Jangan lupa votes dan komentarnya :)
Happy reading!
Ponsel disaku celana bergetar saat dirinya bersiap-siap untuk pulang. Tangannya merogoh cepat, lalu menemukan pesan dari seseorang yang telah menjadi penghuni pikirannya seharian ini.
Shion : Sasuke, kau pulang duluan saja. Jangan menungguku. Aku sedang ada urusan di ruang seni.
" Cepat tampan! Sudah mau hujan nih!" suara Sai yang memanggilnya dengan nada dibuat-buat membuat telinganya tiba-tiba sakit. Dua orang bodoh itu sudah berdiri didepan pintu kelas menunggu dirinya, sudah bersiap untuk pulang. Begitu juga siswa-siswi yang lain yang terlihat bergegas bersiap pulang karena langit sudah mendung.
" Kalian pulang duluan saja. Aku sedang ada urusan." Jawab Sasuke final, sembari kembali fokus mengetik balasan pesan untuk kekasihnya.
Sasuke : Aku akan menunggumu. Bilang saja kalau sudah selesai.
" Sialan, bilang saja dari awal kau mau kencan dengan pacarmu. Tega sekali kau membiarkan kami menunggu dengan sia-sia." Sewot Naruto dengan wajah kesal dibuat-buat.
Mendengar drama mereka yang tiada habisnya, reflek pemuda tampan itu menggeram kesal, "Cepat pergi sana! Jangan menggangguku!"
" Sasuke sialan!" sahut mereka berdua kompak dengan wajah kesal, lalu segera melenggang pergi setelah sebelumnya melemparkan tatapan emosi ke Sasuke yang hanya ditanggapi angin lalu oleh pemuda tampan itu.
Ponselnya kembali bergetar, pesan masuk dari Shion.
Shion : Tidak usah, sepertinya aku akan lama. Aku akan meminta sopir untuk menjemputku, kau pulang duluan saja.
Seperti sebelumnya, Shion akan keras kepala seperti biasanya. Kembali Sasuke mengetikan balasannya cepat.
Sasuke : Tidak apa, aku akan menunggu. Hubungi saja aku jika kau sudah selesai.
Baru saja Sasuke kembali ingin membuka pesan diponselnya sebelum suara benda jatuh dengan keras terdengar mengalihkan perhatiannya, sepasang mata hitamnya mengerjap berkeliling mencari sumber suara, suasana dihampir seluruh penjuru sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa segelintir siswa yang terlihat sesekali melintas melewati koridor, sehingga suara sekecil apapun disuasana yang sangat sepi seperti ini akan terdengar jelas dan memekakan telinganya.
Tanpa sadar tangannya memasukkan ponselnya kembali pada saku celana, lalu berjalan berusaha mencari sumber datangnya suara.
Langkahnya yakin menuju pintu tangga yang menghubungkan seluruh lantai sekolah, namun karena tangga untuk masa sekarang itu sudah jarang dipakai, Sasuke sedikit ragu namun tetap melanjutkan langkah.
Untuk siswa-siswa di sekolah itu pada umumnya sudah sering atau terbiasa menggunakan fasilitas lift yang sudah tersedia di sekolah itu. Tangga adalah pilihan paling akhir yang biasa digunakan saat situasi mendesak seperti mati listrik atau sedang ada bencana/kebakaran.
Srekkk srekk
Kenapa tiba-tiba bulu kuduknya merasa merinding? Apakah sesuatu yang kini sedang ia datangi bukan manusia, atau bahkan memang benar-benar hantu?
Sebelum suara-suara pikiran jeleknya makin membuatnya gila dan paranoid, Sasuke mempercepat langkah agar bisa segera sampai ke tempat yang ingin ia tuju.
Ia bukan tipe orang yang percaya dengan sesuatu berbau mistis, logika selalu ia kedepankan, namun kali ini entah karena suasana dan cuaca yang begitu mendukung atau bagaimana, tapi hatinya berdebar agak takut.
Pikirannya segera buyar saat menangkap pemandangan seorang siswi bertopi hitam berambut merah jambu pendek sebahu sedang menunduk tergesa-gesa memunguti dan menata puluhan buku tulis yang berserakan disekitar tangga menuju lantai yang saat ini sedang ia pijak.
Atensinya sejenak terpaku dengan warna surai gadis itu, jujur Sasuke sedikit kaget dan kagum dengan warna surai yang ia ingat baru pertama kali dilihatnya itu. Sebelum Sasuke bertanya atau mengatakan sesuatu, kepala gadis itu perlahan mendongak, mungkin sedari tadi ia sudah merasa ada orang lain disana yang sedang memperhatikannya diam-diam.
Sejenak Sasuke hanya mampu terhenyak diam saat tatapan matanya dengan gadis itu bersatu, ia hanya mampu menangkap raut wajah terkejut gadis itu dengan mulut mungilnya yang reflek menganga, terlihat bodoh dan menggemaskan.
Untuk kesekian kalinya Sasuke terkejut dengan manik gadis itu yang berwarna berbeda pada orang pada umumnya, warna hijau muda yang mengingatkannya pada hutan dan padang rumput yang menenangkan.
Butuh beberapa menit hingga Sasuke sadar bahwa sepertinya siswi didepannya itu sedang butuh bantuan, sehingga ia mencoba bersuara dengan nada datar khas miliknya.
" Kau butuh bantuan?"
Tanggal terbit : 25 September 2020
Tanggal revisi : 22 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fiksi Penggemar(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...