"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!"
Perkataan Relin barusan sukses membuat Puspa-sang Mami menoleh dari majalah fashion yang ia baca.
"Kamu serius?" tanya Puspa dengan pupil mata melebar.
Relin yang kepalang lelah dalam mencari lowongan pekerjaan di koran, website dan ngirim menfess di autobase twitter sontak mengangguk keras. Sepertinya menikah adalah salah satunya cara agar ia bisa lepas dari betapa struggle-nya perjuangan dalam mencari pekerjaan selepas graduate. Ditambah sekarang dia sedang butuh support system karena tiga bulan lalu baru saja putus dengan Fabian-sang mantan detik-detik menjelang wisuda.
"Yasudah, kalau emang itu mau kamu nanti Mami akan carikan pria yang tepat untuk kamu nikahi," ucap wanita modis dengan gaya rambut pendek sebatas bahu itu riang. Menanggapi hal itu Relin hanya mencibir pelan.
"Boleh, tapi yang kaya ya, Mi. Relin gak mau hidup susah."
Lihat, bahkan dia masih sempat-sempatnya memberi request-an untuk bakal calon suaminya kelak.
Puspa berdecak pelan sembari menyesap teh yang ada dalam mug-nya. "Gampang," kata wanita itu lalu mengibaskan tangannya. "Mami punya banyak kenalan yang anaknya bisa dijadiin calon menantu."
"Baguslah, tapi Mi selain kaya jangan lupa mukanya juga harus good looking. Buat apa kaya kalau selama nikah, Relin harus tersiksa liat mukanya setiap hari. Relin mau suami yang nantinya bisa memperbaiki keturunan keluarga kita. Biar anak Relin dan cucu Mami nanti jadi cakep-cakep, gitu."
Puspa terkekeh mendengarnya. "Kamu tenang aja. Mami pasti akan memperhatikan bibit, bebet dan bobotnya. Kamu tahu kan kalau selera pria kita itu sama?"
Relin menjentikkan jari. "You got that point!"
Melihat Puspa yang mulai bangkit dari kursi yang ada di teras sontak membuat Relin mengangkat alis heran.
"Lah, Mami mau kemana?" tanya wanita itu.
Puspa berdecak pelan. "Mami mau tanya temen-temen Mami. Kali aja ada anaknya yang sedang mencari calon istri."
"Gercep amat," komentar Relin tak menyangka Maminya akan secepat tanggap ini.
"Iya dong, Mami kan udah gak sabar punya menantu," kata Puspa sebelum melenggang begitu saja ke dalam rumah.
Relin mendengus pelan sambil merapikan koran-korannya ke dalam keranjang. Ngomong-ngomong soal menikah, Relin awalnya sama sekali tak terpikirkan tentang hal itu. Jujur itu adalah kalimat spontan yang keluar dari mulutnya karena begitu lelah dalam mencari pekerjaan. Maklum saja dia kan bisa dibilang fresh graduate yang ibaratnya baru keluar dari oven.
Tapi, kalau semisalnya ada pria yang mau menikahinya detik ini juga, Relin jelas tak ada masalah sama sekali. Asalkan bisa mencukupi kebutuhannya dan mereka berdua saling menyukai, why not? Relin pikir ini adalah jalan pintas agar ia bisa lepas dari struggle-nya mencari pekerjaan. Lingkaran setan ini harus segera di akhiri agar ia tidak kelepasan gila dan berakhir di rumah sakit jiwa.
Dan poin penting yang harus kalian garis bawahi adalah Relin sama sekali tak pernah keberatan jika ia harus menikah dengan seorang pria hasil dari perjodohan. Selama pria itu masuk ke dalam kriterianya, Relin pikir tak ada salahnya untuk dijalani. Dan ngomong-ngomong soal perasaan ; Bukankah cinta itu tumbuh karena terbiasa bersama? Oh, c'mon siapa sih pria yang tak akan jatuh cinta pada Narentia Relin Puspawijaya?
a/n : 05 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]
Romance"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!" Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...