31. Buka Kado

3.6K 380 10
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Jalanan tampak ramai oleh pengunjung yang terus berdatangan silih berganti. Kawasan wisata ini memang cukup terkenal dan tidak pernah sepi pengunjung. Ada banyak sekali penjaja makanan yang menjual aneka ragam makanan nusantara di sepanjang jalan.

Fatih semakin mengeratkan genggaman tangannya pada jemari Syakila sehingga membuat Syakila urung untuk melangkah menghampiri setiap penjual makanan yang berada di dekatnya.

Fatih menggelengkan kepalanya di tatap oleh Syakila. "Sayang." ucapnya penuh nada peringatan.

Bahu Syakila meluruh, tapi tampaknya dia tidak cepat menyerah, dia kembali maju mendekati penjual seafood bakar yang meski kembali di tahan oleh Fatih. "Abang mau beli ituuuu." rengek Syakila menunjuk pada penjual yang menjual aneka jenis seafood bakar.

Fatih menggeleng, "Kamu sudah jajan banyak, cukup ya." kata Fatih langsung membuat Syakila cemberut. Memang benar apa yang di katakan oleh Fatih, lihat saja di tangan Syakila yang bebas terdapat beberapa kantung berisi makanan.

Syakila menatap Fatih dengan pandangan memohon, "Mau udang bakar." ucap Syakila mengerjapkan matanya beberapa kali berharap sang suami luluh dan mau menuruti keinginannya.

"Kamu sudah banyak beli makanan yang di bakar, gak bagus loh buat kesehatan."

"Satu tusuk aja abang ya ya yaaaaaah."

"Mau dua tusuk juga nggak."

Rupanya Fatih tidak mudah di rayu, ia tetap pada pendiriannya. Bukan Fatih tidak ingin mengabulkan permintaan Syakila tapi istrinya ini sudah beli banyaaaaaak makanan.

"Yuk lanjut keliling lagi."

"Abang aku mau udang bakar."

"Enggak sayang."

Fatih menarik Syakila lembut, menyembunyikan wajah istrinya di dekapan seraya membawa Syakila menjauh dari stand makanan tersebut. Semakin lama berada di sana hanya akan membuat Fatih akan kewalahan menghadapi Syakila nanti.

Syakila menatap sebal Fatih dari bawah, "Abang mah gitu ih, aku cuma mau satu tusuk aja kok. Dasar pelit!" tukas Syakila mencubit gemas perut suaminya.

Kekehan Fatih berubah menjadi sebuah ringisan, dia mengusap perutnya yang habis di cubit oleh Syakila. "Bukan saya enggak mau belikan, sayang. Kamu sejak baru datang sudah langsung beli banyak." balas Fatih semakin mengeratkan rangkulannya di pinggang sang istri. "Yang di tangan saja belum habis, nanti sakit perut loh." sambung Fatih lagi.

Syakila mendengus, membebaskan diri dari Fatih lalu menghentakkan kakinya kesal kemudian melangkah cepat menjauh dari suaminya.

Fatih menghela napas dalam, istrinya merajuk. "Sayang mau ke mana?" Fatih membawa langkahnya mengejar Syakila yang sudah berada di depan.

Syakila berbalik sebentar, raut wajahnya tampak kesal. "Aku males sama abang." ucap Syakila kembali berbalik dan melangkah lebih cepat hingga berlari kecil.

Fatih berusaha mengejar langkah istrinya. "Jangan ngambekan dong sayang." kata Fatih setelah berhasil menyamai istrinya.

Syakila berhenti dan menghadap Fatih sepenuhnya, bibirnya mengerucut. "Siapa yang ngambek? Aku gak ngambek tuh." kata Syakila tidak terima.

Fatih tertawa pelan, tangannya berpindah ke atas kepala Syakila dan memberikan usapan lembut. "Katanya enggak ngambek, tapi kenapa cemberut, hm?" tanya Fatih mengelus-elus pipi Syakila dengan telunjuk.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang