Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih! 😘
Happy reading!
●●●
" Sakura,"Suara bernada berat yang memanggil namanya kala ia sedang berjalan menuju kantin, membuatnya menghentikan langkah, menoleh kebelakang dan menemukan sosok Shikamaru yang kini berjalan mendekat kearahnya.
Napasnya terlihat terburu, maka ketika pemuda itu berhenti tepat di depannya, tak terburu Sakura langsung bertanya perihal mengenai maksud pemuda itu. Walaupun akhirnya pemuda itu yang memulai pembicaraan.
" Kau sudah memberikan buku antologi puisimu pada guru penanggung jawab?" tanya Shikamaru ketika pemuda itu sudah berhasil menata napasnya lebih teratur.
Sakura membalasinya dengan anggukan, " Ya, sudah."
Mengabaikan sorot mata pemuda itu yang memandangnya sendu dan iba, Sakura melarikan matanya ke samping mencari hal apapun yang bisa dipandang asal bukan sepasang mata pemuda itu.
" Pasti ada jalan keluar." Sahut Shikamaru kemudian.
Namun tak berefek apapun pada si gadis, yang akhirnya kini membalas tatapan pemuda itu dengan senyum miring serta helaan napas yang lelah.
" Aku tidak tahu kalau kemampuan aktingmu sangat buruk, Kak."
Sebelah alis pemuda itu naik, " Kau pikir aku berbohong?"
Sakura hanya membalasinya dengan mengangkat kedua bahunya acuh, matanya beberapa kali tak sengaja menangkap pandangan siswa dan siswi lain yang menyorotnya tidak suka dengan terang-terangan.
Sakura yakin pemuda itu pun sadar bahwa banyak pasang mata yang kini ikut memperhatikan mereka, tapi pemuda itu masih cuek dan tidak peduli.
Terdengar Shikamaru menghela napas, wajahnya yang sudah terlihat lelah seolah menjadi lebih lelah dua kali lipat.
Sakura tidak tahu sumber penyebab keletihan yang kini bernaung pada kakak kelasnya itu, namun hati kecilnya seolah ikut bersedih manakala menebak bahwa salah satu sumber kepenatan terbesar yang kini dirasakan oleh Shikamaru adalah masalah yang menimpanya saat ini.
Maka dari itu, sekesal-kesalnya Sakura dengan apapun yang kini menimpa dirinya, ia memilih untuk akhirnya tersenyum menanggapi, kemudian kembali angkat bicara.
" Kak, aku tau niatmu baik. Tapi, sungguh semua usaha ini tidak perlu kau lakukan untukku. Kau sudah sangat cukup untuk membantuku akhir-akhir ini."
Shikamaru menekan pelipisnya dengan sebelah tangan, ketika tiba-tiba rasa nyeri berdenyut di bagian kepalanya. Membuat rasa khawatir yang bangkit dari Sakura.
" Kak, kau baik-baik saja?" reflek Sakura bertanya dengan nada khawatir.
Shikamaru masih bungkam, namun kepalanya kemudian mengangguk, memberi tanda bahwa pusing di kepalanya bukan masalah yang serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fanfiction(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...