BAB23: KEPASTIAN ATAU TINGGALKAN

106 20 8
                                    

Inti dari sebuah perjalanan adalah menuju tempat tujuan. Namun jika dalam suatu perjalanan tidak mempunyai tujuan, disitu kita akan merasakan yang namanya KEBINGUNGAN.
....


"Kamu nggak punya pacar kan?" Tanya bunda.

Dita hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. "Valdo?" Kata bunda dan Aqella bersamaan. Sama dengan Valdo tadi, Dita bingung ketika ditanya dia dengan Valdo pacaran atau tidak. Akhirnya Dita memilih menggelengkan kepalanya pelan.

"Jujur aja dek nggak papa, bunda nggak akan nyuruh putus kok kalau kalian pacaran," kata bunda.

"Emang nggak pacaran bunda," jelas Dita.

"Kalau gitu kamu nggak masalah dong kalau bunda suruh jauhin Valdo?"

Deg!

Apa ini?. Kenapa bunda nyuruh jauhin Valdo? Baru aja tadi bahagia karena Valdo, masa iya harus jauhan?. "Emang kenapa?" Tanya Dita.

Gendhis menghembuskan nafas nya pelan lalu menatap lekat putri bungsunya itu. "Dek,bunda nggak ngelarang kamu deket sama siapapun, termasuk Valdo, bunda tau Valdo anak baik, bunda kenal ibunya. Tapi,kalau kalian nggak ada hubungan apa apa, mendingan menjauh dulu, fokus ke diri masing masing, kalahkan kata cinta raih cita cita ."

Baru saja Dita membuka mulutnya ingin bersuara, tapi Gendhis sudah mendahuluinya. "Jodoh nggak ke mana dek, percaya sama bunda."
....

Jujur, ucapan bunda kemarin masih terngiang ngiang di telinga Dita. Kini tinggal Dita yang memilih, keputusan berada di tangan Dita sendiri. "Apa gue ngomong aja ya sama Valdo soal ini?" Batinnya. "Nggak usah lah, selama dia nggak bawa pengaruh buruk ke gue nggak papa lah," lanjutnya.

"Dit, lo pulang kapan?" Tanya Aurora.

"Dita," Panggil Aurora.

"Eh". "Nanti ra, gue mau ke kantin dulu,soalnya kak aqell ada urusan bentar sama dosen nya," jelas Dita.

"Yaudah,gue duluan ya," kata Aurora lalu keluar kelas "Iya ra."

Dalam ruang kosong itu, Dita sendiri ditemani isi kepala yang terus berdebat mencari solusi dari permasalahan ini. Benar kata bunda ia harus fokus belajar untuk mendapatkan beasiswa tapi ia juga tak ingin jauh lagi dari Valdo.

"Gue harus belajar, gue harus buat bunda bangga, bunda udah berjuang sendirian demi kebahagiaan anak anaknya, gue nggak boleh kecewain bunda," katanya.

"Tapi, masa muda nggak bisa ke ulang dua kali. Masa iya, masa muda gue nggak ada momen momen menyenangkannya"

"Auah bodo amat, ngalir aja" katanya kemudian bangkit dari bangkunya menuju kantin.

Sekolah sudah terlihat sepi, terlihat beberapa siswa masih menunggu jemputan di gerbang sekolah. "Bu, lemon tea satu," pesan Dita sesampainya di kantin. Dita duduk di kantin sambil bermain ponsel, barang kali kakaknya sudah di depan sekolah.

"Bu,es batunya dong," kata seseorang yang baru saja datang.

"Oh, buat ngompres?" Tanya ibu kantin sambil menghantarkan minuman pesanan Dita, Dita mengalihkan pandangannya dari ponselnya, mendongak ke arah perempuan yang memesan es batu. Rosa? Pesan es batu buat kompres? Siapa yang sakit? . "Ini mbak dita,"

"Makasih bu,"

Dita melihat ibu kantin yang satunya sedang melayani rosa yang memesan es batu untuk kompres.

"Emm buk, siapa yang sakit?"

"Loh mbak Dita belom tau?. Kan tadi mas Valdo sama mas Novan berantem gara gara salah paham." Tuturnya.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang