Seringkali kita terjebak dengan asumsi yang sebenarnya tidak terjadi. Kita hanya ingin tahu tentang kejelasan tapi tidak pernah menanyakan, bagaimana mau dapat jawaban kalau tidak ada pertanyaan.
....Aneh, itu yang Dita rasakan di pagi hari ini. Bagaimana tidak, semua orang menatap Dita dan mengucapkan selamat. "Selamat ya kak"."selamat ya dit" kurang lebih seperti itu. Dita yang tidak tahu apa apa pun hanya menoleh dan mengiyakan walaupun ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sampai pada saat ia memasuki kelas, belum sempat Dita duduk di bangku nya,Aurora, Nadia, Sarah dan Sindy langsung protes."Dita, kok nggak undang undang sih?" Protes Aurora. "Iya dit, masa momen sekali seumur hidup kita nggak ikut," kata Sindy ikut protes.
"Sahabat macam apa lo" protes Nadia.
"Kalian ngomongin apa sih?" Tanya Dita tidak paham.
Sarah langsung memperlihatkan layar ponselnya yang terdapat foto dua tangan pengantin yang di jari manisnya terdapat cincin nikah. "Maksud lo apa buat story kayak gini?"
Dita menghela nafas lega dan sedikit tertawa ketika ia menemukan titik dimana kesalahpahaman ini berasal. "Yaampun itu yang nikah kak aqell bukan gue," jelas nya. "Masa iya gue ngelangkahin kakak gue yang udah lulus sedangkan gue masih sma."
Mendengar klasifikasi dari mulut Dita membuat mereka geram sendiri. "Iiih kirain elo,"ucap Aurora. "Lagian kalau yang nikah gue, sama siapa? Pangeran berkuda yang lagi nyari calon istri? Ngaco lo"
"Siapa tahu elo sama valdo diem diem nikah, kan nggak ada yang tahu."
Ucapan Nadia yang menyebut nama Valdo membuat Dita teringat sesuatu, tadi saat ia sampai di gerbang sekolah mama Valdo menitipkan sesuatu untuk Valdo, bekal makanan. Tadi pagi Valdo memang tidak sempat sarapan, jadi Rika mengirimkan bekal.
"Astaga, Valdo hampir aja gue lupa," kata Dita sambil mengambil kotak makan itu di tas milik Dita. "Mau kemana dit?" Tanya Aurora.
Sambil jalan Dita menjawab "Nganterin ini ke kelas fisika satu." Hal itu membuat Aurora bergegas untuk menyusul langkah Dita. "Ikut," kata Aurora sambil senyum ceria seolah olah ia semangat untuk ke kelas fisika satu.
Dita melirik aneh ke arah Aurora, tidak biasanya Aurora seperti ini. "Tumben lo semangat banget, karena mau ketemu Fian?" Tanya Dita memainkan alisnya menggoda temannya itu. "Ah nggak juga," jawab Aurora malu malu. "Gini nih kalau harimau udah jinak."
...."Gue nggak siap yan kalau dugaan gue bener," ucap Valdo.
Kesalahpahaman membuat Valdo menjadi kehilangan moodnya. Ini kelemahan Valdo, dia tidak bisa mengambil keputusan dan resiko nya, alhasil dia terjebak dengan asumsi yang ia buat sendiri padahal itu nggak bener.
Fian mulai jengkel dengan sikap Valdo yang terus seperti ini, Fian menatap Valdo serius "Ini nih yang gue nggak suka dari lo. Lo tuh nggak mau nanyain sesuatu yang sebenernya lo pingin tau"."lo tau? Hal kayak gini yang bikin lo tuh terjebak sama asumsi yang lo buat sendiri do, lo hanya bisa menebak kemungkinan kemungkinan yang belum dinyatakan kebenarannya." Lanjutnya.
Pagi ini Fian mendadak bijak membuat Valdo tertegun dengan kata kata yang terlontar dari mulut sahabat nya itu. "Tapi kalau kebenaran yang gue terima justru buat gue ngerasa kehilangan?" Tanya Valdo.
"Lebih baik lo ngerasa kehilangan dengan satu jawaban daripada lo terus terusan nggak tenang karena memikirkan beberapa kemungkinan yang belum tentu kejadian."
"Di setengah otak lo yang kosong ternyata setengah otak lo bijak juga," ucap Valdo tertegun dengan jawaban jawaban Fian. Begitu terkejut nya Valdo ketika melihat dua gadis yang menuju ke arahnya, Dita dan Aurora.
Fian mengikuti arah pandangan Valdo yang tertuju pada luar kelas. "Aduh pagi pagi udah dapat vitamin aja nih," kata Fian sambil melihat ke arah Aurora. Dita dan Aurora melangkahkan kakinya memasuki kelas fisika satu. "Bekal lo ketinggalan," ucap Dita.
Valdo menerima bekal itu dan berkata "Makasih ya" dengan sedikit canggung. "Wah pasutri baru pagi pagi udah romantis romantis an," ucap salah satu siswi . "Lah jadi beneran kalian udah nikah?" Tanya salah satu siswi kelas fisika satu lainnya. Valdo dan Dita hanya saling tatap tidak mengerti. "Maksud nya?"Tanya Dita.
"Loh bukannya kemarin elo bikin story akad nikah dit?. Terus sekarang lo bawain Valdo makanan yang kata lo ketinggalan, berarti kalian serumah dong? Udah bilang aja nggak papa kan sekarang yang nikah waktu masih sekolah banyak dan nggak semua yang nikah muda hamil duluan kan?"
Dita dan Valdo saling pandang. "Jadi pada ngira Dita nikahnya sama gue?" Batin Valdo. Dita terkekeh ketika paham bahwa ternyata banyak yang salah paham tentang storygram yang dibuat semalam. "Oh kemarin emang ada nikahan, kalian kapan nyusul?" Kata Dita bercanda.
Aurora yang sudah tahu yang sebenernya terjadi berusaha menahan tawa. "Dit, ikut gue sebentar," ucap Valdo datar. Dita mengikuti langkah Valdo keluar dari kelas menuju taman dekat kelas fisika.
"Lo beneran udah nikah?" Tanya Valdo setelah sampai di taman. Dita tersenyum mendengar pertanyaan Valdo. "Emang kenapa kalo misalnya gue udah nikah?"
Valdo sedikit melangkah menjauh dari Dita dan menghembuskan nafasnya kasar. "Jadi waktu lo ketemu sama Fian di toko perhiasan itu lo beneran beli cincin nikah?"
"Iya"
"Terus waktu lo ketemu sama gue di toko kado? Beli seserahan?"
"Tepat sekali"
Valdo terkekeh sedikit kecewa dengan jawaban Dita. "Selamat dit, lo emang pantes dapet seseorang yang lebih baik dari gue, yang bisa kasih kepastian kan?"
"Selamat, untuk?"
"Kan lo udah nikahan, ya selamat menempuh hidup baru. "
Dita tertawa keras mendengar ucapan Valdo. "Valdo valdo, lo tuh terjebak sama asumsi lo sendiri. Karena lo cuma menerka nerka suatu kejadian dan lo simpul in sendiri dan lo terlalu yakin kalau asumsi lo benar."
"Kenapa sih nggak lo nggak Fian mempermasalahin asumsi gue?"
"Nggak ada yang salah sama asumsi lo, cuma kurang tepat."
"Dit, plis kalau ngomong bisa yang simpel aja nggak sih? Yang langsung bisa gue cerna gitu?"
"Apa yang lo bilang tadi bener, gue emang ke toko itu untuk beli yang tadi lo bilang, tapi bukan buat gue. Buat kak aqell dan yang nikah semalam ya kakak gue bukan gue, dari tadi gue nggak sebut kalau yang nikah gue kan? Tapi orang orang udah pada nyimpulin kalau itu gue," kata Dita terkekeh pelan.
Valdo ternganga dengan ucapan Dita. "Jadi lo belum nikah?" Tanya Valdo. "Ya belum lah orang lo belum lamar gue," katanya pelan mendekat ke arah Valdo. Valdo tersenyum mendengar ucapan Dita. Dita berjalan mundur sambil tersenyum ke arah Valdo.
BERLANJUT....
🥑🥑🥑
HALLO GUYSKU! APA KABAR?
semoga sehat selalu, maaf banget baru bisa update sekarang karena ada kerjaan lain hehe. Btw makasih ya udah mau baca cerita aku sampai sekarang, makasih banget💛.Jangan lupa vote ya, nulis kayak gini mikir juga tau. Hargai kerja dan ide ide aku ya, terimakasih orang baik 💛.
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Atom
Teen FictionTerjebak diantara memilih melupakan tapi takut gagal atau membiarkan perasaan itu tetap ada namun takut dia tidak memiliki rasa yang sama. Ya,itu yang saat ini Dita rasakan. Terjebak dengan orang yang seharusnya sudah hilang dari circle Dita. kalau...