20] Move On

55.9K 4.6K 61
                                    

Relin terpekur di salah satu kursi yang tersedia di toko kue milik Rasti dengan sepiring cheese cake di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Relin terpekur di salah satu kursi yang tersedia di toko kue milik Rasti dengan sepiring cheese cake di hadapannya. Melihat beberapa pasangan mulai masuk ke dalam toko itu dan duduk di hadapannya membuat perasaan Relin jadi semakin tak terkendali. Padahal rencananya untuk keluar tadi adalah supaya ia bisa lepas dari patah hati. Namun yang ada setelah sampai disini dan melihat banyaknya pasangan yang duduk bersama dengan begitu mesra membuat jiwa jomblonya semakin meronta-ronta.

Terlebih saat melihat di ujung sana Rasti sedang mengambilkan kue yang dipesan oleh pelanggan bersama Rama—sang pacar yang katanya akan menjelma sebagai suaminya beberapa minggu lagi.

Apakah cuma dia di dunia ini yang jomblo?

Relin lambat laun mulai menghela napas kasar. Dari depan ia bisa melihat sebuah mobil mini cooper berhenti di parkiran toko. Seorang pria dengan kemeja putih dan celana hitam tampak keluar darisana. Mengelilingi mobil sebelum akhirnya membuka pintu depan.

Relin berdecak saat mengetahui kalau itu ternyata adalah Denis dan juga Rahma. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak SMA. Kayaknya sih Denis udah lama naksir Rahma, tapi sayangnya wanita itu hanya menganggap Denis sebagai teman. Agak menyedihkan sih kalau pria setampan dan semapan Denis harus terkena friendzone. Tapi, mau bagaimana lagi Rahma sepertinya tipikal wanita yang tidak peka akan kode. Padahal jelas-jelas Denis suka padanya tapi tetap saja mengelak dengan mengatakan kalau mereka berdua hanya teman.

Walau disisi lain, Relin juga salut dengan kegigihan Denis yang selalu ada untuk Rahma.

Hmm, kalau dipikir-pikir kapan ya ada pria yang mau memperlakukannya dengan cara semanis itu?

Semenjak putus dari Fabian, Relin memang merasa hatinya semakin kosong. Bukan karena ia masih belum bisa move on dari pria itu, tapi lebih tepatnya ia jadi merindukan bagaimana rasanya diperhatikan oleh lawan jenis. Seperti dikirimkan pesan, ditelfon saat malam hari, diajak jalan-jalan. Semuanya Relin ingin sekali merasakan hal itu.

Relin tersenyum dan balas melambaikan tangan pada sosok Denis yang menyapanya di depan sana. Ternyata pria itu masih mengingat wajahnya. Manner Denis memang tak perlu diragukan. Rahma beruntung disukai pria sebaik itu.

"Kenapa lo? Tumben ngajak ngumpul. Biasanya gak ada inisiatif sama sekali," sindir Rahma sebelum duduk di kursi yang ada sebelah Relin.

Relin mencibir begitu saja. "Ma, coba deh lo tanyain ke Denis kali aja dia ada temen yang lagi butuh pacar."

"Hah?" Rahma mengerutkan dahi tak paham.

"Gue capek jomblo," lanjutnya sambil merengek pelan.

"Lah bukannya kemarin pas lagi sakit lo dikirimin bunga ya sama doi lo?" tanya Rahma sambil mengingat-ingat kejadian waktu itu.

"Gak usah bahas dia lagi," ujar Relin benar-benar ingin move on dari sosok Kavi.

"Lah putus?" tanya wanita itu lagi.

So I Married A Famous Actor? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang