Meminta kepastian atau tinggalkan?. Suatu keputusan yang sulit bagi Dita, kenapa sih semesta seperti tak ingin membiarkan Dita bahagia lebih lama?. Baru aja kemarin waktu outing class ia bahagia,masa iya harus kecewa lagi.
Mau marah? Ngelarang Valdo dekat dengan Meldy ?. Dita nggak berhak melakukan itu. Kenapa begitu? Ya karena dita bukan siapa siapanya. Yang bukan siapa siapa mana bisa apa apa.
Sedari tadi Dita hanya memandang ke luar kaca mobil, melihat jalanan yang begitu cepat tertangkap daya pandangnya. "Lo beneran nggak papa?" Tanya Aqella ketika melihat Dita yang sedari tadi diam saja. "Kok kayak sedih gitu?"
"Nggak papa kak, tadi si rora ngajakin nonton film, masih ke bawa aja sedihnya," ucapnya berbohong. Ia tak ingin jika Aqella tahu yang terjadi sebenarnya, karena Aqella adalah tipe orang yang penyayang, jika ia melihat adiknya atau bahkan siapapun yang ia sayang sakit hati, dia nggak akan tinggal diam.
"Gimana kak tadi,di ACC?" Tanya Dita mengalihkan pembicaraan.
Terdengar suara Aqella yang menghembuskan nafas nya kasar. "Masih revisi". "Begadang lagi dong?" Tanya Dita. Aqella memang sering begadang mengerjakan tugas kuliah, bahkan ia kadang cuma tidur dua atau tiga jam saja, ya begitulah penderitaan mahasiswa semester akhir, pejuang skripsi.
"Eh, astagfirullah!" Kata Aqella menepuk jidatnya, ia baru ingat akan sesuatu. "Kenapa kak?"
"Flashdisk gue masih di tempat print, gue lupa cabut tadi,"
"Di tempat foto copy?"
"Di kampus, kan kampus gue ada tempat khusus buat ngeprint, tadi gue ngeprint di situ, kita balik ke kampus gue ya,"
"Yaudah,"
"Duh masih ada nggak ya,"
Aqella melajukan mobilnya cepat membelah jalanan yang sepi, dengan pikiran yang campur aduk dan di penuhi rasa cemas, Aqella kini berhasil menghentikan mobilnya di kampus. "Gue disini aja ya kak, males turun" kata Dita.
"Iya,nggak lama kok" Setelah mengucapkan hal itu Aqella langsung turun dari mobilnya dan lari mencari keberadaan Flashdisk nya. Dita menatap sekeliling kampus yang hijau, pohon pohon besar tidak jarang di tanam di kampus itu. Seketika pandangan Dita mengikuti motor yang baru saja melintas di sampingnya itu.
Ia kenal betul motor itu, apalagi pemiliknya. "Valdo?"."ngapain disini?" Tanya nya pada diri sendiri. Mata dita masih terfokus dan tak lepas dari motor Valdo, sampai akhirnya motor itu berhenti tak jauh di depan mobil Aqella, lebih tepatnya di depan gedung yang tadi menjadi tempat tujuan Aqella.
Valdo tidak turun dari motornya,ia malah mengecek ponselnya. "Apa gue turun aja ya?" Katanya kemudian keluar dari mobil. Baru saja Dita berjalan mendekat ke arah Valdo. "Loh, dita kan? adeknya Aqella?" Tanya seorang perempuan yang keluar dari gedung itu.
Mendengar nama Dita membuat Valdo menoleh ke belakang dan menyadari kehadiran Dita. "Kak tasya?" Tanya Dita pada perempuan itu. Dia Tasya, teman dekat Aqella yang dulu pernah main ke rumahnya. "Lo ngapain disini? Aqella udah pulang dari tadi," katanya.
"Iya tadi udah pulang, terus balik lagi. Flashdisk nya ketinggalan Katanya, " jelas Dita. Perempuan itu tersenyum kemudian merogoh bagian depan tas laptopnya dan menemukan satu benda. Iya,itu Flashdisk yang Aqella cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Fiksi RemajaTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...