Jangan lupa votes dulu ya sebelum baca. makasih!
Happy Reading!
. . .
Drrrrttt...Drtttt...
Dua manusia berlainan jenis itu bergerak bersamaan mencoba mencari ponselnya masing-masing. Kemudian tergelak bersama ketika sadar bahwa keduanya menggunakan mode getar pada ponsel mereka. Ternyata ponsel Sasuke-lah yang mendapat panggilan, segera lelaki itu menggeser dial untuk menerima panggilan.
" Ya, ada apa?"
Gadis itu mengubah arah duduk, kemudian mengantongi kembali ponselnya. Berusaha tidak lancang mendengarkan pembicaraan telepon orang lain, ia berdiri bergeser ke kanan, mencoba agak menjauh. Walaupun memang suara Sasuke yang sedang berbicara masih terdengar jelas dari tempatnya berdiri.
" Aku sedang malas." Jawab Sasuke, lebih terdengar menggerutu.
" Masa bodoh, aku sedang ingin tidur!" Nada bicara Sasuke semakin terdengar kesal.
Pemuda itu terdengar berdecak, " Terserah kalian, aku tidak peduli."
Sasuke mendengus setelah panggilan diakhiri. Sudah terlalu sering panggilan dari kedua sahabatnya yang menyuruh Sasuke untuk kembali ke area kegiatan OSIS dan bergabung ikut menjalani acara.
Dirinya sudah kekeuh tidak mau, tetapi duo sahabatnya itu memang kepala batu, mereka pun juga sama kekeuhnya untuk membujuk, salah satunya lewat panggilan ponsel setiap satu jam sekali. Menyebalkan sekali 'kan?
Pemuda itu baru sadar bahwa gadis berhelaian merah muda yang belum ia kenal namanya sudah tidak ada di tempatnya semula. Manik kelam itu berkeliling dan menemukan gadis itu sedang terduduk dibatas kaca, memandang area bangunan yang tergelar dikejauhan sana.
" Dua teman laki-lakiku sepertinya akan datang kesini, bukan bermaksud untuk mengusir, tapi ada baiknya kau menghindari temu dengan mereka, karena_"
Sadar bahwa kakak kelasnya itu sudah selesai dengan panggilannya, Sakura menoleh ke arah Sasuke kembali, menunggu kelanjutan kalimat kakak kelas tampannya itu yang terdengar menggantung.
"...karena mereka berisik sekali, mengalahkan kecerewetan seluruh perempuan di muka bumi ini."
Oke, sepertinya Sasuke terlalu melebihkan definisinya mengenai dua karibnya itu. Entah untuk maksud bercanda atau memang kenyataannya begitu, Sakura tetap tertawa.
" Baiklah, aku pergi saja, Kak. Sepertinya akan repot jika aku bertemu dengan laki-laki tercerewet di seluruh muka bumi." Jawab Sakura membalas dengan gurauan.
Menimbulkan satu utas senyum diwajah Sasuke, dan sekali lagi Sakura hampir meledak kesenangan melihatnya.
Baru saja Sakura hampir membuka mulut dan mencoba mengatakan sepatah kata pamit agar terkesan sopan, suara berisik percakapan terdengar dari arah belakangnya, membuat atensi Sakura maupun Sasuke tertumpu dititik yang sama.
Sosok dua laki-laki dengan tinggi yang hampir sama, dengan surai rambut kuning serta hitam lurus terlihat menepuk pahanya yang kotor terkena debu.
Keduanya tak sadar bahwa ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan dengan seksama. Hingga atensi keduanya sudah mengarah ke depan, sadar bahwa ada satu orang asing selain pemuda karibnya di tempat rahasia mereka, keduanya menghabiskan beberapa menit saling berpandangan. Mirip seperti orang dongo.
" Oh pantas saja_"
" Ternyata Sasuke_"
Ucapan keduanya keluar secara bersamaan membuat timbulnya helaan napas pendek dari Sasuke.
Kalimat Naruto dan Sai belum juga selesai, saat diri Sakura menunduk cepat kemudian mengucapkan beberapa patah kata, dan bergegas turun meninggalkan mereka.
" Saya pamit, Kak. Terima Kasih."
Kedua pemuda itu berpandangan kembali, bingung karena kehadiran seorang gadis yang tiba-tiba datang ke tempat yang jarang dikunjungi siswa lain juga ketidakhadiran gadis itu yang tiba-tiba pamit setelah ucapan keduanya belum selesai.
" Siapa itu, Sasuke?" Suara tanya Sai yang mengawali.
Mereka berdua perlahan mendekat ke arah Sasuke, lalu duduk di sebelah pemuda tampan itu. Sasuke mengangkat kedua bahunya.
" Entah, aku tidak tahu. Dia hanya murid kelas sepuluh yang kebetulan bertemu denganku dua kali."
" Dia menemukan tempat ini sendiri?" Tanya Naruto kemudian.
Sasuke mengangguk sekali, kemudian memandang wajah Naruto yang terlihat berpikir.
" Kenapa?" Sasuke balik bertanya.
Naruto mengerutkan dahi keras, ketika ingatannya seolah pernah mengenali gadis merah jambu yang ditemuinya tadi. Pemuda berambut jabrik itu kemudian menggelengkan kepalanya, antara ragu dan yakin mengenai ingatannya sendiri.
" Uhm, sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat, tapi aku masih ragu juga."
Sai meluruskan punggungnya pada sandaran sofa kemudian ikut menyahut.
" Ya mungkin saja kau tak sengaja bertemu dengannya di jalan atau di tempat umum."
Sasuke mengangguk ikut menyetujui perkataan Sai. Kemudian ikut membaringkan punggung seperti karibnya.
Keduanya abai dengan raut Naruto yang masih berusaha menggali ingatannya tentang gadis berambut merah jambu.
Hingga beberapa menit berselang, seolah ada lampu pijar yang menyala di sisi kepala pemuda berambut kuning itu, Naruto bangkit sembari berteriak heboh.
" Apasih! Aku kaget bodoh!" Sungut Sai, tangan kanannya menggeplak kepala Naruto dari belakang.
Naruto abai dengan kekesalan Sai dan terus antusias menjelaskan.
" Aku ingat! Dia Sakura. Haruno Sakura. Tetangga masa kecilku dulu bersama Shikamaru!"
Kedua pemuda yang sedang berbaring bersebelahan menoleh, kemudian berpandangan satu sama lain.
Jika memang gadis itu adalah teman masa kecil Naruto dan Shikamaru, kenapa pemuda itu heboh sekali?
Ayolah, Sakura sepertinya tidak seistimewa itu bukan?
Iya kan?
Pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran di benak Sasuke hampir saja keluar, sebelum perkataan Naruto berikutnya menghentikan niatnya untuk bertanya.
Naruto mulai bercerita masa kecilnya bersama Sakura.
. . .
A/N :
Terima kasih yang sudah membaca.
See you next time.
Warm Regards, Retno Putri K
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fanfiction(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...