Yuk biasakan vote dulu sebelum baca. Terima kasih! 😘
Happy Reading!
●○●Sudah hampir dua minggu berjalan, dan rutinitas Sasuke bersama Sakura di rumah pohon; Sakura menyebutnya begitu, seolah berjalan tanpa terasa. Hari ini adalah hari terakhir Sasuke dan Sakura kembali bertemu dalam rangka kegiatan persiapan OSN. Karena minggu depannya sudah penentuan calon kandidat pasangan yang akan masuk babak final OSN.
Pertemuan mereka sebelumnya hanya diisi percakapan mengenai karya atau keheningan yang menenangkan tanpa banyak bicara, kadang mereka tak sengaja bertemu tatap dan waktu seolah bisa membuat mereka beradaptasi, semuanya terasa alami tanpa dibuat-buat. Ketika akhirnya mereka tersenyum malu-malu bersamaan.
Mereka sadar bahwa ada yang berbeda dengan perasaan masing-masing, namun keduanya tidak mau melangkah lebih jauh.
Ada batasan yang tidak bisa dilanggar bahkan atas nama cinta sekalipun. Posisi Sasuke yang mempunyai kekasihpun seolah menjadi pengingat untuk pemuda itu sendiri kala dirinya tenggelam dengan perasaan asing kepada gadis berambut merah jambu.
" Karyamu sudah lebih dari cukup untuk dibuat antologi puisi. Aku yakin kau bisa maju ke babak final OSN tahun ini." Kata Sasuke ketika Sakura menyelesaikan ketikan puisi terakhir yang dibuatnya hari itu.
Sakura tersenyum kemudian menggeleng, " Ini karya kita bersama, Kak. Bukan hanya aku saja." Sahut Sakura malu.
Pemuda itu menyembunyikan senyumnya, kemudian beralih melihat jam hitam yang melingkar ditangan kirinya.
Hari ini jadwal keberangkatan kakaknya kembali ke luar negeri. Ia bisa saja bohong ada keperluan sehingga tidak bisa ikut mengantar ke bandara, tetapi mengingat dirinya tidak akan bisa bertemu kembali dengan kakaknya dalam jangka waktu yang lama, membuat Sasuke merasa menjadi adik terjahat sedunia apabila tidak hadir dikali terakhir kakaknya masih di kampung halaman.
" Aku pergi dulu ya, kau tinggal mengedit spasi serta kata-kata yang typo."
Pamit Sasuke kemudian, Sakura sudah tahu perihal alasan kepergian pemuda itu, karena Sasuke sudah mengatakannya sejak awal.
Maka Sakura mengangguk kemudian berniat kembali melanjutkan ketikannya yang belum selesai, sebelum suara kakak kelasnya itu kembali terdengar.
" Semangat, Sakura."
Elusan lembut tangan kokoh pemuda itu pada surai merah jambunya, yang saat itu tidak tertutupi topi, membuat gadis itu membeku.
Untuk pertama kalinya ia merasakan sentuhan fisik dari pemuda yang membuatnya jatuh hati. Degup jantungnya terdengar luar biasa cepatnya, hingga perlahan elusan itu terlepas, yang didapati Sakura adalah senyum pemuda itu yang terlukis tulus, memesona dan jauh memikat dari biasanya.
Dirinya masih terpaku sampai pemuda itu berjalan meninggalkannya di rumah pohon sendiri. Hening masih merayapi, namun tidak dengan degup jantung Sakura yang terdengar sangat berisik. Gadis itu masih belum percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Sungguh, jika bisa Sakura berharap waktu berhenti saja.
***
Shikamaru mendudukan diri pada kursi di teras depan rumah mewah milik Shion, awalnya ia tidak setuju untuk bertemu dan membahas hal terkait OSN di rumah gadis itu.
Ia mengusulkan untuk menyempatkan waktu disekolah atau janji temu di tempat publik seperti café atau taman kota. Namun Shion bersikeras meminta dirinya untuk datang saja kerumah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN KAMU [SELESAI]
Fiksi Penggemar(Fanfiction of Sasusaku) BOOK ONE #seriesYou Hingga air matanya membasahi seluruh pipi, Sakura masih tetap pada tempatnya. Menangisi dirinya yang tidak tahu diri berharap pada seseorang yang tidak mungkin akan mampu didapatkan hingga di masa depan...