"Lama banget , jadi nggak sih?"
"Ya jadi lah bang,"
Hari ini, Cecil meminta Valdo untuk mengantar dirinya ke sebuah toko untuk membeli kado ulang tahun temannya, Cecil masih di dalam kamarnya, berias diri. Sedangkan Valdo menunggu adiknya itu di sofa kamar adiknya, sesekali ia memperhatikan adiknya yang sibuk membenarkan posisi rambutnya.
Cecil mengambil shoulder bag nya. "Yuk" ajak Cecil akhirnya. "Udah?" Tanya Valdo. " udah," jawabnya.
Saat di mobil, Cecil terus memperhatikan kakaknya yang sedari tadi diam dan tak bersuara, bukan seperti biasanya. "Bang,"
"Hmm"
"Cuek banget,"
"Lagi hemat O2"
"O2?, bukannya O2 itu oksigen ya?. Kalau abang hemat oksigen ya nggak usah bernafas"
Valdo mulai mencerna dan berfikir bahwa ucapannya itu salah. Melihat kakaknya yang sadar bahwa salah ucap membuat ia tertawa. "Nggak boleh nafas loh bang, hayo katanya hemat O2," ucapnya sambil tertawa.
"Malu nggak bang?, belajar lagi gih sama kak Dita. "
Ketika nama Dita keluar dari mulut Cecil membuat Valdo sontak menoleh dan menampakkan wajah datar. Valdo memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan.
Toko yang lumayan luas dan sangat bertema Go Green. Pepohonan yang tumbuh subur di area parkiran dan area tempat makan santai, saat menginjakkan kakinya ke dalam toko, jajaran boneka, jam dan sepatu tertata rapih.
"Bang, enaknya dikasih kado apa ya?"
"Lah kan dia temen lo, kok malah tanya ke gue"
Cecil melihat lihat ke area jam tangan, Sedangkan Valdo melihat sekeliling toko. Pandangan Valdo kini berhenti ketika melihat sosok yang mirip dengan Dita di kasir dengan seorang laki-laki yang ada di sampingnya. Sepertinya Dita dan laki-laki itu sudah selesai membayar belanjaan nya, kini saat Dita sudah berjalan ke arah pintu keluar Valdo mencoba mendekat ke arah orang itu, memastikan bahwa itu benar Dita atau hanya halusinasi nya saja.
"Bang, ini bagus nggak?" Tanya Cecil, ia menoleh ke arah dimana tadi kakaknya itu berdiri, tapi kini sudah tidak ada.
"Bang..."
Saat ini yang bisa dilakukan Cecil adalah celingukan mencari keberadaan Valdo. Sampai ia menemukan sosok yang ia cari sedang berbicara dengan orang lain. Cecil menghampiri keberadaan kakaknya itu.
"Novan lo kemanain dit?". " katanya mau fokus ke cita cita kok malah sibuk mikirin cinta," tambah nya.
Disitu bisa si lihat bahwa Dita hanya diam dan menatap tajam ke arah Valdo, sedangkan pria di dekatnya kini sedang mengamati Valdo. "Dia siapa?" Tanya orang itu. "Yang tadi aku ceritain," katanya datar dan masih menatap Valdo tajam.
"Aku?" Tanya Valdo heran. Pasalnya Dita tidak pernah menggunakan aku kamu dengan orang selain orang tua. "Bang, dicariin juga, eh kak dita" sapa Cecil kemudian menoleh ke sebelah kiri Dita dan melihat ada seorang laki laki disitu.
Mendapat sapaan dari Cecil, Dita hanya tersenyum datar. "Udah?" Tanya Valdo pada Cecil. "Ini, tinggal bayar "
"Kalian selesaikan masalah kalian dulu, saya tunggu di depan," Ucap laki-laki yang tadi bersama Dita.
"Nggak ada," jawab Dita.
"Ada"."lo lanjut pilih pilih lagi aja, ada yang mau gue omongin sama Dita, " tambahnya menyuruh Cecil. Cecil menurut, ketika laki-laki yang tadi bersama Dita sudah pergi "Apa lagi sih?" Tanya Dita.
"Jangan disini, di depan aja. "
Dita mengikuti langkah Valdo yang membawanya ke arah taman toko, tempatnya tidak jauh dari toko. Bahkan masih bisa di lihat dari dalam toko. "Lo sengaja bikin gue cemburu?" Tanya Valdo pada Dita.
"Bikin lo cemburu? Biar apa?"
"Ya biar gue cemburu, kalau lo emang nggak ada niatan bikin gue cemburu kenapa lo jadian sama novan?, terus sekarang lo sama cowok lain lagi". "Katanya mau fokus belajar taunya sibuk ngurusin pacar, gandeng sini gandeng sana, belum mahram pegang pegangan, murah banget"kata Valdo.
Murah banget, dua kata itu membuat Dita menatap tajam ke arah Valdo. "Apa lo bilang? Murah?, nggak ada kata lain yang lebih kasar?, gue kira lo bisa memperlakukan wanita dengan baik ya do ternyata lo bisa ngomong semenyakitkan itu."
"Kalau ngomong di jaga, nggak semua orang mentalnya sama. " kata Dita dengan suara seraknya kemudian meninggalkan Valdo.
....Ucapan Valdo di toko tadi sore masih terngiang ngiang di kepala Dita. Malam itu, Dita menghabiskan waktu nya untuk merenungkan hal itu, Dita di dalam kamarnya ditemani cahaya redup yang berasal dari lampu tidurnya.
"Kalau lo cemburu, kenapa lo biarin gue pulang sama novan tadi, terus sekarang lo maki maki gue dan sebut gue murahan?, asal lo tau aja do gue kayak gini karena pingin dapet jawaban dari lo," batinnya menangis.
"Gue pingin tau seberapa peduli lo sama gue, tapi ternyata lo malah biarin gue sama Novan jadian."
Kejadian demi kejadian terus berputar di pikiran Dita, suara suara itu masih bisa di ulang dan terus menggema di telinga Dita. Dari kejadian Valdo membela Dita waktu di bully, sampai kejadian waktu itu di kampus. Tempat dimana Valdo secara terang terang mengatakan bahwa ia rela menaruhkan nyatanya demi Meldy.
"Apa sikap lo selama ini sebatas rasa kasihan?" Tanya Dita pada dirinya sendiri.
...."Bang," sapa Cecil yang baru saja masuk ke dalam kamar Valdo tanpa permisi. Cecil menghampiri kakaknya yang saat ini menikmati suasana langit malam dari balkon kamarnya.
Valdo menoleh ke sampingnya, tempat dimana adik satu satunya itu berdiri dan melakukan hal yang tadi ia lakukan, memandang langit malam. "Ada apa?"
"Sekarang aku paham"
"Paham apa?"
"Ternyata sikap abang yang aneh dan pendiam hari ini karena kak dita kan?".
" Tadi yang sama kak Dita siapa?"
Berlanjut....
🥑🥑🥑
Hallo guysku!!!!
Jadi dia siapa nih?. Menurut kalian siapa? Sepupunya dita? Atau ternyata dita punya kakak cowok?. Hayo siapa.....
Btw, makasih ya buat yang udah support aku sampai sekarang. Jangan bosen bosen ya buat ingetin aku kalau ada typo dan lain lain.
Jangan lupa vote dan komen ya...
Terimakasih orang baik 💛
Salam hangat
Dewinif1710
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...