41. Debaran (End)

6.2K 381 28
                                    

Ramaikan guys🔥

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Usia kandungan Syakila sudah berada di akhir trimester dua, yang artinya sebentar lagi akan memasuki trimester ke tiga. Setiap harinya pada pagi hari hal yang acap kali rutin Syakila lakukan adalah berdiri di depan cermin selama beberapa menit, seperti sekarang ini misalnya.

Syakila menatap pantulan dirinya di cermin, ia mengelus perutnya yang kian membesar. Semenjak hamil Syakila jadi suka bercermin di pagi hari, Fatih pun akhirnya membeli cermin baru yang ukurannya lebih besar.

Fatih melihat istrinya dan dia pun melangkah mendekati sang istri lalu memeluknya dari belakang. Syakila tersenyum memandangi wajah suaminya dari pantulan cermin, dia pun berbalik menghadap Fatih sepenuhnya.

"Abang."

"Hm."

"Lihat deh perut aku makin besar yah?"

Fatih terkekeh, "Jelas sayang, di dalam sini ada calon anak kita." tangan Fatih sudah berada di atas perut istrinya dan memberikan elusan lembut.

Syakila mengangguk, bibirnya menyunggingkan senyuman. Fatih menaikkan tatapannya kepada Syakila lalu membawa istrinya untuk duduk di tepi ranjang.

Fatih mendekati meja nakas, dan mengambil sebuah gelas yang tadi ia simpan di sana. "Waktunya minum susu." ujar Fatih begitu berada di hadapan istrinya.

"Susunya gak enak."

"Biar gak enak tetap harus di minum, buat kamu dan debaynya juga, sayang."

Syakila menerima segelas susu hamil dari suaminya, meski Syakila tidak suka meminumnya, Fatih akan selalu memastikan istrinya untuk menghabiskan susunya.

Menunggu Syakila menghabiskan susunya, Fatih berjongkok di hadapan istrinya-tangannya melingkari pinggang istrinya, Fatih mendekatkan wajahnya di perut besar Syakila dan mulai melantunkan beberapa potongan surah Al-Qur'an-hal biasanya yang selalu Fatih lakukan setiap hari saat pagi ataupun malam hari.

Syakila merunduk melihat Fatih, ia tidak dapat menahan senyumannya untuk tidak mengembang-sebelah tangan Syakila bergerak memberikan elusan teratur di surai suaminya.

Fatih mencium perut besar istrinya beberapa kali setelah selesai melantunkan ayat Al-Qur'an. "Sehat-sehat anak ayah mama." bisiknya pelan, tatapannya pun naik menatap wajah istrinya.

Syakila meraup wajah Fatih, "Makasih doanya ayah sayang." ucap Syakila menirukan suara anak kecil lalu mencium kening suaminya.

Fatih tersenyum, sekarang gantian Fatih yang menangkup wajah istrinya dan mencium sang istri.

"Aduh!"

"Kenapa?"

Fatih menatap Syakila khawatir mendengar suara ringisan dari istrinya. Syakila menggeleng kecil tapi kembali meringis lagi karena merasakan tendangan kuat di perutnya. Fatih pun meletakkan tangannya di atas perut Syakila dan ia dapat merasakan tendangan yang berada dari makhluk kecil dalam perut istrinya.

"Hey, kamu anak ayah lagi apa di dalem sana?"

"Lagi main lompat tali ayah."

Fatih tertawa mendengar jawaban Syakila, di tariknya gemas hidung istrinya.

"Gemesin banget sih?"

"Ih abang sakit!"

Fatih tertawa lagi, ia menggumamkan kata maaf seraya mengelus hidung memerah Syakila. Syakila menatap Fatih dengan mata di sipitkan.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang