Bab 8: Titisan Heisenberg

226 42 25
                                    

Entah kamu sedang menjelma menjadi seorang Warner Heisenberg yang terkenal dengan ketidakpastian atau Wolfgang Pauli yang terkenal dengan larangan. Yang pasti, kamu adalah orang yang sulit untuk dilupakan.
....

Aku baru sadar bahwa selama ini aku jatuh cinta pada titisan Warner Heisenberg yang penuh dengan asas ketidakpastian.
Dengan sifatnya yang mungkin bisa kusebut seperti Wolfgang Pauli yang terkenal dengan asas larangannya.
Sepertinya kamu sangat mendalami peranmu sebagai pauli yang selalu melarangku untuk pergi tapi menetap pun tak pernah kau hargai.
Tapi ,Sampai kapan aku harus bertahan dengan heisenberg yang tak pernah memberi kepastian?

Bila aku tahu sejak awal bahwa mencintaimu itu HNO3 yang tak berwarna dan menyebabkan luka
Maka aku akan lebih memilih mengenal asam sulfat daripada asam nitrat.

Sebenarnya aku bisa mengubah rasa itu. 
Tapi aku tahu
Mengubah rasa suka menjadi benci itu tidak semudah menyelupkan kertas lakmus merah pada larutan basa yang seketika akan berubah menjadi biru.

Entah kamu sedang menjelma menjadi seorang Warner Heisenberg yang terkenal dengan ketidakpastian atau wolfgang Pauli yang terkenal dengan asas larangan.
Yang pasti, kamu adalah seseorang yang ketika diingat akan menyakitkan namun sulit untuk dilupakan.

-Adita Kaerani

Valdo hanya termenung ketika selesai membaca tulisan Dita yang di upload tadi malam di mading web sekolah. "Apa gue sejahat itu sama lo dit?" Tanya Valdo pada dirinya sendiri dalam hati. Pagi pagi seperti ini valdo di suguhi dengan rasa bersalahnnya pada Dita.

"Assalamualaikum tante"

" waalaikumussam, sini yan sarapan dulu" kata Rika mempersilahkan Fian untuk ikutan sarapan.

"Waduh, makasih tante, ngrepotin". " nggak nggak ngrepotin kok santai aja"

"Mas fian" panggil cecil pelan kemudian melirik ke arah Valdo memberikan kode pada Fian. "Kenapa?" Tanya Cecil dengan gerakan bibir.

Fian yang paham dengan maksud Cecil, ia pun menengok ke arah Valdo yang hanya diam tak seperti biasanya. Pandangan Fian beralih pada ponsel yang berada di genggaman Valdo. "Yaelah,do. Sarapan dulu kali, pagi pagi udah baca mading. Sok rajin lo" kata Fian menyadarkan lamunan Valdo.

"Lagian lo baca puisinya dita, nggak akan paham lah puisinya aja berbasis materi kima gitu. Hanya orang orang pinter yang paham maksudnya, lo sadar diri aja" kalimat Fian membuat semua yang dimeja makan tertawa.

"Sialan"

....

"Kak, balik dulu yuk. Buku pr mtk gue ketinggalan"Kata Dita panik. Aqella melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 06:43. "Dek, kalau kita balik ntar lo telat"

"Daripada nanti gue dihukum ngerjain seratus lima puluh soal mtk"

"Mantep dong" kata Aqella dengan tawa.

Aqella menuruti kemauan adiknya untuk balik ke rumah mengambil buku pr-nya. Dengan buru buru, Dita masuk kedalam kamarnya dan mencari keberadaan buku pr-nya. Setelah menemukan benda yang dimaksud, Dita  bergegas untuk melanjutkan perjalanannya ke sekolah.

Saat ia turun dari mobil ia sudah mendapati pintu gerbang yang sudah tertutup. "Pak, tolong bukain pak!" Teriak Dita pada pak satpam yang tengah tertidur. Satpam di Citra Bangsa memang seperti itu, karena beliau sudah cukup berumur maka beliau sering sekali ketiduran.

Pak kamdi, Satpam yang lumayan lucu tapi pendengarannya sedikit berkurang. Mungkin karena sudah cukup berumur.
"Pak kamdi!, tolong bukakin pak" Teriak Dita. Teriakan Dita yang cukup keras kini berhasil membangunkan pak Kamdi dari tidurnya.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang