"Ini ada tulisannya," ucap Valdo ketika berhasil membuka plester hitam itu.
"Apa?" Tanya mereka.
"Bagian dua," kata Valdo membaca tulisan di atas bola ping pong itu.
"Ha?"
"Dit, apa ini ada hubungannya sama penulis nakata.com?" Tanya Aurora.
"Dia belum puas ngeliahat gue dituduh plagiat?" Dita menundukkan kepala bingung, apa yang harus ia lakukan?.
"Dit, lo harus hati-hati, gimana kalo dia neror lo terus?" Tanya Nadia.
Saat ini suasana menjadi hening, semuanya nampak berfikir apa yang akan terjadi setelah ini. "Nad, jangan mikir kayak gitu dong," kata Dita panik.
"Nggak usah panik dit," kata Valdo.
Dita menatap ke arah Valdo. "Do, lo harus bantuin gue nyari siapa penulis website itu!"Kata Dita. "Dih, ngapain jadi bawa bawa gue?" Kata Valdo.
"Aelah, baru aja kemarin lo seweet ke gue, udah nyebelin lagi," protes Dita.
"Lo aja kali, pakek nitip salam ke adek gue segala," kata Valdo kemudian tertawa melihat Dita membelalakkan matanya. "Eh, gue cuma basa basi aja kali," jawab Dita.
"Basa basi?"."Duh dibercandain nih gue"
"A udah lah, gue balik ke kelas aja,bye!" Kata Valdo kemudian pergi dari kelas Dita.
"Lah"
"Lah"
"Lah"
Kata Dita dan teman temannya ketika menatap kepergian Valdo. "Eh maksud dia kesini tadi ngapain sih?" Tanya Dita heran. "Ngga tau" kata Aurora.
"Dit, kok lo bisa suka sama dia sih?" Tanya Sarah. "Nggak tau, dan yang paling bikin gue bingung, tingkahnya dia yang kek gitu yang bikin gue suka sama dia," jelasnya.
"Pelet nggak tuh," kata Sindy yang masih menatap ke luar kelas. "Keknya sih iya, buktinya selama lima tahun gue nggak bisa ngelepas dia," jelas Dita.
Sindy membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan Dita baru saja. "Dit, lo harus mandi kembang malam ini," Dita hanya mengerutkan alis nya.
....
Sore ini langit kelabu, mendung petang seperti ini sudah biasa ketika tahun sudah menginjak bulan September. Dita menatap sekeliling yang mulai menyepi, di depan gerbang sekolah,Dita menunggu Aqella menjemputnya.Dita mulai gelisah ketika mendung semakin petang, rintiknyapun sudah mulai turun dengan sopannya. Nah kalau kalian menebak sehabis ini Valdo datang menawarkan boncengan, jawaban kalian kurang tepat.
Sebuah motor lewat di depan Dita. "Do, lo nggak nawarin gue?" Teriak Dita. "Dia denger nggak ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Valdo mengerem motornya kemudian berbalik ke arah Dita.
"Gue kira lo budek," Kata Dita.
"Lo kalo ngomong radak nyesek juga ya," ujar Valdo.
Dita terkekeh mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Valdo dengan datarnya. "Lo nggak mau nganterin gue balik?" Tanya Dita dengan keadaan masih sedikit terkekeh.
"Males, salah siapa lo kalau ditawarin jawabannya gue dijemput Valdo," kata Valdo menirukan cara Dita bicara. Dita tertawa melihat laki laki-laki dihadapannya itu.
"Yaudah naik, keburu makin deres,"
"Sebentar gue mau ngabarin kakak gue dulu," kata Dita.
"Lama," kata Valdo ketika melihat Dita sibuk dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...