24. Panggilan Syayang

5.3K 487 18
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Beberapa hari telah berlalu dengan cepat meski begitu Fatih dan Syakila masih berdiam di rumah Ayah dan Bunda karena permintaan Syakila waktu itu. Cuaca hari ini cukup cerah karena sinar matahari yang panasnya tidak menyengat kulit. Memiliki waktu luang dan cuaca hari ini yang sangat mendukung dan melihat kondisi mobilnya cukup kotor jadilah Fatih mengisinya dengan mencuci mobil di halaman rumah.

Sementara Syakila saat ini berada di kamar—sedang merapikan isi kamar agar terlihat rapi. Syakila menyampirkan kain lap di pundak, berjalan menuju lemari yang berisi buku beraneka ragam. Sembari merapikan isi lemari, bibirnya tidak henti bergerak bersenandung shalawat—kepalanya sesekali bergerak kanan dan ke kiri mengikuti irama.

Selesai merapikan buku pada rak bagian atas, Syakila berjongkok untuk merapikan buku-buku di bagian bawah. Syakila mengeluarkan buku-buku tersebut dan mengelapnya dengan kain lalu kembali menyimpannya di tempat semula.

"Abang punya banyak banget buku, bukan cuma suka baca tapi maniak buku juga."

Syakila melihat laci di bagian terbawah lemari—ada kunci tergantung di sana.

"Laci ini isinya apa yah? Hm..."

"Buka aja deh, sekalian di rapiin juga."

Syakila memutar kunci di lubang laci, sedikit kesusahan sampai akhirnya baru terbuka saat Syakila menggunakan tenaga sekuat mungkin  memaksa agar kunci tersebut dapat berputar.

"Huft, susah banget di bukanya!" gerutu Syakila kesal karena tangannya terasa sakit.

Syakila menarik keluar laci tersebut, "Iih ... Berdebu banget! Pasti abang gak pernah bersihin, pantes susah di buka."kata Syakila menutup mulut dan hidung menggunakan ujung hijabnya—mengikatnya di kepala.

Syakila mengeluarkan isi dari laci tersebut, ada album foto dan beberapa buku yang sudah usang. Syakila mengelap debu yang menempel pada album foto."Kira-kira ini album isinya foto apa yah?" tanya Syakila pada dirinya sendiri.

Syakila terkikik geli membayangkan jika yang ada di album foto tersebut adalah foto suaminya di masa kecil.
"Aku jadi kepo, buka ah siapa tahu beneran foto abang waktu kecil, hihihi ..." jemari Syakila bergerak membuka album foto di pangkuannya.

Syakila menyunggingkan senyuman kala tebakannya benar, gambar pertama yang dia lihat adalah wajah sang suami saat masih kecil dulu. Syakila sudah pernah melihat foto masa kecil Fatih di album foto lain yang di tunjukkan bunda padanya, makanya Syakila langsung mengenali sang suami meskipun rupa Fatih dan Rama saat kecil sangatlah mirip.

"Abang imut banget kecil dulu, gemoy." kata Syakila gemas sendiri melihat gambar suaminya.

Syakila terlarut dalam album foto yang tengah ia lihat, gambar di sana kebanyakan adalah foto masa kecil sang suami beserta adik-adiknya. Selesai dengan album foto tersebut, Syakila beralih pada sebuah buku yang sampulnya sudah usang.

"Kira-kira ini buku apa yah?" gumam Syakila sembari membuka halaman sampul buku tersebut. "Oh buku kenang-kenangan masa SMA-nya abang." lanjut Syakila saat membaca sebuah tulisan cantik di sana dan di bawah tulisan itu terdapat sebuah foto berisikan banyak murid.

Syakila mengamati foto tersebut lamat-lamat berusaha mencari keberadaan sang suami. Jemari telunjuknya berhenti pada sosok yang berada di dalam gambar tersebut, Syakila tersenyum menatap lamat rupa sang suami dengan balutan seragam putih abu-abu.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang