03. Kakak Cantik

5.7K 556 6
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca

***

"Assalamu'alaikum, Abeel ganteng dateng ..."

Mendengar seruan nyaring itu membuat Fatih yang tengah mencuci mobilnya mengangkat wajah melihat seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun setengah berlari dengan tawa riang yang keluar dari bibirnya.

"Wa'alaikumussalam." balas Fatih.

"Om Fatiiiiih!!" seru bocah itu lagi dengan suara melengking begitu melihat Fatih.

Fatih tersenyum tipis, "Qabeel." ucap Fatih meletakkan selang airnya yang telah di matikan, berjalan menghampiri bocah kecil yang berlari ke arahnya. Di angkatnya tubuh kecil itu melayang ke udara.

"Ahahahahaaa ..." bocah itu memekik kegirangan mengalungkan tangan mungilnya di leher Fatih.

Fatih menatap wajah menggemaskan di dalam dekapannya. Kemudian mencium gemas pipi gembul bocah tersebut. Qabeel memiringkan kepalanya mencium balik pipi Fatih dengan senang hati.

"Om, beliin jajan buat aku yuk." ajak Qabeel, setiap kali Qabeel bertemu dengan Fatih, bocah itu pasti akan meminta Fatih agar membelikan jajanan untuknya.

Fatih menatap sang keponakan, "Minta izin mama dulu." kata Fatih.

Qabeel mengerucutkan bibirnya maju ke depan. Kalau di suruh minta izin kepada sang mama, maka sudah di pastikan jakalau sang mama tidak akan memberikan izin.

"Kan yang jajanin aku om nggak usah minta mama. Nanti nggak di kasih."

"Nanti mama marah, siapa yang kena?"

"Om dong, hehehehe ..."

Fatih menjawil gemas hidung mungil keponakannya lalu melangkahkan kakinya menuju rumah, membawa Qabeel masuk ke dalam rumah.

"Sunshine, pelan-pelan sayang."

"Mas lama ih."

"Duh, jalannya jangan cepet-cepet sayang."

Fatih membalikkan tubuhnya ke belakang melihat ke arah di mana sang adik, Shafa bersama dengan suaminya tengah berdebat kecil perkara karena Shafa yang berjalan cepat tidak memedulikan suaminya yang ingin berjalan bersisian dengannya.

Shaka sudah berhasil menyamai langkah istrinya, merangkul pinggangnya posesif berjalan masuk ke dalam rumah.

"Halo abang ipar." sapa Shaka begitu berhenti di depan Fatih yang menggendong putranya.

Fatih tersenyum simpul mendengar sapaan dari Shaka yang tidak pernah berubah dari dulu.

"Bunda sama ayah di mana bang?" tanya Shafa mengulurkan tangannya kepada Fatih. Fatih menyambut tangan Shafa yang terulur, Shafa mencium punggung tangan abangnya. Fatih mengusap kepala sang adik sayang lalu turun mengusap perut besarnya.

"Bunda lagi ke pasar sama ayah." jawab Fatih.

Shafa mengangguk, kemudian melangkah masuk ke dalam rumah bersama dengan Shaka yang tidak melepaskan rangkulan di pinggangnya.

"Om ayo beliin aku jajan." ajak Qabeel lagi kali ini dengan menarik-narik kerah baju Fatih.

"Qabeel udah jajan sebelum ke sini, nggak boleh jajan lagi." kata Shafa menatap sang putra yang menekuk wajahnya.

"Tuh dengerin mama." kata Fatih semakin membuat bocah itu menekuk wajahnya.

"Papa, Abeel mau jajan." rengek Qabeel kepada sang ayah yang menempel pada ibunya.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang