Bab 30 : wejangan penjual cincau

101 17 17
                                    

Sudah satu jam ini Fian hanya memperhatikan temannya itu bermain basket sendirian. "Pulang aja yuk, Erlan nggak jadi datang kayaknya," ajak Fian. Di tengah lapangan itu, Valdo terus berusaha memasukkan bola basket ke dalam ring.

"Do, lo nggak capek dari tadi? Gue aja capek ngeliatin lo"

Lagi lagi tidak ada respon dari Valdo. "Lo ada masalah apa sih?" Tanya Fian. "Nggak ada" Mendengar jawaban itu, Fian berdecak "Gue kenal lo udah lama, dari dulu kalau lo ada masalah selalu kayak gini," ucap Fian.

Valdo memantulkan bola basketnya sekuat tenaga, membiarkan bola itu memantul keras kemudian ia berjalan menghampiri Fian dan ikut duduk di sana. "Kenapa ya, apapun yang gue lakuin itu selalu salah."

"Ya lo emang salah, udah tau dua duanya sama sama suka sama lo. Kenpa lo malah belain salah satunya, padahal mereka sama sama salah juga."

Kenapa Fian bisa langsung tahu apa yang sedang di bicarakan Valdo?. Valdo memicingkan matanya. "Lo kenapa langsung ngomong gitu?" Tanya Valdo. "Kemarin lo ribut sama Dita kan di resto? Gara gara lo belain Meldy?"

"Rora cerita ke gue, dan gue kaget sama cerita Aurora. Ternyata lo segitunya sama meldy, lo ada rasa sama dia apa gimana sih."

Valdo berpikir ulang ketika mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Fian. "Iya ya, kenapa gue segitunya belain meldy, " batinnya. "Apa karena gue kesel sama Dita gara gara kejadian di toko kado itu?" Batinnya lagi. "Apa iya, gue kayak gini gara gara cemburu?" Ia terus bertanya tanya dalam hati.

"Do,lo tau dita kan?. Dia itu lemah, nggak sepatutnya lo ngomong kayak gitu ke dia. Lo boleh belain meldy, tapi lo harus tau dulu siapa yang salah. Iya bener Dita salah karena ngehina fisiknya meldy. Tapi Dita kayak gitu karena dia dihina duluan."

"Terus sekarang gue harus gimana yan?, udah terlanjur juga."

"Minta maaf"
....
Mengikuti saran Fian, valdo hari ini akan meminta maaf kepada Dita. Karena Valdo tidak ingin datang ke rumah Dita dengan tangan kosong, ia mampir ke toko roti untuk dibawa ke rumah Dita.

"Mbak, mau roti pisang coklat yang paketan 1 sama-"

"Mohon maaf mas, pisang coklat nya udah habis"

"Donat coklat kacangnya kalau gitu."

"Habis mas"

"Kalau brownis coklat?"

"Habis juga mas, semua yang varian cokelat sudah di pesan sama mas nya itu" valdo mengikuti arah yang ditunjuk oleh mbak mbak penjaga toko roti itu. Terlihat seorang pria yang menuju ke mobilnya. Saat pria itu membuka pintu mobil nya, bisa dilihat dari arah Valdo bahwa ia adalah orang yang bersama Dita di toko kado itu.

"Kalau boleh tau mau dikirim ke mana ya mbak?"

"Jalan maheswari,"

"Yaudah mbak, makasih informasinya. Permisi"

"Nggak salah lagi, pasti ke rumah Dita. Sebenarnya dia siapa sih?" Tanya nya dalam hati. "Apa di rumahnya dita bakal ada acara? Gue kesana nggak ya?"

Baru saja ia akan menyalakan mesin motor nya. Ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

"Kenapa yan?"

"Ditungguin erlan di lapangan. Lo masih di rumah dita?"

"Nggak jadi,"

"Kenapa?"

"Gue kesana sekarang"

Tanpa menjawab pertanyaan Fian, valdo memutuskan sambungan telponnya secara sepihak. Di perjalanan nya menuju ke lapangan, valdo terus bertanya tanya dalam hati dan menebak nebak siapa sebenarnya orang yang bersama Dita itu.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang