26. Jalan-jalan Sore

4.7K 451 6
                                    

Malam mingguan rebahan aja sambil meluk guling 💃

Cung tangan yang malam mingguan di temenin sama abang Fatih dan Syakila? 🖐️

2000+ kata lebih guys

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Beberapa jam yang lalu, Fatih mengajak Syakila untuk jalan-jalan keluar. Syakila antusias dengan ajakan suaminya dan dia langsung bergegas bersiap-siap. Syakila sudah tampil cantik dan siap di ajak kemana pun oleh sang suami, Syakila melangkah mendekati Fatih yang tengah berbicara dengan seseorang melalui ponsel.

Syakila berdiri di dekat Fatih—meraih tangan suaminya. "Abang, ayo aku udah siap. Kita mau jalan ke mana?" ujar Syakila bertanya sembari menggoyang-goyangkan tangan suaminya.

Fatih menatap istrinya, menempelkan jari telunjuk di depan bibir—mengisyaratkan untuk Syakila diam. Syakila mengangguk, menunggu Fatih selesai berbicara di telepon. Lama menunggu Syakila akhirnya kembali bersuara.

"Bang jadi pergi gak?"

Fatih memberikan anggukan membuat senyum Syakila mengembang tapi tak ayal Syakila juga kesal karena Fatih tidak menjawabnya.

Siapa sih orang yang sedang berbicara  dengan suaminya?

"Abang masih lama gak teleponannya? Siapa sih bang?"

Fatih menjauhkan ponsel dari telinga, merunduk memberikan kecupan di pipi istrinya. "Sebentar ya, enggak lama kok." kata Fatih kemudian.

Syakila menganggukkan kepala, "Jangan lama." ucap Syakila lalu memilih duduk di tepi ranjang menunggu suaminya.

Sampai beberapa saat Syakila masih menunggu dengan sabar meski tatapan sesekali jatuh pada jam digital di atas nakas—sudah tiga puluh menit berlalu dan Syakila sudah bosan menunggu.

Syakila keluar kamar dan kembali lagi dengan sebuah sapu di tangannya. Sambil menunggu Fatih selesai dengan urusannya lebih baik dia membersihkan kamar.

Waktu terus berjalan, entah mengapa terasa lama sekali. Syakila memperhatikan suaminya yang sejak dari satu jam lalu masih berbicara di telepon. Sudah terlalu lama tapi belum ada tanda jika panggilan tersebut akan segera berakhir. Syakila dengan sapu di tangannya berulang kali melewati Fatih tapi suaminya itu masih saja tidak memedulikannya.

Syakila menatap suaminya dengan tampang cemberut—sengaja menyapu tempat di mana Fatih berdiri—mengenai kaki suaminya. Fatih menatap istrinya sebentar lalu bergeser ke tempat lain.

"Abang minggir dikit aku mau sapu."

"Geser ke sana."

"Ih jangan berdiri di sini."

Fatih menatap Syakila yang terus menyapu lantai di sekitar tempat dia berdiri. Pada akhirnya Fatih pindah tempat, berdiri di dekat jendela yang mana Syakila sudah menyapu bersih tempat tersebut.

Syakila menghela napas, sudah susah-susah mencari perhatian tapi masih di hiraukan. "Siapa sih? Ngomongin apa coba lama banget." gerutu Syakila menatap punggung suaminya yang masih sibuk berbicara dengan orang di seberang.

Syakila melangkah mendekati suaminya diam-diam berniat mencuri dengar—langsung pura-pura menyapu lantai saat Fatih menjatuhkan tatapan padanya. Saat di rasa Fatih sudah tidak memperhatikan lagi, Syakila kembali mendekat dan berdiri di balik punggung sang suami. Kakinya harus menjijit agar dapat menyamai tubuh jangkung suaminya meski sebenarnya usaha yang Syakila lakukan sia-sia.

AL - FATIH [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang