BK - 33 : congratulations

839 135 26
                                    

Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih! 😘

Happy reading!

●●●

●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Langit masih menampakan mega senja disela-sela sudut bumi, arakan awannya tidak teratur membentuk berbagai rupa, bisa menyerupai benda mati bahkan hidup.

Seperti kali itu, kala Sakura terduduk sendiri menatap keheningan suasana yang merayap menyentuh hatinya yang tiba-tiba nyeri. Ada kalanya ia suka berkhayal, membentuk sebuah cerita hanya dengan melihat  melalui arakan awan yang tidak tertata.

Sepasang manusia kecil terlihat lucu dipenglihatannya, tautan tangan serta bentuk tubuh mereka yang abstrak tak jua membuat Sakura menghentikan imajinasinya. 

Mungkin jika diibaratkan dengan cerita ala dongeng, Sakura tidak akan masuk kriteria menjadi upik abu yang berubah menjadi cinderella kala tengah malam.

Apalagi putri tidur yang akan terbangun apabila sang pangeran datang untuk mencium bibir merahnya.

Kadang ia hanya ingin berkeluh dengan sederhana, seperti keluhan para remaja seusianya kala ketinggalan diskon besar-besaran di mall, atau berunding tentang alat makeup keluaran terbaru.

Bukan memikirkan tentang kehidupan yang rumit dan penuh dengan permasalahan.

Namun kini ia tidak ingin semua itu, ia tidak minta macam-macam, karena sungguh ia sudah terlalu lelah untuk berharap tentang banyak hal.

Sore itu, ditemani kemilau senja yang menyorot redup menerpa sela-sela dedaunan pohon besar di samping sekolahnya, Sakura akhirnya mampu mengeluarkan segala beban dan lukanya dalam bentuk tangis deras yang memilukan.

Isakannya pelan namun menyayat sampai ke relung hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Isakannya pelan namun menyayat sampai ke relung hati. Untuk pertama kalinya, gadis itu tidak bisa menahan tangisnya sebelum sampai ke rumahnya.

Sekujur tubuhnya bahkan masih terlalu lelah untuk sekedar meluruskan punggung, apalagi ditambah dengan luka berdarah yang melintang di pelipis kanannya.

BUKAN KAMU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang