Bab 10: Hot News

141 33 10
                                    

Nyatanya orang terdekat belum tentu percaya dengan kita.
  ....

Sebelum upacara hari senin dibubarkan, Bu Sandra memberikan pengumuman sebentar untuk hari ini. Beberapa murid yang sudah merasakan panas sudah mulai menutupi datangnya sinar matahari dengan punggung tangannya dan beberapa murid yang sudah capek berdiri, mereka berjongkok sebentar kemudian berdiri lagi.

"Langsung saja, hari ini ada dua pengumuman suka dan duka untuk SMA kita tercinta."

Bu Sandra menghentikan ucapannya sebentar kemudian melanjutkan ucapannya lagi. "Berita yang pertama, berita suka untuk kita semua. Sebelumnya saya ucapkan selamat untuk Adita Kaerani atas terpilihnya ke dalam lima besar lomba cipta cerpen dan puisi"

Memang benar beberapa minggu yang lalu Dita terpilih untuk mewakili sekolah dalam lomba cipta cerpen dan cipta puisi. Dan kemarin malam memang tahap penjurian.

Beberapa siswa mulai bertepuk tangan mengapresiasi karya Dita. "Tetapi" secuil kalimat Bu Sandra membuat murid muridnya kepo karena Bu Sandra berbicara dengan nada kecewa. "Kemarin malam saya dapat email dari salah satu dewan juri yang menyeleksi karya disana"

"beliau menyatakan bahwa karya dita tidak bisa lanjut ke babak selanjutnya atau dieliminasi karena karya Dita dinyatakan bukan karya sendiri atau bisa dikatakan hasil plagiasi"

"Ha?" Kaget seluruh peserta upacara.

Seperti petir disiang bolong, kabar itu membuat Dita seketika lemas, mana mungkin ada websaite yang menuliskan puisi yang sama persis dengan tulisan Dita?, padahal jelas jelas puisi Dita hasil pemikirannya sendiri.

"Ada sebuah website yang sudah menulis puisi yang persis dengan tulisan Dita, nama websaitenya nakata.com . Untuk itu saya mohon kepada Adita kaerani, sehabis upacara ini tolong temui saya dan Pak Adi di ruang BK, terimakasih upacara dapat dibubarkan" ucap Bu Sandra.

Mendengar penjelasan Bu Sandra, kini banyak yang mengomongkan tentang Dita dan disitulah Dita menjadi pusat perhatian.

"Masa iya sih Dita kayak gitu?"

"Plagiat? Parah banget"

"Kalau nggak bisa tuh ngundurin diri aja kalik, bikin malu sekolahan aja"

"Nyesel gue selama ini dukung kak dita"

"Berarti selama ini gue muji muji tulisan bajakan dong?"

"Muka doang polos"

Begitulah yang didengar oleh telinga Dita, cibiran, umpatan dan hal hal menyakitkan yang harus di dengar oleh Dita setelah upacara dibubarkan. "Dit itu beneran?" Tanya Aurora. Belum sempat Dita menjelaskan hal itu seseorang di belakang Dita menyahut.

"Eh Dita, malu maluin sekolahan aja sih lo."

"Sok pinter banget sih, najis"

Dita dan Aurora mengamati orang orang disekelilingnya yang masih mencibir Dita. "Ra, lo percaya sama gue kan?" Tanya Dita penuh harap.

"Dita, ikut saya ke BK" Ucap Bu Sandra. Dita mengamati Aurora yang sama sekali belum memberi jawaban, kemudian ia melangkah untuk ke ruang BK.

....

"Pak, bu. Tolong percaya sama saya, saya nggak pernah mencontek karya dari siapapun" ucap Dita membela diri dengan suara serak.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang