Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Tak terasa beberapa hari telah berlalu, selama berada di kota ini Fatih menyelesaikan pekerjaan di restoran dengan cepat dan besok Fatih dan Syakila akan kembali ke Ibu kota. Karena hari ini adalah hari terakhir mereka berada di sini, Fatih pun mengajak Syakila untuk menghabiskan hari yang tersisa dengan berbelanja buah tangan untuk di berikan keluarga dan sanak saudara.
Pasar tradisional yang mereka kunjungi tampak ramai oleh peloncong yang datang untuk berburu buah tangan. Banyak toko-toko yang menjual beraneka ragam pernak-pernik khas daerah setempat. Sama seperti pengunjung yang lain, Fatih dan Syakila pun datang ke pasar ini untuk tujuan yang sama.
Ada banyak sekali pernak-pernik yang sangat menarik mata, Syakila sampai kebingungan ingin memilih yang mana, dia ingin memborong semuanya jika bisa. Syakila mengambil topi pantai dan mengenakan di kepalanya, dia berbalik menghadap ke arah Fatih yang sedang memilah barang yang akan di beli.
"Abang lihat deh."
Syakila berputar di hadapan suaminya, "Cantik gak?" tanya Syakila dengan senyuman.
Fatih mengangguk—istrinya memang cantik. "Cantik." balasnya kemudian.
Syakila tersenyum semakin lebar, dia melepaskan topi panti dari kepalanya. "Mau beli ini boleh?" lanjut Syakila memeluk topinya dan anggukan dari Fatih langsung di sambut oleh pekikan senang dari Syakila.
Syakila menengadahkan tangannya kepada Fatih, "Duitnya?" ucap Syakila cengengesan.
Fatih menggeleng kecil, mengeluarkan dompetnya dari saku belakang dan memberikannya kepada Syakila. Syakila menyambutnya dengan gembira, dia mengeluarkan selembaran berwarna merah dan menyerahkannya kepada penjual.
Syakila selesai membayar, dia mengasungkan dompet suaminya kembali. "Ini bang." ucap Syakila.
"Kamu pegang saja."
"Beneran?"
"Iya. Sekarang mau ke mana lagi?"
"Hm, gak tahu, lihat-lihat dulu aja deh. Nanti kalau ada yang menarik baru beli lagi."
Fatih mengangguk, ia meraih tangan guna menyelipkan jemarinya di sela-sela jemari sang istri—sementara sebelah tangan Fatih yang bebas membawa kantung belanjaan. Mereka berjalan beriringan menyusuri sepanjang jalan yang di kanan dan kiri terdapat toko yang menjual beragam buah tangan.
Tatapan Syakila berkeliaran dengan leluasa—melihat-lihat apapun yang ia lewati. Syakila berhenti membuat Fatih ikut berhenti.
"Abang ke toko itu yuuuk." ajak Syakila menarik suaminya agar mengikuti langkahnya.
"Sayang—,"
Fatih belum sempat melanjutkan sebab Syakila sudah menariknya masuk ke sebuah toko yang menjual pakaian. Sebenarnya Fatih sudah merasa lelah tapi berbanding terbalik dengan Syakila yang terlihat masih sangat sangat bersemangat.
Netra Syakila berbinar mengamati gaun-gaun berwarna cerah, dia mengambil satu gaun yang panjangnya sampai ke mata kaki berwarna kuning terang.
"Abaaaang."
"Boleh, ambil saja."
"Yeay ... Makasih abang."
Fatih terkekeh pelan melihat istrinya yang kesenangan mendapatkan gaun itu. Syakila merogoh tas selempang dan mengambil dompet suaminya, kemudian memberikan sejumlah uang kepada penjual gaun tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - FATIH [SELESAI]
EspiritualRomansa Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Kisah ini bukan mengisahkan tentang Muhammad Al-Fatih 'Sang penakluk' medan perang. Melainkan seorang pemuda yang memiliki nama yang serupa namun tak sama. Dialah, Muhammad Al-Fatih Ghazwan. Seorang...