Bab 5: Parfum

235 52 13
                                    

Waktu istirahat kedua Dita tersita karena digunakan untuk belajar mata pelajaran fisika. Yups hari ini kelas Dita ada ulangan fisika. Dita brlajar bukan karena dia pintar, tapi karena dia sadar bahwa setiap mata pelajaran fisika yang diampu oleh Pak Dimin, Pak Dimin tidak pernah memberikan materi ataupun latihan soal, beliau hanya menceritakan masa muda dan anaknya yang selalu mendapatkan kejuaraan di olimpiade. Oleh karena itu Dita harus belajar sendiri agar nilai raportnya tidak merah.

Sebenarnya Dita ingin sekali ke kantin. Ia sudah capek menatap buku yang dipenuhi rumus rumus itu. Tapi mau bagaimana lagi, kini Dita mengistirahatkan kepalanya diatas meja. Dengan tangan yang mencoba tetap menulis kata kata semangat untuk dirinya.

"Kalau udah capek, istirahat. Jangan dipaksain, entar kalau sakit ngerepotin"

Kalimat itu membuat Dita menegakkan tubuhnya. "Eh" ucap Dita refleks katika mendapati Valdo yang datang dengan membawa susu cokelat dan dan roti pisang cokelat kesukaan Dita.

"Nih minum dulu, terus dimakan rotinya. Gue tau lo laper" ucapnya meletakkan susu dan roti itu di meja Dita kemudian duduk di bangku Aurora.

Dita masih bingung dengan kehadiran Valdo. "Nggak, nggak usah do" kata Dita menggeser roti dan susu cokelat itu di depan Valdo.
"Tinggal makan aja ribet. Lo tau caranya makan nggak sih, apa mau gue suapin?" Tanya Valdo membuat Dita refleks mengambil roti itu kemudian membukanya.

"Nggak usah makasih" kata Dita cepat lalu memakan roti itu. "Nah gitu kek" ucap Valdo dengan senyum.

Valdo mengalihkan pandangannya pada meja Dita yang dipenuhi oleh kertas dan buku buku. Kini pandangan Valdo terfokus pada note yang ada diatas buku Dita. Dalam kertas kecil itu bertuliskan semangat! Bisa kok :')

"Dit, belajar itu bagus, tapi lo jangan lupa sama kesehatan lo juga. Kalau emang capek jangan dipaksa"

Ucapan Valdo membuat Dita menghentikan aktivitasnya. "Iya, makasih udah ingetin". "Oh iya, jaketnya gue balikin besok aja ya, gue cuci dulu"

"Nggak usah, orang lo makeknya cuma sebentar."

"Nggak papa gue cuci aja"

"Nggak usah"

"Yaudah kalau nggak mau, nih" kata Dita menyerahkan jaket itu kepada pemiliknya. "Makasih"

"Oh iya do. Gue-"." Gue minta maaf ya soal kejadian kemarin sepulang sekolah, gue nggak bermaksud bikin lo-"

"Udah, lupain. Gue ngerti kok". "Udah nggak dingin?" Tanya Valdo, Dita hanya menggeleng sebagai jawaban. Dita merasa sedikit bersalah karena selama ini menghindar dan sebegitu tidak inginnya Dita bertemu dengan Valdo. Dita hanya ingin menghapus harapan harapan kecil yang pernah ada di hatinya.

"Jaketnya aja bisa melepas kedinginan. Apalagi orangnya, bisa melepas ke jombloan ya dit". Kata Valdo dengan tawa, begitupun dengan Dita. "Konsep dari mana mas?" Katanya dengan sedikit tertawa.

Dita mencoba untuk bersikap hangat seperti dulu lagi. "Ini baru dita" ucap Valdo dengan senyum. "Dita yang kemarin kemana neng? dingin banget kayak es".

"Eh ky ky ky" Valdo berusaha menghentikan langkah Oky yang baru saja lewat di depan meja Dita. Oky adalah ketua kelas kimia 3. "Loh, do lo disini. Pantesan tadi yang ikut kumpul si Delon."

Valdo kenal dengan Oky  karena mereka sering bertemu ketika kumpul ketua kelas. Namun kali ini Valdo digantikan oleh Delon, wakil ketua kelas fisika satu.

"Tadi ketua kelas dikumpulin kenapa?"

"Oh iya". "Guys, ada pengumuman dari sekolah. Untuk besok pagi kita pulang cepet dan pembelajaran hanya sampai jam kedua karena akan ada rapat koperasi dengan kepala sekolah. Untuk yang di jemput silahkan beritahu orang tua. Buat yang masih dikantin tolong nanti dikasih tau ya terimakasih." Ucap Oky menginformasikan.

....

Pandangan pertaman yang Valdo temukan ketika membuka pintu rumahnya adalah adik perempuannya yang duduk di sofa dengan tangan kiri yang memegang ponsel dan tangan kanan yang berusaha merogoh cemilan yang berada di dalam toples. Namanya Cecil, gadis kecil yang baru saja duduk di bangku kelas tujuh.

Di depan Cecil ada sang mama yang sibuk dengan laptopnya. "Assalamualaikum" ucap Valdo memberi salam. "Waalaikumussalam"kata dua wanita itu tak lepas dari layar yang berada di hadapannya masing masing.

Valdo melempar jaket yang di tentengnya ke wajah adik perempuannya kemudian berkata. "Hp mulu" kemudian ikut duduk di samping adik perempuannya itu sambil melepas sepatu. Cecil yang merasa dijahilipun merasa kesal dengan tingkah kakaknya.

"Iiih abang" katanya sambil berusaha menyingkirkan kain itu dari wajahnya. "Jangan jahil kakak" tegur mamanya dengan pandangan yang tak lepas dari laptopnya. "Lagian main hp mulu,liat apa sih sampai abangnya dicuekin."

Cecil tidak memperdulikan ocehan kakaknya itu, ia lebih sibuk mencari aroma yang baru saja di hirup oleh indra penciumannya. Cecil mengambil jaket kakaknya yang baru saja ia singkirkan dari wajahnya itu. Benar, aroma itu berasal dari benda tersebut. "Abang, kok bau parfum cewek?" Tanya Cecil.

Rika, mama Valdo yang awalnya hanya fokus pada pekerjaannya kini mengalihkan perhatiannya pada kedua buah hatinya. "Parfum cewek?" Tanya Rika memastikan. "Iya ma, coba deh mama cium" ujar Cecil kemudian mendekatkan benda itu ke arah mama agar mama bisa memastikan apakah benar yang dikatakan Cecil.

"Iya bener, parfum cewek" ujar Rika menyetujui pendapat anak bungsunya itu. "Hayo, abang habis peluk pelukan ya sama cewek?" Tanya Cecil polos.

Merasa tertuduh seketika Valdo mengatakan "Astagfirullah, enggak lah. Mana berani abang gitu gitu".
"Yang bener?, orang dulu abang pacarnya banyak" yang dikatan Cecil memang benar,sebelum masuk SMA Valdo sering kali gonta ganti pacar, bahkan enam mantan Valdo di SMP itu satu sekolahan dengannya. Wajar lah namanya juga masih ABG pacaran juga cuma pacaran aja tanpa ada rasa atau apapun.

"Ya kan dulu, sekarang enggak"

"Terus kenapa jaket kakak bisa bau parfum cewek?". Tanya Rika.

Valdo sedikit bingung bagaimana caranya menjelaskan kronologi kejadiannya, tapi ya sebisa mungkin harus dijelasin. "Jadi gini mah" Valdo menghentikan ucapannya sebentar, Rika dan Cecil sudah siap menyimak pembicaraan Valdo.

"Tadi jaketnya Valdo pinjemin ke temen valdo kan mah, tadi pagi kan hujan, dia kehujanan. Kasian aja dia gampang sakit soalnya". "Nah karena dipakeknya lumayan lama ya otomatis jaketnya bau parfum dia, tadi sih dia nawarin buat di cuci dulu tapi Valdonya nggak mau. Udah gitu" jelas Valdo.

"Hilih, itu mah alasan abang aja biar bisa nyium baunya itu cewek" tuduh Cecil lagi.

"Sok tau"

"Kok kakak tau banget kalau dia gampang sakit, temen sekelas?" Tanya Rika

"Iya temen sekelas Valdo waktu smp"

"Sekarang sekelas lagi?"

"Nggak mah, beda kelas beda jurusan"

"Lah kalau gitu darimana kakak tau kalau dia kehujanan?. Kakak ngapel ya?" Goda Rika

"Nggak juga, udah ah Valdo mau mandi dulu" kata Valdo, akhirnya Valdo menemukan cara untuk menghindari percakapan itu.

"Ciee abang, lagi pdkt nih?". "Brisik" ucap Valdo kemudian melanutkan langkahnya ke kamar.

Berlanjut....

🥑🥑🥑
Hallo. Gimana bab 5 nya, lanjut nggak nih?. Jangan lupa vote dan komen ya biar aku semangat buat updatenya. Terimakasih orang baik :')

Salam hangat
Dewinif1710

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang