"Belajar rajin rajin. Biar tambah pinter bikin puisi pakek bahasa kimia" kata Valdo dengan senyum kemudian mengangguk ke arah Bu Ranti sebagai sapaan "Mari,bu" dengan senyum dan hanya diangguki oleh Bu Ranti. Ia mulai menginjakkan kakinya menyusul teman-temannya di lapangan sekolah yang tepat di depan kelas Dita.
"Ciee" kata itu seolah menyambut kedatangan Dita saat masuk kelas. Bahkan Bu Ranti ikut tersenyum melihat dua muridnya yang sedang kasmaran. "Valdo siapa kamu Dita?" Tanya Bu Ranti di sela sela ketika Dita bersalaman dengannya.
"Temen saya waktu smp,bu" Jelas Dita
"Temen apa temen" Goda teman temannya sekelas.
"Udah deh nggak usah kompor" kata Dita dengan nada lembut.
Dita kemudian menempatkan diri di bangkunya, menyiapkan alat tulis untuk memulai belajarnya. "Sekarang siapkan kertas ulangannya, soal akan segera ibu bagikan." Titah Bu Ranti. "Nanti yang sudah selesai boleh langsung istirahat" Jelas Bu Ranti.
"Dit, ntar kalau lo kelar duluan gue nitip air mineral ya. Gue males ke kantin" Pinta Aurora.
"Air mineral doang?"
"Iya itu aja"
....
Pagi yang cerah mengawali hari Valdo, dibawah matahari itu Valdo menunggu gilirannya untuk melakukan ulangan basket,Dengan kaki selonjoran dan kedua tangan yang menjadi tumpuan.
"Hekm" kata Beni menyadarkan lamunan Valdo. " seneng banget nih kayaknya. Langit aja diliatin sambil senyum senyum." Sindirnya.
"Lo kayak nggak ngerti orang lagi kasmaran aja sih ben." Tambah Fian yang berada didekat Beni.
"Apa sih kalian ini" kata Valdo dengan sedikit senyum. Valdo memang sedikit aneh kadang, ia senang ketika disinggung singgung tentang hal seperti ini. Ia senang ketika teman-temannya paham tentang perasaannya. Bukan seperti yang dulu dulu, teman temannya justru seneng meledeki Valdo dengan orang yang jelas jelas Valdo tidak suka.
"Enak ya kalau orang yang kita suka juga suka sama kita" celetuk Beni membuat kedua temannya itu menoleh. "Makannya jangan pernah menginginkan seseorang yang tidak pernah menginginkan kita." Kata Fian sok bijak membuat Valdo terkekeh.
"Eh, lo nyaranin Beni kayak gitu padahal lo sendiri kayak gitu." Canda Valdo.
"Nah itu, makannya jangan ngejar ngejar si sarah mulu, orang dia nggak suka sama lo. Eh kok sarah sih, sahabatnya Dita siapa sih?"
"Aurora" jawab Fian dan Valdo kompak.
"Aurora itu bukan nggak suka sama gue, belom aja" Kata Fian penuh percaya diri.
"Iya ben, lo jangan gitu. Kita semangatin lah temen kita,kita bantu doa aja semoga kalau rora tetep nolak Fian, Fian bisa ikhlas" kata Valdo kemudian terkekeh. Valdo benar benar menyebalkan padahal saat Valdo menasehati Beni, Fian sudah mengangguk angguk mengiyakan. Tapi ujungnya?. Ya begitulah Valdo.
"Temen macam apa lo?"." Bercanda yan. Lo mah gitu"
Dipertengahan mereka bercanda suara peluit Pak Heru menandakan bahwa ini giliran Beni praktek. "Semangat bro" kata Valdo dan Fian menyemangati. "Cepet banget yak, masak udah sampek Beni. Berarti habis ini gue dong" keluh Valdo.
....
Dita beranjak dari tempat duduknya membawa selembar kertas lembar jawab untuk dikumpulkan ke Bu Ranti. Dengan langkah penuh percaya diri Dita memberikan jawabannya ke Bu Ranti. Kali ini Dita adalah orang pertama yang mengumpulkan lembar jawab. Dita tidak pernah mempermasalahkan hasilnya akan seperti apa. Karena menurut Dita usaha lebih penting. Kalau ia sudah berusaha secara maksimal maka hasil akan menentukan seberapa maksimal ia berusaha. Jadi nilai itu hanya sebatas ukuran saja seberapa persen Dita berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...