Bab 14: Pelaku.

121 30 26
                                    

Telur busuk disembunyikan kemanapun baunya akan tercium tepat pada waktunya
....

"Kalau menurut gue sih, pelakunya udah pasti orang benci sama dita, makannya ngelakuin itu" kata Nadia.

Mendengar Nadia berbicara seperti itu, yang ada di benak Dita adalah Fransiska dan Chika. Ia ingat bagaimana hari itu ia sempat bertemu dengan Fransiska dan Chika di kamar mandi lalu mereka bilang "Woy dita, gue bales lo ntar" kini, kepala Dita hanya terfokus dengan ingatan itu.

"Orang yang benci gue?. Siska sama chika?"

Kalimat tanya yang dilontarkan Dita membuat semuanya terkaget. Karena mereka tidak tahu apa masalah Dita dengan dua orang itu.

"Lo ada masalah sama siska,chika?" Tanya Valdo spontan. Dita mengangguk "seriusan dit?" Tanya teman teman ceweknya.

"Kapan, kok nggak pernah cerita?" Tanya Aurora. "Baru sih"

"Gara gara apa?" Tanya Valdo. "Puisi yang gue kasih ke elo". Valdo kaget mendengar jawaban dari Dita.

"Kok bisa?"

"Jadi mereka tuh ngatain gue murahan karena gue ngasih puisi yang waktu itu, nah karena gue males ngeladenin mereka gue pergi gitu aja, eh mereka malah nahan gue buat pergi, dan mereka nyuruh gue buat ngeladenin mereka, ya gue males lah kurang kerjaan banget"

"Ya iya lah, gue juga males kalik ngeladenin cabe cabe kek mereka terus mereka bilang mau bales gue" ujar Sarah mengomentari.

"Betul sar gue juga mikir gitu, makannya gue bilang ke mereka kalau gue nggak minat ribut sama binatang" jelas Dita.

"Anjir, mulut lo dit" komentar Fian.

Dita tertawa sebentar "gue dapet kata katanya di instagram sih"
"Cerita lo masuk juga sih sama kasus ini, bisa aja mereka bales dendam sama lo" ujar Nadia.

"Dit, lagian lo ngapain sih kayak gitu ke mereka, lo tau sendiri kan mereka gimana?" Kata Valdo.

"Do,masa gue mau diem aja?"
Benar juga yang dikatakan Dita, kalau ia diam saja kemungkinan besar Dita dianggap cupu dan Siska lebih menjadi jadi.

"Ya bukannya gitu dit, gue cuma-"

"Cuma apa?"

"Gue nggak mau lo kenapa kenapa!" katanya sedikit membentak, Dita langsung diam ketika Valdo berkata seperti itu. Tapi tidak bagi teman temannya Dita, mereka tersenyum melihat Dita diperlakukan seperti itu. "Dit, lo tau sendiri kan mereka itu pendendam. Lo harusnya diem aja nggak usah ngomong kayak gitu". "Kalau mereka masih dendam ke elo gimana?" Lanjutnya dengan nada melembut.

"Emang kenapa kalau mereka dendam?, ngajak debat?. Gue jabanin!" Jawab Dita penuh percaya diri. "Lagian lo denger sendiri kan tadi bu sandra bilang apa?, dia nggak akan bisa bully gue"

Mendengar ucapan Dita, Valdo masih tidak yakin dengan ucapan itu. Siska nggak mungkin semudah itu buat nurut perintah guru, Siska dan Chika mungkin memang tidak akan membully Dita lagi disekolahan, tapi bagaimana bila diluar sekolah?. Siska dan Chika itu sangat pendendam, bahkan dendamnya tidak pernah main main.

"Lo yakin kalau siska nurut sama gertakannya bu sandra?" Tanya Valdo.

"Ya-yakin" ucap Dita patah patah seolah olah masih kurang yakin dengan jawabannya.

"Nggak, gue nggak yakin" kata Valdo. "Gue juga nggak yakin" susul Fian. "Iya dit, siska nggak semudah itu buat ngelepasin musuh" kata Sindy.
"Lagian siska itu nggak akan tanggung tanggung kalau balas dendam, bullyan lo kemarin itu nggak mungkin puas bagi siska" kata Sarah.

Planet AtomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang