Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih! 😘
Happy Reading!
• • •
Lalu lintas sore itu terbilang lancar, hanya sesekali waktu serasa berjalan lambat kala memasuki pusat kota, macet bertumpuk bersamaan dengan kendaraan roda dua maupun empat di bundaran kota.
Namun ketika sudah memasuki area kawasan bersepeda, jalan lumayan lengang. Hanya memperlihatkan satu dua kendaraan bermesin, sedangkan lainnya adalah sepeda dengan berbagai macam bentuk dan varian.
Hari itu bagian Sasuke untuk membawa mobil. Maka setelah berdesak-desakan ria dengan macet untuk membawa kedua sobatnya pulang dengan selamat sampai rumah, akhirnya mobil jazz hitam pemuda itu memasuki pelataran rumahnya yang luas.
Ketika dirinya sampai rumah, barulah ia sadar bahwa gerimis mulai datang.
Mata kelamnya teralih pada sopir keluarga yang terlihat terburu-buru keluar dari pintu kemudi kemudian membuka bangku penumpang.
Saat pintu mobil penumpang terbuka, barulah ia mampu mendenguskan napas ketika tahu siapa gerangan seseorang itu.
Sasuke ikut membuka pintu mobil, kemudian berjalan cepat menuju ke arah sopir keluarga.
Kala sampai di samping sosok yang begitu dikenalnya, tangan kanan pemuda itu kemudian meraih payung dari tangan sopir dan menjauhkannya dari kepala seseorang yang kini menatapnya dengan tajam.
" Sudah jauh-jauh kuliah di luar negeri masih saja manja. Ini hanya gerimis, tanpa payung pun kau tidak akan basah. Dasar pengecut!" Ejek Sasuke.
Si pemuda serupa Sasuke --dengan raut lebih dewasa, menatap Sasuke lebih tajam,
"Adik kurang ajar! Mulutmu kenapa sampai sekarang seperti keran air bocor sih, tidak bisa diatur, ngocor terus!" Balas Itachi, terdengar mengeluh.
Sasuke mengabaikan kakaknya yang baru saja pulang dari London, beralih pada sopir keluarganya yang berdiri canggung diantara dua kakak beradik itu.
" Paman, besok-besok kalau si pengecut ini manja lagi, buang saja ke comberan atau got saja ya."
Tukasnya kemudian berjalan masa bodoh.
Itachi ternganga, rasa kesalnya menuju level puncak tertinggi hingga tak terbendung, sampai membuat pemuda itu berlari mengejar Sasuke yang sudah berjalan jauh menuju rumah.
Sasuke yang sadar bahwa Itachi mulai mengejarnya, reflek tertawa dan ikut berlari menghindari amukan kakaknya yang kadang tak main-main.
" Astaga, kenapa dua orang itu tidak sadar bahwa mereka sudah dewasa. Masih saja bertingkah seperti anak-anak."
Paman Robi mengelus dahinya keras. Sudah 10 tahun laki-laki tua setengah baya itu bekerja untuk keluarga Uchiha, namun kelakuan mereka berdua tak berubah dengan mereka saat umur 7 tahun.
Itachi benar-benar mengejar Sasuke dengan sekuat tenaga, mengabaikan asisten rumah tangga yang terkejut saat melihat keduanya berlarian di dalam rumah.
Baik Sasuke maupun Itachi abai dengan sepatu kotor mereka yang belum dilepas ketika memasuki rumah; menimbulkan bekas kotor pada keramik mansion besar itu.
Itachi hanya berharap mamanya belum pulang dari dinas luar kota, walaupun kemungkinananya sangat kecil. Karena biasanya, di hari jumat sore seperti hari ini, mamanya sudah bersantai di gazebo sembari membaca majalah ditemani secangkir teh hangat.
Baru saja dirinya hampir meraih tas hitam Sasuke, suara mamanya yang sekeras gempa bumi mengentikan langkahnya. Bersamaan saat itu juga langkah Sasuke sudah mencapai kamar, sekejap Sasuke hilang dibalik pintu meninggalkan dirinya yang siap dimarahi habis-habisan oleh mamanya.
Adik bangsat!
" UCHIHA ITACHI!" Suara mamanya terdengar, diawali dengan memanggil lengkap namanya. Bulu kuduk disekujur tubuhnya tanpa disuruh serentak berdiri.
Mamanya yang sudah berpakaian santai mendekat ke arahnya sembari memandang bekas tanah yang tercetak banyak di lantai.
Matilah aku.
" Kamu sudah dewasa, kenapa masih bertingkah seperti anak-anak." Mamanya mulai memberi wejangan seperti biasa.
"...kamu baru pulang dari luar negeri, kenapa malah membuat rusuh di rumah!?"
Nada mamanya mulai terdengar marah. Itachi berusaha mendekati mamanya, kemudian tersenyum berusaha menenangkan mamanya.
" Mama tidak penah mengajari kamu bertingkah merepotkan orang lain ya. Kalau seperti ini kan kasihan bibi asisten rumah tangga disini! " Cerocos mamanya belum berhenti.
" Hehe, iya mah, nanti aku bantu bersihkan ya. Maafkan Itachi." Hasut Itachi kalem.
Padahal jauh dilubuk hatinya, ia masih merasa dongkol setengah mati dengan Sasuke. Itachi juga sebenarnya malas membersihkan rumah, perkataannya baru saja hanya kedok agar mamanya cepat luluh.
" Mama akan awasi kamu ya, bersihkan rumah ini bersama bibi Ashasi, awas saja kalau kamu berbohong!"
Ancam Mikoto kemudian. Itachi hanya meringis kemudian terpaksa mengangguk.
Ketika mamanya kemudian kembali berjalan menuju gazebo, Itachi bersuara lagi.
" Ma, Sasuke juga ikut bersalah. Bukan aku saja!"
Itachi mengadu seperti bocah.
Mamanya menghentikan langkah, kemudian memutar mata bosan. Tak habis pikir bahwa kedua anak yang sudah berumur masih membuat wanita itu pusing dengan tingkah laku kekakanakan mereka.
" Kalian ini," helaan napas terdengar menjeda perkataan mamanya.
" UCHIHA SASUKE, TURUN DAN BANTU KAKAKMU MEMBERSIHKAN RUMAH! JANGAN BERPURA-PURA TIDAK DENGAR ATAU MAMA AKAN MENDOBRAK PINTU KAMARMU!"
Itachi mengerjap, masih syok dan linglung dengan teriakan mamanya yang serupa monster.
Sedangkan mamanya sudah berjalan santai meninggalkannya sendiri, seolah baru saja yang dilakukan beliau tadi adalah hal lumrah tanpa mengeluarkan tenaga sedikitpun.
Terdengar suara pintu terbuka cepat dari arah belakangnya, membuat senyum Itachi mengembang puas.
Keluar juga kau, bajingan kecil.
" Ma, aku tidak ada urusan dengan Itachi. Kenapa aku harus ikut bersih-bersih."
Sasuke keluar dengan wajah kesal.
Mamanya yang sudah berjarak jauh dengannya pasti tidak akan mendengar perkataan Sasuke.
" Dih? tidak mau mengaku? Dasar pecundang!" Sindir Itachi kemudian melemparkan kedua sepatu kotornya ke arah Sasuke.
Secepat kilat Itachi berlari menuju kamar di samping Sasuke, menulikan telinganya mendengar amukan adiknya yang kesal bukan main.
• • •
A/N :
Hadehhh ini bujang dua kaya bocil aja tingkahnya 😧 mau tak karungin aja tak bawa pulang 😆😈
" Seburuk apapun tempat tinggal, disanalah tempat kita berpulang dikala dunia tidak berpihak pada kita. Seburuk apapun saudara, mereka lah yang paling mengerti kesusahan kita. "
Wkwkwkw apaan dah malah keluar quotes :v
See you next time.
Warm Regards, Retno Putri K
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fanfic(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...