19. Berdebar-debar

6.1K 628 15
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

"Bapaaaaak, ibuuuuu ... Syakil pulang." seru Syakila begitu turun dari mobil dan melangkah riang memasuki halaman rumah lebih dulu meninggalkan Fatih yang sedang mengeluarkan koper dan barang bawaan mereka dari dalam bagasi mobil.

Ibu berhenti menyapu halaman teras kala mendengar suara nyaring milik putrinya, ibu berbalik dan menemukan Syakila berdiri di hadapannya."Datang-datang bukannya salam malah berisik! kebiasaan!" tukas ibu berkacak pinggang menatap gemas Syakila yang menunjukkan senyum lebarnya.

Syakila menyengir lalu mengambil langkah mendekat pada ibunya. "Hehehee, maaf bu. Assalamualaikum Ibu, Syakila kangen ibu." ujar Syakila memeluk ibu dari samping.

"Wa'alaikumussalam, dih baru aja pisah semalaman udah kangen. Sana dong Syakil ibu mau lanjut nyapu."

Syakila memberengut menatap ibunya yang lanjut menyapu teras. Tapi benar juga apa kata ibu, mereka hanya berpisah dalam kurun waktu beberapa jam saja setelah resepsi pernikahan semalam. Dan Syakila sudah merindukan orang tuanya.

"Ibu gak asyik ah, masa aku doang yang kangen."

Ibu menatap ke arah Syakila malas, "Ibu baru kangen kamu kalau kamunya gak pulang-pulang ke rumah, lah ini kamu aja di depan ibu."kata ibu kemudian."Syakil, suamimu mana?" tanya ibu karena tidak menemukan menantunya.

Entah kenapa mendengar kata 'suami' membuat Syakila merasa jika pipinya menjadi hangat. "Masih di mobil, lagi keluarin barang." jawab Syakila.

"Oh, terus kenapa kamu gak bantuin? Gak kasian apa suamimu bawa barang banyak-banyak."

"Tadi mau Syakil bantu tapi gak di kasih, di suruh masuk duluan. Yaudah deh."

"Ibu, bapak mana? Kok gak kelihatan."

"Bapak lagi keluar gak tahu ke mana."

Setelah mengeluarkan barang-barang miliknya dan Syakila, Fatih menutup pintu bagasi mobil. Kemudian menggeret koper dan tas yang telah di susun agar mudah di bawa dan melangkah masuk ke halaman rumah.

"Assalamu'alaikum." salam Fatih melihat ibu dan Syakila tengah mengobrol di teras rumah.

Ibu tersenyum menatap ke arah Fatih. "Wa'alaikumussalam, kemarikan biar ibu bawain aja sebagian." balas ibu melangkah mendekati Fatih dan mengambil tas yang berada di atas koper.

"Jangan bu berat, biar saya saja yang bawa."

"Ringan begini kok, ayo-ayo masuk."

Ibu tidak menghiraukan perkataan Fatih dan melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Fatih dan Syakila yang masih berdiri di luar.

Syakila menatap ke arah tas yang lain yang juga berada di atas koper. Diapun mengambil tas tersebut.

"Eh, jangan—"

"Aku bantu bawa yah, ayo masuk."

Fatih menggeleng kecil melihat Syakila yang berlari membawa tas tersebut masuk ke dalam rumah. Fatih melangkah masuk ke dalam rumah yang sekarang akan menjadi rumahnya juga.

"Barang-barangnya simpan aja dulu di kamar nanti biar Syakil yang beresin." kata Ibu kepada Fatih.

Fatih mengangguk kecil mendengar perkataan ibu lalu masuk ke kamar yang pintunya sedikit terbuka. Begitu masuk ke dalam Fatih menemukan Syakila yang duduk lesehan di depan koper yang sudah terbuka dan di keluarkan isinya.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang