Bab 6: Nostalgia

214 48 18
                                    

Tidak semua kejadian yang menyenangkan baik untuk dijadikan kenangan
Tetapi tidak mudah juga untuk dilupakan
....

Apa sih yang selalu membuat murid murid senang?. Bebas pr?, jam kosong?, pulang lebih awal? Atau libur sekolah?. Semua itu tergantung oleh masing masing orang. Jika pulang lebih awal membuat murid-murid senang tapi tidak dengan Dita. Kenapa?,Karena setiap ia dipulangkan lebih awal ia selalu bingung bagaimana caranya pulang.

Memantau ponsel dan menunggu kabar dari kakaknya adalah kebiasaan Dita ketika dipulangkan lebih awal dari biasanya. Dita harus terpaksa menaiki angkutan umum jika kakaknya masih ada kelas di kampusnya.

"Dita"

" nggak ada yang jemput kan?"

Selalu, kehadiran Valdo selalu saja muncul tiba-tiba. Udah kayak hantu emang anaknya. "Belum tau" jawab Dita singkat.

"Ikut gue yuk"  kata kata itu membuat Dita dipaksa untuk berfikir keras sebelum mengambil keputusan.

"Kemana?"."Udah ikut aja" jawabnya enteng, dia tidak tahu saja bahwa Dita sudah menerka nerka apa yang terjadi pada dirinya setelah ini. Apakah Valdo hanya iseng pada Dita atau Valdo punya niat untuk mengerjai Dita, secara kan Valdo orangnya jahil.

"Lo mau ngerjain gue ya?" Tuduh Dita. "Dih, kurang kerjaan banget. Lagian lo kenapa sih selalu berpikiran buruk tentang gue?"

Dita hanya termenung tidak mengambil tindakan apapun sampai akhirnya Valdo menarik dasi Dita seperti biasa. "Heh, lepasin nggak! Gue bisa kali jalan sendiri". "Lo kenapa sih demen banget narik narik dasi gue?" Tanya Dita meminta penjelasan.

"Coba deh lo pikir,masa iya gue gandeng tangan lo, entar dikirain mau nyebrangin anak TK lagi" jelasnya. Perkataan itu membuat Dita melirik tajam ke arah Valdo,dan Valdo hanya bisa menahan tawanya ketika melihat ekspresi Dita.

"Terus maksud lo. Lo milih narik dasi gue karena lo ngira gue kambing?" Tanya Dita mulai kesal dengan Valdo.
"Nah itu pinter" jawab Valdo tanpa rasa bersalah.

"Pinter pinter, makan tuh pinter!" Ucap Dita sambil menoyor puas kepala Valdo. Tanpa rasa bersalah,Dita malah tertawa puas kemudian lari.

Melihat hal itu Valdo tidak marah dengan Dita, bahkan dia hanya tersenyum tipis diperlakukan seperti itu dengan Dita. Karena dari situ Valdo tahu bahwa Dita yang dia kenal sudah kembali.

....

Gedung dua lantai, halaman yang lumayan luas dan pohon pohon disekeliling menambah kesan hidup. Tempat itu, tempat yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi keduanya. Karena ditempat itu mereka dipertemukan ,ditempat itu mereka juga dipisahkan kemudian dipertemukan lagi dengan rasa yang berbeda. Rasa yang hampir dibunuh mati tetapi selalu gagal karena orang yang memberi rasa hadir kembali.

SMP Tunas Bakhti. Iya, Valdo membawa Dita kesitu, entah untuk apa Dita belum tahu. "Do, lo ngapain bawa gue kesini?" Tanya Dita. "Mau balikin lo kesini,lo tuh belum cocok jadi anak SMA"

"Lo bener do, orang imut imut dan awet muda kayak gue tuh belum pantes dikalangan yang tua kayak lo"

"Kalau pendek pendek aja, nggak usah bawa bawa imut kalik, jijay"

"Kalau tua tua aja kalik, ngomongnya nggak usah di imut imutin, najis" kata Dita memutar balik perkataan Valdo dengan tawa yang sudah tidak bisa di bendung lagi.

"Sa ae lo" kata Valdo lalu ikut tertawa.

Tak jauh dari arah mereka terlihat wanita paruh baya yang baru saja keluar dari salah satu ruangan dengan pakaian rapih, dan beberapa buku yang ada di tangan kirinya. Dari sekilas raut wajahnya sudah bisa dilihat bahwa beliau merupakan guru yang ramah.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang