27. Kecoa Terbang

4.3K 434 13
                                    

Dirgahayu Indonesia Raya ke-76 🇮🇩

2300+ lebih dari cukup dong yah😂

Awas baper loh😚

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Syakila saat ini sedang membantu ibu menyiapkan minuman segar untuk melepas dahaga dari panasnya sengatan matahari di luar. Sedangkan Ibu baru saja selesai memasukkan sisa pisang yang sudah di baluri tepung cair ke dalam wajan penggorengan—Ibu menatap Syakila yang memindahkan gorengan ke piring sambil sesekali mencomotnya masuk ke dalam mulut.

"Syakila."

"Iyah, bu."

"Ibu mau tanya dong."

Syakila mendongak menatap ibu yang berdiri di samping—menggigit lebih dulu pisang goreng di tangan sebelum berujar. "Ibu mau tanya apa? Tanya aja tapi jangan susah-susah nanti Syakil gak bisa jawab." kata Syakila lanjut memasukkan sisa pisang goreng ke dalam mulut.

Ibu mengangguk, "Enggak susah, kamu pasti bisa jawab." balas ibu.

Syakila menatap ibu, "Jadi ibu mau tanya apa?" lanjut Syakila.

Sebelum bertanya ibu lebih dulu menatap putrinya dari atas hingga bawah penuh selidik. "Kamu udah ada tanda-tanda isi belum?" tanya ibu akhirnya.

Syakila mengerutkan kening—tidak mengerti maksud dari pertanyaan ibu. Melihat Syakila yang tak langsung menjawab ibu kembali melanjutkan. "Perut kamu udah ngisi belum?" lanjut ibu berharap Syakila mengerti maksudnya.

Syakila tampak berpikir sejenak, tangannya mengetuk di dagu lalu kemudian memberikan anggukan.
"Udah dong." Syakila memberi jeda sebentar, "Tadi Syakil udah makan, ini juga baru makan pisang goreng." kata Syakila melanjutkan seraya menepuk perutnya.

Senyum ibu yang tadinya mengembang— luntur seketika mendengar jawaban dari Syakila. Ibu geleng-geleng menatap putri kesayangannya yang sayangnya selalu saja berhasil membuat perasaan ibu berubah kesal.

Ibu mematikan kompor setelah mengangkat pisang goreng dari penggorengan dan memindahkan pisang goreng itu ke wadah lain—meniriskan minyak. Ibu menarik kursi lebih dulu—duduk berhadapan dengan Syakila.

"Bukan itu maksudnya ibu."

"Terus apa dong.

"Ibu kalau tanya suka gak jelas sih."

"Dih, kamunya aja yang suka gak ngerti."

Syakila cemberut, memilih diam karena tidak dapat menjawab perkataan ibu.

"Gini loh Syakila anak ibu yang cantik tapi masih cantikkan ibu."

Mendengar ibu sudah berkata demikian, tak ayal Syakila menjadi sebal karenanya. Ibunya ini kalau sudah memuji pasti akhirnya akan di jatuhkan. Syakila menatap ibunya, meski ada sedikit kekesalan Syakila tetap menunggu kelanjutan dari ibu.

Mendapat perhatian penuh dari Syakila, ibu melanjutkan pembicaraan yang tadi sempat tertunda beberapa saat. "Kamu sama abang Fatih nikahnya kan udah lumayan lama yah." kata ibu yang di balas anggukan oleh Syakila.

Syakila menyimpan gelas bekas minum di atas meja, "Mau genap tiga bulan." tambah Syakila setelah menghitung angka dengan jemarinya.

Ibu mengangguk semangat di tambah dengan senyuman yang tercipta di kedua sudut bibir. "Nah itu dia, kamu udah ada tanda-tanda hamil belum?" tanya ibu kemudian menatap Syakila penuh perhatian.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang