34. Berenang Bareng?

3.6K 363 18
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Sekitar tiga puluh menit yang lalu, pesawat yang di tumpangi oleh Fatih dan Syakila mendarat dengan mulus di Bandar udara internasional. Sekarang ini keduanya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Fatih yang tengah fokus mengendarai mobilnya menoleh ke samping melihat istrinya yang matanya terpejam rapat.

Fatih terkekeh pelan melihat Syakila yang terlelap, tangan Fatih terulur ke kepala istrinya dan memberikan usapan di sana setelahnya kembali fokus pada bahu jalan. Fatih sengaja menyuruh Syakila untuk tidur sebab selama penerbangan Syakila mengeluh kepalanya pusing—seperti sebelumnya Syakila mabuk udara.

Perjalan menuju rumah memakan waktu tempuh selama dua jam lamanya hingga akhirnya mobil yang di kendarai oleh Fatih berbelok ke kanan memasuki area perumahan. Dari depan pintu gerbang yang telah terbuka lebar Fatih dapat melihat dua orang paruh baya berdiri di halaman rumah.

Fatih memberhentikan laju kendaraannya sempurna dan keluar dari dalam mobil. Dua orang paruh baya bergegas menghampiri Fatih.

"Assalamu'alaikum Ayah, Bunda." salam Fatih kepada dua orang paruh baya yang adalah orangtuanya sendiri.

"Wa'alaikumussalam." balas Ayah dan Bunda menjawab salam bersamaan.

Bunda tersenyum mengelus lengan Fatih saat putranya mengambil sebelah tangan kanannya dan mencium punggung tangannya. Fatih kemudian beralih kepada Ayah dan melakukan hal yang sama.

"Gimana perjalanannya bang?" tanya Ayah setelahnya.

"Alhamdulillah lancar, Yah." jawab Fatih.

Ayah dan Bunda mengangguk, "Oh iya Syakila mana?" tanya Bunda yang celingukan mencari menantunya.

Fatih berbalik ke belakang melihat ke arah mobilnya yang terparkir. "Ada di mobil, masih tidur." jawab Fatih lantas berjalan menuju mobil dan membuka pintu penumpang—mengeluarkan Syakila yang masih dari dalam mobil.

"Loh tidur toh, mabuk udara yah? Bawa masuk ke dalam bang."

"Ayah keluarin barang-barangnya dulu dari bagasi."

Fatih mengangguk membenarkan pertanyaan Bundanya—seraya melangkah masuk ke dalam rumah dengan Syakila dalam gendongannya, Bunda pun ikut masuk mengikuti Fatih dari belakang.

"Bun, abang bawa Syakila ke kamar dulu ya." kata Fatih sebelum menaiki undakan tangga.

Bunda mengangguk, "Iyah, Bunda  mau ke dapur siapin makan kalian dulu." kata Bunda berlalu menuju dapur.

Fatih mengambil langkah lagi menaiki undakan tangga, dia sedikit merunduk saat merasakan pergerakan istrinya. Fatih berjalan menuju kamar utama dan masuk ke dalamnya dan kemudian membaringkan tubuh istrinya perlahan.

Syakila tampak menggeliat pelan, "Abang kepala aku pusing." gumam Syakila dengan mata terpejam.

Fatih menepuk-nepuk kepala istrinya. "Saya di sini sayang." ucap Fatih mendaratkan kecupan di kening istrinya lalu menarik selimut hingga sebatas dada Syakila.

Melihat Syakila yang tidur dengan nyaman Fatih pun bangkit dan berlalu keluar dari dalam kamar membiarkan istrinya tidur. Fatih menuruni undakan tangga, menemukan Ayah yang menyimpan koper-koper juga tas di dekat tangga.

"Abang ini barangnya sudah Ayah keluarkan semua. Ayah simpan di sini ya."

"Makasih Ayah, maaf abang udah ngeropotin, maunya Ayah tunggu abang saja."

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang