Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Rasa-rasanya hari berlalu semakin cepat dan persiapan pernikahan sudah mulai rampung. Di rumah masing-masing calon pengantin tampak memiliki kesibukannya tersendiri. Ada para orang tua yang benar-benar tidak mempunyai waktu luang untuk bersantai ria karena demi kelancaran acara dan ada para pekerja yang sibuk mengikuti arahan. Di rumah Syakila ramai akan anak-anak kecil yang berlarian ke sana-kemari. Syakila pun tidak tahu dari mana saja datangnya anak-anak itu tiba-tiba saja jadi banyak.
"Jangan main di dalam rumah yah, main di luar aja!"kata ibu memperingati anak-anak yang bermain di dalam rumahnya karena mengganggu aktivitas pekerja yang sedang melakukan pengecatan di dalam rumah.
Syakila tertawa kecil melihat bagaimana ibu membuat anak-anak itu patuh dan berlarian keluar rumah. Padahal tadi saat Syakila beritahu tidak ada satupun yang mendengarkannya.
"Ibu keren." ucap Syakila mengacungkan ibu jarinya.
Ibu menatap ke arah Syakila dengan gelengan kecil. "Kamu di suruh ngusir anak-anak gak bisa, huh." kata ibu menyindir.
Syakila mengikuti ibunya ke dapur, duduk di kursi memperhatikan ibu yang tengah menyusun gorengan di atas piring untuk cemilan pekerja.
"Syakil."
"Hm."
Syakila menatap ibunya dalam diam membiarkan ibu melanjutkan ucapannya yang tertunda.
"Kalau suami mau pulang kerja kamunya jangan lupa siapin suguhan dulu buat isi perut." kata ibu menjeda."Buatin yang seger-seger, masih inget kan? Simpen catatannya jangan hilang." lanjut ibu.
Syakila mengangguk mendengarkan dengan baik agar ibunya tidak mengomel. "Iyah bu, Syakil masih inget kok." kata Syakila.
Ibu tersenyum, "Bagus, jangan lupa!" ucap ibu memperingati.
"Iya buuuuu."
"Senyum yang lebar pas nyambut suami pulang biar capeknya hilang terus inisiatif mijitin."
"Okey."
Ibu menatap Syakila lagi,"Apapun yang kamu lakuin pastikan dapet izin dari suamimu. Dosa kalau gak ada izin dari suami. Selangkah aja kamu keluar rumah kalau suami gak izinin kamu bisa berdosa. Inget itu, kamu pasti paham kan?" ujar ibu panjang lebar.
Syakila mengangguk,"Iyah bu." ucap Syakila.
"Iya apa?" tanya ibu.
Syakila menegakkan tubuhnya menyandar di sandaran kursi."Syakil mau ngapain aja harus izin suami dulu."kata Syakil kemudian.
"Bagus."ucap ibu.
"Yah, gulanya abis. Syakil kamu ke warung sebentar beliin gula." kata ibu mendapati wadah penyimpanan gula sudah kosong.
Ibu memberikan uang kepada Syakila yang di terima oleh putrinya."Kata ibu Syakilgak boleh keluar rumah." kata Syakila sebelum beranjak.
"Enggak papa kalau gak jauh, beli di warung di depan jalan aja." kata ibu.
Syakila mengangguk lalu berlalu pergi. Karena warungnya hanya beberapa meter dari rumah Syakila memilih untuk berjalan kaki. Sampai di warung Syakila membeli gula seperti yang di minta ibunya lalu kembali pulang ke rumah.
Syakila melihat kiri dan kanannya sebelum menyeberang jalan di rasa aman barulah dia melangkah menyeberang. Akan tetapi siapa yang sangka di saat Syakila berjalan tengah cepat menyeberangi jalan ada sebuah sepeda motor yang melaju kencang, Syakila yang kaget karena kemunculan pesepeda motor yang terlalu tiba-tiba pun mencoba menghindar namun apalah daya Syakila lebih dulu di serempet oleh peseda motor yang sudah melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - FATIH [SELESAI]
Tâm linhRomansa Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Kisah ini bukan mengisahkan tentang Muhammad Al-Fatih 'Sang penakluk' medan perang. Melainkan seorang pemuda yang memiliki nama yang serupa namun tak sama. Dialah, Muhammad Al-Fatih Ghazwan. Seorang...