Awal September ia dekat lagi dengan Valdo karena puisi cinta itu, pertengahan September ia berduka karena bully dan kepergian ayahnya, sekarang akhir September ia masih meratapi nasibnya.
Di luar gerimis turun membasahi bumi dengan berjuta rintiknya, suasana yang cukup tenang untuk meratapi nasib seperti yang dilakukan Dita saat ini, berdiri di dekat jendela, melihat hujan yang ikhlas turun ke bumi.
"Dek, lo kenapa sih? Sepulang dari kampus tadi kayak orang tekanan batin gitu," ejek Aqella yang berada di sofa sambil mengemil dan mengerjakan tugas kuliah nya.
Aqella memang tidak tahu kejadian itu, Dita pun berusaha menutupi hal itu dari Aqella, karena kalau Aqella tahu bisa bisa akan menambah masalah baru. "Lagi puasa ngomong lo?" Tanya Aqella lagi.
Dita mendekatkan diri ke arah Aqella, ia ikut duduk di samping kakaknya itu. "Kak, kenal meldy nggak?" Tanyanya. "Meldy? Orang mana?" Tanya Aqella.
"Kalau orang mana nya ya gue nggak tau, tapi dia satu fakultas sama lo,"
"Maba?"
"Kira kira udah dua tahun ini lah kuliah di sana," jelas Dita.
"Nggak tau, nggak tenar soalnya," kata Aqella dengan entengnya.
"Ck,kayak lo tenar aja"
"Tenar lah, orang gue asisten dosen, tanya aja sama orang di kampus siapa sih yang nggak kenal gue, Aqella kaerisa ." Ucap Aqella dengan bangganya.
"Gaya lo asisten dosen, skripsi aja revisi harusnya sekali jadi" ejek Dita balik.
"Sialan," ucap Aqella menimpuk Dita dengan bantal sofa kemudian tertawa.
"Eh lo pikir skripsi gampang?" Katanya dengan tawa. Suasana seperti ini yang selalu membangkitkan mood Dita, mengubah semuanya kembali berwarna.
"Nikah sana gih,biar ada yang dengerin keluhan lo setiap hari," suruh Dita bercanda.
"Halah palingan lo nangis kalau gue tinggal nikah, nggak ada yang dengerin lo curhat, nggak ada yang ngehibur lo waktu sedih,"
"Eh nggak ya, enak aja" kata Dita melemparkan bantal yang tadi dipakai Aqella untuk melemparnya,Aqella yang tidak terima kembali melempar nya. Dan begitu terus hingga seperti anak kecil yang sedang bercanda.
Nggak kebayang nanti kalau kak Aqella beneran nikah, suasana di rumah pasti tidak akan sehangat ini,hari hari yang biasanya dipenuhi canda dan tawa akan berubah menjadi sepi dan sunyi. Kak Aqella benar benar ibu ke dua bagi Dita, Aqella perempuan mandiri dan tidak pernah merepotkan orang tua.
....
Dita benar-benar mundur dari kehidupan Valdo, ia kembali menghindar ketika bertemu Valdo. Kalau di pikir pikir hubungan mereka ya gitu gitu aja. Deket menjauh, deket menjauh, udah nggak ada yang lain.Sekarang prinsip Dita ketika bertemu Valdo adalah mengingat kata kata ini dalam batinnya. "Kejar cita-cita lupakan cinta," itu prinsipnya. Sudah beberapa hari ini Dita lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya untuk pergi ke perpustakaan. Belajar, belajar dan belajar itu yang dilakukan Dita akhir akhir ini.
Kemarin sore, Fian ke rumah Valdo. Dia cerita, katanya Fian bertemu Dita di toko perhiasan. "Ini beneran do, gue nggak bisa ngedit foto. Ini beneran" katanya menunjukkan satu foto di layar ponselnya.
"Lo ngapain di toko perhiasan?, jual gelang curian?" Kata Valdo bercanda, agar ia tidak terlalu sakit melihat foto itu. "Enak aja, ya nggak lah. Gue anak baik baik kali, gue nganterin nyokap gue tukar kalung" jelasnya.
"Dita ngapain ke sana?"
"Jual otak lo!"
"Gue serius yan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...