Sama sama nunggu dan akhirnya malah nggak ketemu.
....Senin pagi memaksa Valdo dan Dita untuk bertemu lagi setelah dua hari libur akhir pekan. Di atas motornya, Valdo masih teringat ucapan kakek penjual cincau itu. "Berarti, kalau Dita belum bisa ngelepas gue, dia bakal minta maaf dan jelasin soal cowok itu ke gue tanpa gue minta," batinnya.
...."Dit, lo belum baikan sama Valdo?" Tanya Aurora di sela sela ia menyalin PR Dita. Aurora, bahkan teman temannya yang lain memang sering menyontek pekerjaan rumah. Kalau mata pelajaran yang melibatkan fisika, kimia ataupun biologi mereka akan menyontek dita. Tapi kalau bahasa inggris mereka akan menyontek Aurora.
Jadi dalam circle mereka punya peran masing masing. Sindy paling rapih kalau disuruh membuat laporan praktikum dan jurnal. Sedangkan Sarah dan Nadia mereka lebih jago dalam urusan praktik. Jadi saat ada praktikum kelompok, Sarah dan Nadia pasti orang paling berperan dan mudah paham, nah nanti saat membuat laporan sindy jagonya.
Tak jarang juga teman sekelas mereka bilang kalau circle mereka itu orangnya pinter pinter. Sumpah, kadang ngakak sih kalau denger itu. Ya gimana ya, mereka sebenernya nggak pinter dalam segala hal tapi mereka saling mendominasi. Dita menoleh ke arah Aurora yang sedang fokus menyontek PR nya. "Baikan?, minta maaf gitu?"
"Ya iya lah gimana lagi," jawab Aurora.
"Gimana ya ra, lo lihat sendiri kan. Kemarin waktu di resto, dia nyalahin gue habis habisan ra. Emang dia masih mau ngomong sama gue?"." Lagian kalau gue yang minta maaf duluan gue kesan nya tuh kayak ngejar Valdo, dan gue udah nggak mau itu"
"Lo minta maaf aja dulu, di maafin apa enggak nya urusan dia."
"Dia yang salah sama gue ra, kalau gue mah salahnya sama kak meldy. "
"Terus lo mau gimana?"
"Ya nungguin dia minta maaf ke gue, kalau dia nggak minta maaf paling nggak dia mau ngajak bicara gue dulu, baru gue minta maaf,"
Tak lama dari itu, bel sekolah berbunyi menandakan upacara bendera akan segera dimulai. "Terserah lo deh dit, yuk ke halaman udah bel." Karena halaman sekolah berada tepat di depan kelas kimia tiga, tidak butuh waktu lama untuk sampai di halaman.
Saat berbaris, kelas Dita dan Valdo bersebelahan. Jadi, urutan baris kelas itu dari kelas biologi, kimia kemudian baru kelas fisika. Karena kelas setiap jurusan itu hanya tiga kelas maka setelah kelas kimia tiga itu kelas fisika satu.
Selama upacara berlangsung, sesekali mereka melirik satu sama lain. Ini sudah ke empat kalinya meleka melirik, tapi mereka sama sama belum tahu kalau mereka sama sama melirik. Pasalnya ketika Valdo melirik ke arah Dita, dita pas menatap ke depan dan ketika Dita melirik ke arah valdo, valdo sedang menatap ke bawah ataupun ke arah lain.
Kini ketika mereka melirik untuk ke lima kalinya, pandangan mereka bertemu. Sumpah malu nggak sih?. Hal seperti ini sudah sering mereka lakukan semenjak mereka kelas sepuluh. Saat pandangan mereka bertemu, mereka dengan cepat menghentikan kontak mata itu. "Yaampun, malu banget," batin Dita. Dita langsung menundukkan kepalanya malu.
"Mampus lo, kepergok kan," bisik Aurora sedikit tertawa.
"Sst, diem. Gue malu"
"Lo sebenernya masih berharap nggak sih sama valdo?"
Deg!
Dita sontak menatap Aurora ketika ditanya seperti itu, sebelum menjawab pertanyaan itu Dita menunduk sebentar. "Ya kalau ditanya masih apa enggak, ya masih. Tapi gue kurang kurang in aja, kalau terlalu berharap nanti sakit sendiri. "
"Kalau lo masih berharap sama Valdo, orang yang sama lo di toko perhiasan itu siapa?"
Lagi lagi Dita kaget dengan pertanyaan Aurora, darimana dia tahu soal hal itu?. "Lo tau darimana soal itu?" Aurora hanya diam saja, bingung harus menjawab apa. Kemudian Dita ingat, saat itu dia bertemu Fian di toko perhiasan.
"Fian?"
"Hehe, iya. Sebenarnya, Fian nyuruh gue buat nanya ini ke elo."
.....
Upacara hampir selesai, banyak anak anak yang sudah pegal dan menggerakkan kaki mereka agar tidak terlalu pegel. Ada juga yang menutupi wajahnya dengan tangan di atas mereka, biasanya yang seperti ini kelakuan siswi siswi.Ketika upacara dibubarkan, mereka dengan cepat membubarkan diri. "Do,Mampir ke kantin dulu haus," ucap Fian. Valdo hanya mengangguk mengiyakan, pandangannya tak lepas dari sosok Dita yang barusaja lewat dihadapannya bersama Aurora.
Disitu, malah Aurora yang tersenyum ke arah mereka. Lebih tepatnya ke arah Fian sih. "Tumben si rora senyum ke elo," Tanya Valdo. "Kan udah gue bilang di awal, dulu itu Aurora bukannya nggak suka sama gue, belum aja"
"Emang sekarang udah?"
"Kayaknya sih udah,"
"Semoga aja udah, gue kasihan sama lo soalnya," kata nya kemudian tertawa, dan disaat itu juga Valdo mendapat toyoran dari Fian.
Saat tiba di kantin, Fian langsung mencari apa air mineral di dalam lemari es. "Gue satu yan," pinta Valdo pada Fian kemudian langsung membayar nya.
Fian memberikan air mineral itu pada Valdo. "Kemarin lo beneran nggak jadi ke rumah Dita?"Tanya Fian. "Kan gue udah cerita ke elo kemarin"
"Dan sampai saat ini lo belum tanya ke Dita soal cowok itu?""Pas lo ketemu sama Dita di toko perhiasan itu dan lo cerita ke gue, gue langsung tanya ke dia pas di sekolah."
"Terus?"
"Intinya dia bilang gini, dia nekanin kalau gue bukan siapa siapanya jadi siapapun cowok itu seharusnya nggak akan jadi masalah buat gue. Dan dari situ gue sadar bahwa gue nggak berhak nanya, biar dia sendiri yang cerita ."
"Jadi lo nunggu dita buat cerita?"
"Gue juga belum minta maaf ke dia soal kejadian di resto, gue nunggu Dita ngajak bicara gue duluan baru gue minta maaf."
"Kenapa gitu?"
"Ya lo bayangin aja kalau gue minta maaf tapi dia nya nggak mau ngomong sama gue gimana?, gimana caranya gue minta maaf kalau dia aja nggak mau ngomong sama gue"
"Eh, itu Dita kan yang di depan pintu?" Tanya Fian menunjuk ke arah kelas Dita yang nanti akan dilewati nya. Dari arah Valdo, bisa dilihat bahwa di depan kelas itu Dita sedang menyuruh orang untuk piket.
"Iya"
"Kita lihat aja ya, Dita bakal nyapa lo apa nggak. Nanti kalau Dita nyapa lo berarti lo minta maaf ke dia kan?"
"Iya, asal dia duluan yang nyapa gue, seenggaknya senyum ke gue lah. Gue bakal minta maaf"
Berlanjut....
🥑🥑🥑
Hallo guysku!. Kira kira siapa nih yang bakal nyapa duluan 🤣. Yuk komen, jangan lupa vote ya. Terimakasih orang baik💛
Lanjut...
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...