"Kamu sekarang kurusan ya?" tanya Farida saat memasuki kediaman anak dan juga menantunya itu.
"Enggak kok, Oma. Biasanya juga segini," balas Kavi.
"Apanya yang segini? Biasanya badan kamu tuh lebih berisi. Pokoknya nanti Oma akan masak gulai ayam kesukaan kamu biar kamu makannya lahap," ujar wanita itu paling tak bisa melihat cucunya kurus dan menderita. Walau sebenarnya tubuh Kavi bisa dikatakan ideal karena pekerjaan menuntutnya untuk tampil fit dan bugar setiap hari.
Kavi hanya mengangguk, mengiyakan.
"Ngomong-ngomong Oma gak suka sama gadis yang akan Mira jodohkan denganmu itu. Lihat saja dandanannya tadi. Norak dan gak beraturan. Kayak anak TK mau pawai tujuh belasan. Mana gaunnya warna ungu lagi. Oma saja yang udah janda gak suka pake warna itu. Masa iya dia yang masih gadis pede-pede aja pake warna mencolok kayak gitu," komentar Farida menjurus pada sosok Relin yang baru saja ia temui tadi. "Bikin malu saja kalau sampai cucuku yang gagah ini dapet istri seperti itu. Amit-amit."
Perkataan Farida barusan sontak membuat Kavi tertegun seketika. Dia sama sekali tak menyangka Oma-nya akan memberi penilaian sejahat itu tentang Relin. Ya, walaupun dia sendiri juga tidak setuju dengan adanya perjodohan ini. Hati kecilnya tetap tak bisa berbohong dengan menyembunyikan fakta bahwa sebenarnya Relin adalah wanita yang baik.
"Oma gak boleh ngomong gitu. Gak baik," tegur Kavi, mengingatkan.
"Ya emang itu toh kenyatannya? Ibumu itu gak becus dalam nyari menantu. Jangankan buat jadi istri, berdiri sebelahan sama kamu aja dia gak pantes. Kebanting jauh," ucap Farida melanjutkan.
Kavi termangu mendengarnya. Ada sesuatu dalam dirinya yang merasa tak terima aaat mendengar perkataan Farida barusan. Baginya itu terdengar keterlaluan. Bagaimana jika Relin mendengarnya? Pasti wanita itu akan merasa sangat sedih.
"Mama udah sampai?"
Dari arah berlawanan, Mira datang menghampiri anak dan juga Ibu mertuanya tersebut. Membuat obrolan antara nenek dan cucu itu terhenti begitu saja.
Mira menyalami tangan Ibu mertua sebelum beralih menatap Kavi. "Relin mana, Kav? Katanya kamu mau jemput dia."
"Tadi dia..." Kavi spontan menoleh ke belakang untuk mencari penampakan wanita itu. "Kayaknya masih di mobil."
Tak berselang lama dari pintu depan Relin mulai masuk sambil membawa beberapa plastik belanjaan milik Farida tadi. "Assalamualaikum, Tante!" sapanya riang seperti biasa.
"Kok Relin yang bawa, sih?" protes Mira pada Kavi. Terlebih saat melihat tubuh Relin yang kecil kini terlihat kesusahan membawa penuhnya plastik berisi barang belanjaan di kedua tangannya. "Harusnya kan kamu."
"Mama yang nyuruh dia bawa. Lagian cucu Mama udah capek nyetir. Masa iya harus disuruh bawa barang belanjaan," kata Farida sambil mengusap lengan Kavi lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]
Romance"Mi, Relin capek cari kerja mulu. Mau nikah aja!" Relin tak menyangka kalau perkataannya pada sang Mami waktu itu membuat ia jadi terjebak dalam sebuah perjodohan bersama Kavi Abiputra-seorang aktor terkenal yang sedang naik daun lantaran perannya d...