Bab 19 : Pengakuan

120 25 21
                                    

Semenjak kejadian kemarin, Aurora, Nadia dan sindy menjauh dari Dita dan Sarah. Bahkan, Aurora bertukar bangku agar bisa sebangku dengan Nadia dan Sarah sebangku dengan Dita.

Saat ini jam istirahat, Dita dan Sarah hanya menyaksikan ketiga sahabatnya itu bercanda ria tanpa adanya dirinya. Dita menoleh ke arah Sarah yang beranjak dari tempat duduknya menuju tempat dimana ketiga sahabatnya itu berkumpul.

Dengan langkah penuh percaya diri, Sarah mendekat dan berkata "Ra, lo beneran jauhin gue?" Pertanyaan itu membuat ketiga sahabatnya itu mendongak ke arah Sarah.

Bisa dilihat dari arah Dita, Nadia sedang melirik sinis ke arah Sarah. "Kalian beneran marah sama gue?"
"Ra, gue minta maaf sama lo, gue tau gue salah karena gue udah nuduh lo, sekarang gue tau siapa pelaku sebenernya"

"Lo mau nuduh siapa lagi? Gue? Atau sindy?" Tanya Nadia dengan tawa remehnya.

"Eh guys, itu si beni mau nembak cewek di taman," kata salah satu siswi di kelas.

"Emang iya?" Tanya siswi lain

"Iya ini gue liat di livenya siska," jelasnya.

Berita itu mengalihkan perhatian Aurora, Nadia dan sindy. Dan seketika mereka beranjak dari tempat duduknya kemudian Nadia berkata "Daripada gue ngedengerin asumsi lo yang tambah ngaco mendingan liat berita, lo liatkan cowok idaman lo nembak cewek lain, karena apa? Beni tau lo nggak pantes buat dia," kata Nadia kemudian pergi.

Dita menghampiri Sarah kemudian merangkulnya, ia merasakan bagaimana rasanya jadi Sarah, Dita dan Sarah juga ikut menuju taman, seperti yang teman temannya lakukan.

"Sar, kalau lo udah minta maaf dan malah diperlakuin nggak enak, mending nggak usah dipaksain sar, lo nggak usah ngemis ngemis buat temenan sama orang yang nggak tau caranya memaafkan," kata Dita.

Kini segerombolan orang orang mulai terlihat, Dita dan Sarah menerobos sekumpulan orang orang yang berada di taman agar bisa melihat kejadian dengan jelas. Saat mereka sudah berada di depan barisan, pandangan pertama yang mereka lihat adalah Beni yang sedang membawa pengeras suara dan sekuntum bunga mawar merah yang disembunyikan di balik punggungnya, dihadapan Beni kini ada seorang perempuan yang nampak bingung dan malu malu.

Begitu kagetnya Dita ketika tahu bahwa wanita dihadapan Beni itu Dena. "Dena?" Kata Dita. "Ben ini ada apa?" Tanya Dena pelan. Beni tersenyum sebentar. "Hallo semua," sapa Beni melalui pengeras suara. "Hari ini, seperti yang kalian duga, gue mau jujur soal perasaan gue ke cewek di hadapan gue," kata Beni dengan senyumnya.

Dita tercengang mendengar ucapan Beni, berarti selama ini mereka saling suka? Kalau tau gitu dari dulu nggak usah pakek acara puisi cinta segala ya kan. Saat ini siska sibuk live di media sosial pribadinya. "OMG, guys kalian lihat kan? Sweet banget," kata Siska saat melakukan livenya. Dita dan Sarah hanya bisa menggelengkan kepala melihat kehebohan Siska.

Kata cie dan siulan pun mulai terdengar ketika Beni memberikan bunga mawar kepada Dena. "Den, gue tau bunga ini nggak ada artinya buat lo dan bunga ini juga nggak akan sebanding dengan rasa lo yang lo berikan ke gue, tapi cuma ini yang bisa gue kasih den,"

"Den, gue mau ngucapin terimakasih karena udah mau berteman dengan gue, dan selalu perhatian ke gue,"

"Ben,ini maksudnya apa?" Tanya Dena kemudian mengambil bunga itu. "Sekali lagi gue ucapin terimakasih buat cewek polos dan lugu di hadapan gue sekarang"

"Karena dengan tingkahnya yang polos dan lugu bikin gue sadar bahwa sikap bukan penentu baik dan buruknya seseorang," ucap  Beni.

"Ha?" Bingung orang orang di sekeliling

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang