranya terdapat dua pasang manusia yang tengah menyantap makanan.

"Ck ck ck ... Yang punya acara malah keenakan ngisi perut, noh di cariin sama tetamu tuh." seloroh Rama yang datang bersama Zahra, dan mereka ikut bergabung di meja tersebut.

Fatih menatap Rama sebentar tanpa menjawab pertanyaan dari adiknya itu lalu kembali menyendokkan makanan untuk Syakila.

"Cieeeeee ... yang udah suap-suapan aja." goda Rama tersenyum geli.

Fatih kembali menatap Rama,"Makan Ram." katanya sambil kembali menyuapi Syakila. Meski malu karena di perhatikan Syakila tetap menerima suapan tersebut, perutnya lebih penting sekarang.

Merasa tidak di pedulikan Rama pun beralih pada istrinya."Adek mau makan apa sayang?" tanya Rama pada Zahra.

"Apa aja deh." jawab Zahra.

Rama mengangguk pelan,"Sebentar abang ambilin." ucapnya lalu beranjak pergi menuju meja prasmanan.

Sementara Syakila sudah selesai makan sekarang giliran Fatih yang menyantap makanannya yang sempat tertunda karena menyuapi Syakila yang tampak kesulitan. Tak berselang lama Rama kembali dengan dua piring berisi penuh makanan di tangannya, di belakang Rama ada Shafa dan Shaka juga Qabeel.

"Ikut gabung di sini boleh kan?" tanya Shafa yang sudah duduk lebih dulu.

Syakila tersenyum kepada Shafa yang menatap padanya, dia pun menganggukkan kepalanya.
"Iyah boleh kak."

"Udah duduk duluan baru di tanya." tukas Rama sembari meletakkan piringnya di atas meja kemudian duduk di kursinya.

Shafa mendelik menatap Rama,
"Suka-suka aku dong. Abang Fatih sama Syakila aja kasih kok." sinis Shafa lalu beralih pada Shaka yang duduk memangku Qabeel di sampingnya.

Fatih sudah menyelesaikan makannya, pria itu mengambil gelas minum dan meminum airnya hingga tandas. Kemudian ia memperhatikan kedua adiknya yang tadi berisik kini sudah sibuk dengan makanannya masing-masing. Fatih beralih menyerongkan tubuhnya menghadap Syakila.

Tangannya terulur membenarkan hijab yang di pakai Syakila. "Masih laper? Mau makan yang lain?" tanya Fatih kemudian.

Syakila menggeleng kecil, dia sudah makan banyak dan masih kenyang, tapi entahlah untuk beberapa saat ke depan."Masih kenyang." jawab Syakila ikut meraba hijabnya.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang